Kita lahir dari zaman edan
Geliat kehidupan penuh dengan lelucon
Kita tak pernah tahu dan menahu
Kita senantia setia atas kedunguan ini
Keadaan mengundang iba
Air mata yang mengalir menusuk-nusuk hati
Diri memaksakan masuk pada piranti segala waktu
Mencobai hal-hal baru
Hem ...hem .. hem, rupanya kita pun asyik terbuai
Lalu setelah itu........!
Di pembuangan kita menyalakan hidup...!!!
Terbuang dari kemashuran
Kemashuran yang dipuja-puja
Puja segala waktu, puja pada ke-pujian
Setiap peluh yang mengalir adalah doa
Harap dan doa menyatu dalam satu kesaksian
Setiap saat kita asyik berdoa
Setiap doa, adalah keinginan mengembalikan diri
Setiap diri berlomba memberi
Demi terselamat dari nyeri api
Tubuh terkapar di gurun
Sejarah menyaksikan ketelanjang diri
Di gurun tak bertuan, segala pengakuai usai
Diri berseru-seru, “untung Tuhan tak tuli”
Sekarang bukan dulu, bukan masanya Adam-Hawa
Abad yang canggih ini memisah raga dangan yang nyata
Yang tak nyata bagai fiksi
Segala yang fiksi menjadi pelipur sesaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar