Salam
untuk teman-teman di Dunia Maya. Biarkan salamku menyertai langkah dan denyut
nadi kalian. Teman-teman Dumai, ada beberpa hal yang menarik yang bisa kita cermati
dari kebiasaan di dalam kehidupan dan keseharian kita baik itu mulai dari hal terkecil-sekala
besar. Tapi dalam hal ini saya tidak perlu mendefinisikan apa hal
terkecil-terbesar itu. Karena saya yakin teman-teman pasti memiliki ukuran
berbeada, tapi setidaknya kita bisa merefleksikan apa dan bagaimana itu terjadi
pada kita. Dan yang tau kejadian itu tentu bukan saya, melainkan teman-teman
sendiri.
Teman-teman,
pernah-kah kita bertanya pada diri sendiri mengapa banyak diantara kita yang sering mengeluh
dengan keadaan yang kita dijalani saat ini. Apa yang sampaikan di sini berdasarkan
apa yang saya liat dan ikuti dari beberapa statsu FB/Twitter teman-teman. Bahkan
dari sekian status teman-teman saya sering membaca ada semacam pesimistis
terhadap perjalanan hidupnya.
Saya
pernah membayangkan begini, seandainya semua pengguna maya sama-sama memberikan
motifasi dan semangat dalam menapaki kehidupan, tentu akan tercipta satu
dinamika yang lebih konstruktif. Tapi itu hanya bayangan yang jauh dari
kenyataan. Oke lah itu adalah fenomena sosial yang kita hadapi, mudah-mudahan
kita bisa mengambil hikmah terbaik dari apa yang kita lihat dan baca dalam
kehidupan kita.
Teman-teman
yang diberkahi Tuhan, harapku kalian selalu ada dalam lindungan dan kasih-Nya. Sunguh
apa yang tengah kita nikmati saat ini, ini semua merupakan anugrah terindah
dari kekuasaan dan kemahaagungan Tuhan sebagai pencipta (pengatur alam semesta)
Maka
syukur adalah cara sederhana yang bisa kita lakukan. Dan saya piker kesadaran akan
kebersyukuran adalah satu hal yang niscaya bagi kita selaku hamba-Nya. Kalau kita
mencoba menghitung nikmat yang Tuhan berikan, tentu kita tidak mungkin punya
kemampuan dan kekuatan untuk mengkalkulasi seberapa banyak dan bersar nikmat
yang Tuhan curahkan kepada kita semua, maka syukur adalah prasyarat pokok bagi
seorang hamba.
Teman-temanku
tanpa kita sadari kehidupan kita saat ini benar-benar telah mengalami perubahan
yang sangat pesat, capaian dan kemajuan dunia modern menjadikan kita sebagai
mahluk yang berketergantungan sangat pada kecanggihan modern itu sendiri (Hp,
Internet dll). Bagi teman-teman yang terbiasa menggunakan hp, kemudian hp itu
hilang barang sejenak, pasti ada semacam kegelisahan (seperti ada sesuatu yang
kurang) yang teman-teman rasakan. Begitu pun bagi teman-teman yang suka
memanfaatkan internet atau aktif mengunakan media jejering sosial akan
merasakan ketergantungan yang sama sebagaimana kita berketergantungan pada hp.
Syukur
bila alat-alat modern itu menjadi alat yang mampu merekontruksi social atau alat-alay
itu kita jadikan sebagai alat untuk merekaya sosial kearah yang lebih baik dan
positif. Semisal menjadi alat untuk saling menasehati dan mengingatkan satu
dengan yang lain. Sarana dakwa. Bila itu yang terjadi tentu hal itu sungguh
sangat laur biasa. Dan jangan sampai kita menjadi korban dan terkorban oleh
majuan yang ada.
Kemajuan
teknologi di satu sisi memang sangat membantu dan mempermudah akses kita dengan
sahabat, kolega, atau patner bisnis kita. Dengan adanya hp, Fb-twitter dll, kita bisa melakukan pembicaraan dari satu
tempat ketempat yang lain, bahkan bisa antar atau lintas negara dengan biaya
yang murah cepat dan simpel. Itu lah kemudahan yang disajikan oleh capaian
teknologi kita.
Teman-teman,
dunia yang kita tapaki saat ini adalah dunia di mana kita bisa saling menyapa
dan berintraksi satu dan yang lain dengan mudah dan cepat. Ini lah satu capaian
teknologi modern saat ini. Dan kata orang “ini adalah era cyber”.
Melihat
kemajuan dan perkembangan tegnologi kian hari semakin canggih. Adakah diantara
teman-teman yang mencoba berfikir kira-kura apa yang akan kita suguhkan atau
kita tandingkan dalam kancah persaingan teknologi saat ini. Apakah ia kita
hanya akan terus menjadi konsumen “pemakai saja”. Tidakkah diantara teman-teman
yang memiliki impian untuk menciptakan satu temuan-temuan baru guna menjawab
tantangan dunia global saat ini.
Jangan
samapai kemajuan yang kita capai ini melenakan disis lain. Atau bahkan
menjadikan kemerosan moral kita. Tugas kita adalah terus melakukan ikhtiar guna
mengimbangi kemajuan ini dengan yang dewasa. Artinya apa, kita mesti tetap
menjujung nilai-nilai karakter yang sejalan dengan kebenikaan.
Kita
memang tidak bisa lepas dan lari dari persoalan-persoalan yang biasa dan kerap
kita jumpai seperti, pelanggaran etika social, pergaulan yang menyimpang. Dari
sekian penyimpangan diantaranya ialah penyimpangan yang bersifat fatal (sex
bebas dan penggunaan obat terlarang, pembunhan dll). Mengapa penyimpangan-penyimpangan
itu terjadi bahkan akhir-akhir ini kian meningkat apakah ini ada kaitannya
dengan perkembangan yang kita hadapi saat. Jawabnya ia, dan sangat berkaitan.
Pertanyaan
selanjutnya ialah apa yang mesti kita lakukan sebagai generasi, apakah kita
akan mengutuk kemajuan ini sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang. Saya piker
kita harus melakukan satu gerakan morah, yaitu kembali pada nilai-nilai
sepritual yang diajarkan oleh agama. Saya yakin dan hakqul yakin bahwa persoalan/masalah
social modern ini tidak bias kita lepaskan dari peran atau nilia-nilai agama.
Artinya
apa, mari kita pergunakan kemajuan modern ini untuk kebermanfaatan yang
konstruktif dan demi kemaslahatan ummat. Kita harus pandai-pandai mengelola
kemajuan untuk hal-hal yang positif. Hal nigatif tidak mungkin ditiadakan
secara total karena hal itu juga bagian, atau sebagai pembanding terhadap yang
baik. Namun menyerah dan pasrah terhadap keadaan yang tidak baik justru
menandakan bahwa kita telah kehilangan nilai-nilai dan sepirit keberagamaan.
Menghindar
dari kemajuan dan dinamika modern saat ini sama dengan menggali kuburan. Tapi larut
dan ikut arus, juga sama dengan menyerahkan pada kematian social. Maka apa yang
mesti kita lakukan. Tak lain kita harus berpikir jangka panjang, jangan kita berleha-leha
dengan kemajuan yang ada saat ini. Kita harus berpikir keras guna melakukan
penataan dan perbaikan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Teman-temanku
yang baik. Dalam hal ini saya tidak untuk menggurui kalian. Sama sekali tidak. Apa
yang saya urai di atas hanyalah satu pembacaan atas keadaan yang saya sendiri
mengalaminya. saya pun sampai saat ini terus berpikir dan berusaha untuk
mengambil satu pelajaran dari apa yang saya lihat dan hadapi.
Saya
percaya pada satu pepatah bahwa perbaikan dan kebaikan itu tidak bisa
dimonopoli oleh satu kelompok dan ras tertentu. Kebaikan tidak dan bukan hanya
jadi milik otoritas social seperti kyia’I dll. Oleh sebab itu selama ada niatan
untuk terus belajar, saya pikir semua memiliki hak dan kesempatan yang sama.
Dan jangan
sekali-kali kita pesimis lantaran kita salah atau dicap salah, lantas kemudian
menghukum diri atas kesalahan. Apakah kita tahu slah itu benar-benar salah,
tidak teman, kita tak benar tahu apa rencana Tuhan atas salah yang kita
lakukan. Tapi jangan pula kemudian kita bangga dan berbusung dada atas salah
yang kita telah menyadarinya. “sebaik-baik dari manusia bukan manusia yang
tidak pernah melakukan kesalahan, namun sebaik dari manusia ialah menyadari
akan kesalahannya dan kemudian memperbaikinya (Taubatan nasuhan).