"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Selasa, 18 Desember 2012

HIDUP DI ERA KE-KINI-AN

Salam untuk teman-teman di Dunia Maya. Biarkan salamku menyertai langkah dan denyut nadi kalian. Teman-teman Dumai, ada beberpa hal yang menarik yang bisa kita cermati dari kebiasaan di dalam kehidupan dan keseharian kita baik itu mulai dari hal terkecil-sekala besar. Tapi dalam hal ini saya tidak perlu mendefinisikan apa hal terkecil-terbesar itu. Karena saya yakin teman-teman pasti memiliki ukuran berbeada, tapi setidaknya kita bisa merefleksikan apa dan bagaimana itu terjadi pada kita. Dan yang tau kejadian itu tentu bukan saya, melainkan teman-teman sendiri.


Teman-teman, pernah-kah kita bertanya pada diri sendiri mengapa  banyak diantara kita yang sering mengeluh dengan keadaan yang kita dijalani saat ini. Apa yang sampaikan di sini berdasarkan apa yang saya liat dan ikuti dari beberapa statsu FB/Twitter teman-teman. Bahkan dari sekian status teman-teman saya sering membaca ada semacam pesimistis terhadap perjalanan hidupnya.

Saya pernah membayangkan begini, seandainya semua pengguna maya sama-sama memberikan motifasi dan semangat dalam menapaki kehidupan, tentu akan tercipta satu dinamika yang lebih konstruktif. Tapi itu hanya bayangan yang jauh dari kenyataan. Oke lah itu adalah fenomena sosial yang kita hadapi, mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah terbaik dari apa yang kita lihat dan baca dalam kehidupan kita.

Teman-teman yang diberkahi Tuhan, harapku kalian selalu ada dalam lindungan dan kasih-Nya. Sunguh apa yang tengah kita nikmati saat ini, ini semua merupakan anugrah terindah dari kekuasaan dan kemahaagungan Tuhan sebagai pencipta (pengatur alam semesta)

Maka syukur adalah cara sederhana yang bisa kita lakukan. Dan saya piker kesadaran akan kebersyukuran adalah satu hal yang niscaya bagi kita selaku hamba-Nya. Kalau kita mencoba menghitung nikmat yang Tuhan berikan, tentu kita tidak mungkin punya kemampuan dan kekuatan untuk mengkalkulasi seberapa banyak dan bersar nikmat yang Tuhan curahkan kepada kita semua, maka syukur adalah prasyarat pokok bagi seorang hamba.

Teman-temanku tanpa kita sadari kehidupan kita saat ini benar-benar telah mengalami perubahan yang sangat pesat, capaian dan kemajuan dunia modern menjadikan kita sebagai mahluk yang berketergantungan sangat pada kecanggihan modern itu sendiri (Hp, Internet dll). Bagi teman-teman yang terbiasa menggunakan hp, kemudian hp itu hilang barang sejenak, pasti ada semacam kegelisahan (seperti ada sesuatu yang kurang) yang teman-teman rasakan. Begitu pun bagi teman-teman yang suka memanfaatkan internet atau aktif mengunakan media jejering sosial akan merasakan ketergantungan yang sama sebagaimana kita berketergantungan pada hp.  

Syukur bila alat-alat modern itu menjadi alat yang mampu merekontruksi social atau alat-alay itu kita jadikan sebagai alat untuk merekaya sosial kearah yang lebih baik dan positif. Semisal menjadi alat untuk saling menasehati dan mengingatkan satu dengan yang lain. Sarana dakwa. Bila itu yang terjadi tentu hal itu sungguh sangat laur biasa. Dan jangan sampai kita menjadi korban dan terkorban oleh majuan yang ada.

Kemajuan teknologi di satu sisi memang sangat membantu dan mempermudah akses kita dengan sahabat, kolega, atau patner bisnis kita. Dengan adanya hp, Fb-twitter dll,  kita bisa melakukan pembicaraan dari satu tempat ketempat yang lain, bahkan bisa antar atau lintas negara dengan biaya yang murah cepat dan simpel. Itu lah kemudahan yang disajikan oleh capaian teknologi kita.

Teman-teman, dunia yang kita tapaki saat ini adalah dunia di mana kita bisa saling menyapa dan berintraksi satu dan yang lain dengan mudah dan cepat. Ini lah satu capaian teknologi modern saat ini. Dan kata orang “ini adalah era cyber”.

Melihat kemajuan dan perkembangan tegnologi kian hari semakin canggih. Adakah diantara teman-teman yang mencoba berfikir kira-kura apa yang akan kita suguhkan atau kita tandingkan dalam kancah persaingan teknologi saat ini. Apakah ia kita hanya akan terus menjadi konsumen “pemakai saja”. Tidakkah diantara teman-teman yang memiliki impian untuk menciptakan satu temuan-temuan baru guna menjawab tantangan dunia global saat ini.

Jangan samapai kemajuan yang kita capai ini melenakan disis lain. Atau bahkan menjadikan kemerosan moral kita. Tugas kita adalah terus melakukan ikhtiar guna mengimbangi kemajuan ini dengan yang dewasa. Artinya apa, kita mesti tetap menjujung nilai-nilai karakter yang sejalan dengan kebenikaan.

Kita memang tidak bisa lepas dan lari dari persoalan-persoalan yang biasa dan kerap kita jumpai seperti, pelanggaran etika social, pergaulan yang menyimpang. Dari sekian penyimpangan diantaranya ialah penyimpangan yang bersifat fatal (sex bebas dan penggunaan obat terlarang, pembunhan dll). Mengapa penyimpangan-penyimpangan itu terjadi bahkan akhir-akhir ini kian meningkat apakah ini ada kaitannya dengan perkembangan yang kita hadapi saat. Jawabnya ia, dan sangat berkaitan.

Pertanyaan selanjutnya ialah apa yang mesti kita lakukan sebagai generasi, apakah kita akan mengutuk kemajuan ini sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang. Saya piker kita harus melakukan satu gerakan morah, yaitu kembali pada nilai-nilai sepritual yang diajarkan oleh agama. Saya yakin dan hakqul yakin bahwa persoalan/masalah social modern ini tidak bias kita lepaskan dari peran atau nilia-nilai agama.

Artinya apa, mari kita pergunakan kemajuan modern ini untuk kebermanfaatan yang konstruktif dan demi kemaslahatan ummat. Kita harus pandai-pandai mengelola kemajuan untuk hal-hal yang positif. Hal nigatif tidak mungkin ditiadakan secara total karena hal itu juga bagian, atau sebagai pembanding terhadap yang baik. Namun menyerah dan pasrah terhadap keadaan yang tidak baik justru menandakan bahwa kita telah kehilangan nilai-nilai dan sepirit keberagamaan.

Menghindar dari kemajuan dan dinamika modern saat ini sama dengan menggali kuburan. Tapi larut dan ikut arus, juga sama dengan menyerahkan pada kematian social. Maka apa yang mesti kita lakukan. Tak lain kita harus berpikir jangka panjang, jangan kita berleha-leha dengan kemajuan yang ada saat ini. Kita harus berpikir keras guna melakukan penataan dan perbaikan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

Teman-temanku yang baik. Dalam hal ini saya tidak untuk menggurui kalian. Sama sekali tidak. Apa yang saya urai di atas hanyalah satu pembacaan atas keadaan yang saya sendiri mengalaminya. saya pun sampai saat ini terus berpikir dan berusaha untuk mengambil satu pelajaran dari apa yang saya lihat dan hadapi.

Saya percaya pada satu pepatah bahwa perbaikan dan kebaikan itu tidak bisa dimonopoli oleh satu kelompok dan ras tertentu. Kebaikan tidak dan bukan hanya jadi milik otoritas social seperti kyia’I dll. Oleh sebab itu selama ada niatan untuk terus belajar, saya pikir semua memiliki hak dan kesempatan yang sama.

Dan jangan sekali-kali kita pesimis lantaran kita salah atau dicap salah, lantas kemudian menghukum diri atas kesalahan. Apakah kita tahu slah itu benar-benar salah, tidak teman, kita tak benar tahu apa rencana Tuhan atas salah yang kita lakukan. Tapi jangan pula kemudian kita bangga dan berbusung dada atas salah yang kita telah menyadarinya. “sebaik-baik dari manusia bukan manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan, namun sebaik dari manusia ialah menyadari akan kesalahannya dan kemudian memperbaikinya (Taubatan nasuhan).
Baca Selengkapnya di sini..

Minggu, 02 Desember 2012


Bersama Sinta Yudisia dalam Acara Bedah Novel Rinai.







Baca Selengkapnya di sini..