"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Rabu, 30 Maret 2011

MEMBANGUN KEMANDIRIAN DALAM BER-ORGANISASI

Kemandirian bukan bawaan. Kemandirian tidak datang secara simultan. Ada peroses, dibutuhkan kebisiasaan dan latihan secara konsisten untuk mencapai kemandiri. Kemandirian bukan monopoli pada seorang pemimpin saja. Kemandirian harus tumbuh dari setiap individu, kemudian individu membentuk kelompok, dari kelompok membentuk komonitas. Kemandirian harus menjadi sepirit dan polarisasi dalam hidup keseharian. Ketika, individu, kelompok dan komonitas telah tercipta kemandirian maka akan tercipta satu tatanan hidup yang diniamis.


Kemandirian di dalam organisasi misal, sebuah organisasi harus bisa menciptakan sikap kemandirian. Dengan adanya sikap kemandirian maka pola perjalanan organisasi akan mampu bersinergi dengan baik. Oleh sebab itu seorang pemimpin dituntut mampu membangun kemandirian dengan cara memberikan kepercayaan dan kontrol secara berkala dan berkelanjutan. Control diperlukan sebagai alat dalam melihat sekala dan prioritas selama ia bekerja atau berada di organisasi. Selanjutnya kepercayaan merupakan satu instrument guna membangun kemandirian terhadap diri dan patner itu sendiri “anggota”.


Dengan diberikan kepercayaan pada diri individu dimungkinkan individu tersebut akan terjadi dinamika “kompetensi” berupa tanggung jawab. Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dan tanggung jawab bukan satu hal yang mudah dan juga bukan hal yang sulit. Maka pola intraksi dan komonikasi bisa didorong guna menciptakan pengaruh terhadap individu yang lain.


Jangan memarahi kesalahan yang diperbuat oleh anggota. Bimbing dan dekatilah beri perhatian supaya mereka lebih terpacu. Pembimbingan terhadap anak buang “anggota organisasi” dapat dilakukan guna mencapai target yang ditetapkan. Peningkatan pola kerja dapat dilakukan secara bersama atau perorangan yang memfokuskan pada struktur atau apa yang seharusnya dilakukan dan perlu ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan prinsip ESQ yang diurai oleh Ary Ginanjar Agustian.


Dan apa bila ada anggota berhasil meningkat kinerja dan kepedulian terhadap organisasi maka harus ada semacam penghargaan baik secara penempatan dan bisa pula berupa materi dll. Upaya semacam itu dimungkinkan diterapkan dalam keorganisasian untuk memicu sikap dan ke-integritas-an anggota.


Tak mudah mengelola sebuah organisasi. Bukan berarti tidak bisa. Kematangan dan kometment dapat menjadi bekal seseorang untulk menjalankan roda ke-organisasi-an secara baik dan sistematis. Keterbukaan antara anggota dengan anggota lain menjadi kunci dalam membangun seprirt yang lebih baik. Hindarilah sikap menggurui sesama anggota, karena pada perinsipnya manusia paling anti terhadap cara-cara seperti itu.


Kunci keberhasilan tidak dapat diukur dengan melimpahnya materi, atau kita bisa memimpin satu perusahaan besar. Karena banyak para pemimpin perusahaan besar ternyata mengecewakan karyawan-nya. Mengapa banyak pemimpin perusahaan mengecewakan karyawan-nya, jawabnya sederhana. Pertama tidak adanya komonikasi yang baik antara pemimpin dan yang dipimpin. Terkadang seorang pemimpin lebih mengedepankan sikap otoriter--nya, dan mengabaikan aspirasi bawahannya.


Organisasi atau perusahaan bukan milik individu maka sikap individual itu harus dihindari. Setiap orang memiliki kepentingan dan penting bagi seorang pemimpin memahami kepentingan anggotanya. Tapi bukan berarti pemimpin harus tunduk dan terkontaminasi oleh banyak kepentingan. Komonikasi dan lakukan komonikasi, paparkanlah kepentingan perusahaan dan akomodasi kepentingan anggota. Karena dengan mengakomodasi kepentingan anggota/karyawan , dengan sendirinya karyawan akan mengedepankan kepentingan bersama.


Bangun sikap disiplin. karena disiplin akan membawa pada kesuksesan dan keberhasilan. Sukses belum tentu berhasil. Dan sukses merupakan keberhasilan. Kita tentu masih ingat dengan pertandingan sepak bola piala AFF. Timanas sukses dalam setiap pertandingan dengan kemenangan tapi belum berhasil menjadi juara. Dibalik kesuksesan TIMNAS tidak lepas dari peran seorang pelatih Aflrid Ridel. Aflrid Ridel sangat berpengaruh dalam membawa kesuksesan TIMNAS. Kedisiplinan, itulah yang diterapkan oleh sang pelatih, jika ada pemain yang tidak disiplin mereka harus membayar denda. Namun Aflrid Ridel belum bisa membawa garuda berhasil, “berhasil juara”.


Kita tenggok bagaimana TIMNAS Malaysia, sebagaimana kita tahu mereka sering kalah dalam pertandingan. Tapi mereka berhasil menjadi juara. Mengapa bisa demikian. Tim malaysia berhasil membangun soliditas diantara pemain. Mereka berhasil membangun rasa percaya diri yang tinggi. Kekalahan-kekaahan sebelumnya tidak menjadikan mereka jatuh, dan mereka berhasil menjadi juara.

Kita tenggok Indonesia. Dari sejak awal pertandinagan piala AFF Indonesia selalu menjadi pemenang. Kemenangan yang mereka raih sukses membawa anemo rakyat negeri ini jadi satu-kesatuan INDONESIA “nasionalisme” itu bangkit dan itu menjadi bukti suksesnya TIMNAS kita. Tapi TIMNAS belum berhasil menjadi juara.


Ada beberapa faktor mengapa TIMNAS Indonesia hanya membawa kesuksesan dan belum sampai berhasil menjadi juara. Pertama beberapa kemenangan yang diraih menjadikan TIMNAS enteng. Kedua perhatian yang berlebihan dari luar TIMNAS “politik” menjadi salah satu pengganggu kenapa TIMNAS gagal. Kemudian mengentengkan pemain Malaysia karena di beberapa pertandingan dikalahkan oleh Indonesia, itulah yang menyebabkan pemain akhirnya keteteran. Coba pada pertandingan di di bukit jalil Tim dari indonesia bisa mempertahankan dengan 0-0 maka mimpi menjadi sang juara sudah terwujud.


Mengelola sebuah Club dan organisasi tidaklah jauh beda. Semangat dan kebersamaan menjadi kunci berhasil tidaknya satu organisasi. Seorang pemimpin organisasi harus mampu menerapkan disiplin tinggi, tapi jangan sampai berlaku otoriter. Pemimpin mempunyai kendali tapi jangan lupa pemimpin juga harus mau dan berani dikoreksi.


Pemimpin organisasi dituntut mampu memberikan teladan dan menjalankan semua visi-misi yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin harus mampu membangun soliditas, dan meningkatkan kepedulian terhadap anggota, hal semacam merupakan cara sederhana yang bisa dilakukan disetiap saat. Pujian dan harapan bisa menjadi langkah untuk membangun rasa memiliki terhadap anggota. Sekecil apa pun sumbangsih yang dilakukan anggota pujilah karena itu akan meningkan energi kebersamaan.


Bangunlah harapan bersama-sama anggota. Jadikan anggota sebagai satu kesatuan dalam setiap langkah dan keputusan yang akan diambil. Minimkanlah perbedaan dengan menyatukan sikap dan presepsi. Berpulanglah pada visi-misi yang telah dibangun sedari awal.


Salam semoga Allah meridoi kita semua



Malang, 24 Maret 2011

Tidak ada komentar: