"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Selasa, 28 Juni 2011

ISRO' MI'RAJ

Pada tanggal 26/06/2011 suasana Pondok Pesantren Mahasiswa Al-hijroh terlihat ramai. Beberapa Ibu rumah tangga sibuk manata alat-alat meja dan tempat makan, di ruang TV tempat biasa santri berkumpul, para ibu saling bercanda memecah kebuntuan fikir. Sambil memasukkan kue ke tempat yang telah tersedia, canda itu terus mengalir. Suasana ramai. Gelak tawa mengiringi kegiatan para ibu-ibu tersebut, santri pun ikut membantu.

Keberadaan para ibu rumah tangga tersebut merupak bentuk partisipasi dalam rangka memperingati Isro' Mi'roj (Perjalan suci). Seperti yang pernah saya sampaikan pada tulisan sebelum ini, bahwa nanti malam akan diadakan pengajian yang diisi oleh Prof. Dr. Imam Suprayogo Rektor Uin Maulana Malik Ibrahim Malang. Namun karena satu tugas dinas Pak Imam Suprayogo tidak jadi hadir dan mengisi acara tersebut.

Ketidak hadir-an Prof. Dr. Imam Suprayogo pada acara mempringati Perjalanan suci membuat sebagian warga kecewa, sebut saja bapak penjual di depan pondok. Pagi sebelum selesai acara pelepasan JJS (Jalan-jaan Sehat) dalam rangka memperingati ulang tahun UIN ke-7, saya balik lagi ke pondok karena akan menghadiri acara lain.

Saat saya membeli sebatang roko' di toko di depan pondok bapak pemilik toko sedikit heran melihat saya sudah ada di pondok, kemudian bilang pada saya “lo.. dak ikut teman-teman ...”. saya pun katakan pada bapak tersebut bahwa saya sengaja balik lebih dulu, untuk menghadiri undangan pendeklarasian SMI-Keadilan (mengenai SMI-keadian telah saya tulis sebelumnya) ungkap saya pada bapak pemilik toko.

Dengan nada penuh harapan bapak pemilik toko menggungkapkan ke-kagum-an-nya pada sosok orang nomor satu yaitu Rektor UIN Malang. “nanti malam ada acara yaa..., yang ngisi bapak itu ..... yang mimpin UIN....” bapak pemilik toko mencoba memaksakan diri mengingat nama  Prof. Dr, Imam Suprayogo. “ooo Bapak Imam Suprayogo” sambung saya memutus kelupaan-nya.

Kemudian bapak dari suami Ibu Siti ini pun bercerita panjang lebar soal pak Imam. Suami dari Ibu Siti  ini mengaku pernah mengikuti ceramah dari pak Imam Suprayogo, di kampung sebelah tepatnya di masjid sebelah barat belekang pondok. Menurutnya ceramah pak Imam Suprayogo itu dan mudah dipahami “enak ceramah-nya mas, saya senang kemarin bisa ikut pengajian di kampung sebelah” ungkapnya pada saya.

Saya yang sebelumnya sudah tahu bahwa bapak Prof. Dr Imam Suprayogo, tidak bisa hadir hadir dan mengisi acara  hanya manggut-manggut, tanpa bisa menegaskan apa pun. Ketidak hadir-an Bapak Imam Saya ketahui dari Fb, beliaunya meninggalakan pesan pada statsu di FB “Tolong disampaikan pada teman-temannya, saya besok ke Jarkarta. Dengan begitu tidak bisa hadir di Al-hijroh” pesan Pak Imam pada Status saya di FB.

Kelihatannya Pak Siti ini benar-benar pengagum Pak Imam suprayogo. Agar bapak pemilik toko ini kecewa saya pun sedikit menghibur. “tadi pak Imam ada saat pelepasan jalan sehat di UIN, kal masalah acara nanti malam insyaallah beliaunya akan hadir” tegas saya pada bapak yang sering melayani saya saat membeli eceran rokok.

Saya yang terburu-buru tak dapat begitu saja pergi dari hadapan suami Ibu Siti. Jika pada waktu itu saya ceritakan bahwa pak Imam berhalangan hadir pada acara nanti malam, tentu beliaunya akan kecewa. Kalau bapak tahu pak Imam berhalangan hadir, nanti bisa melebar sebagain masyarakat jadi tahu acara bisa tidak ramai.

Kemudian ada informasi bahwa pak Imam telah menugaskan asistenya pak Sutaman sebagai penggantinya. Acara dimulai sekitar pukul 19.13 m. Para acara diisi hiburan solawat hadrah dari teman-teman santri sendiri. Walau pak Imam tidak jadi mengisi antusias warga lumayan, partisipasi mereka cukup luarbiasa dalam menyambut acara Is'ro' Mi'roj.

Pukul 20.00 pak Sutaman membuka cemarah-nya. Dia sedikit bercerita atas kehadirannya di masjid A-hijroh, dia pun menyampaikan salam pak Imam yang tidak bisa hadir lantaran tugas dina. Menurut pak Sutaman “pada malam ini pak Imam ada pertemuan khusus dengan Mentri pendidikan bapak M. Nuh” ungkapnya tanpa penjelasan apa kepentingan tersebut.

Letupan humor mengalir menjadikan suasana isi masjid dipenuhi tawa. “saya sering menghadiri acara Is'ro' Mi'roj semacam ini, tapi baru pertama ini jadi pembicara”, tegas Sutaman pada jemaah yang hadir.

Kemudian sutaman mengutip sebuah ayat Al-quran yang menceritakan perihal perjalanan suci Nabi Muhammad s.a.w, yaitu Isro' Mi'roj.  Isro' Mi'roj merupakan perjalanan suci dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso-ke-Sitrtul Muntahe. Isro' Mi'roj adalah perjalanan “sprituil” yang relatif singkat yaitu dalam waktu tempuh separuh malam. Bagi ummat islam kejadian Isro' adalah satu karunia besar yang khusus diberikan pada ummat pilihan yaitu Nabi Muhammad s.a.w. bukan pada Nabi-nabi yang lain.

Meyakini atau mepercayai kejadian “Isro' Mi'roj” yang langka tersebut wajib hukum-nya bagi ummat Islam. Maka bagi ummat Islam yang masih meragukan kejadian Isro' Mi'roj dianggab ke-iman-an-nya kurang sempurna. Apa lagi kalau kita telusuri perjalanan “Isro' Mi'roj” merupakan sekanario dari Allah untuk menghibur Nabi yang saat itu diberi ujian paling berat “kehilangan orang-orang yang paling berjasa dalam perjuangan Islam” (Istri dan Pamannya meninggal). Perjalanan Isro' Mi'roj  sekaligus untuk menerima perintah kewajiban solat kepada Nabi Muhammad agar disampaikan kepada ummat-nya.

Dalam ceramah yang disampaikan oleh Sutaman saya mencatatan beberapa poin diantara sifat yang melekat pada diri Rasulullah s.a.w yaitu Kejujuran. Perjaan Isro' Mi'roj merupakan perjalanan suci yang diperuntukkan pada orang suci yaitu Nabi Muhammad s.a.w, maka sebelum Rasulullah di-Isro'-kan hati beliau terlebih dulu dibedah. Poin yang tak kalah penting dari sekian uraian ceramahnya adalah agar ummat senantiasa menjaga solat. Meramaikan Masjid dengan solat berjamaah.

Menurut sebagian keterangan ulama' solat merupakan cara Isro' seorang hamba. Dengan ibadah solat manusia dapat berhadapan langsung dengan sang pencipta Allah S.w.t. Atau kalau tidak seorang ummat dapat merasakan kehadiran sang pencipta (Allah S.w.t) pada saat melaksanakan solat.

Sebenarnya banyak hal yang dapat dipetik pelajaran dari perjalanan Isro' Mi'roj, dari Isro' Mi'roj ita bisa melihat dan belajar kepimpinan Nabi Muhammad s.a.w yang begitu peduli pada ummat. Kepedulian itu dapat diketahui saat terjadi dialog Nabi Muhammad dengan Nabi Musa a.s, ketika menerima perintah ibadah solat.  Dan masih banyak yang lain yang dapat diceritakan .... notes ini hanya satu bagian yang kecil dari selain pelajaran Isro' Mi'roj.

Tidak ada komentar: