"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Rabu, 29 Juni 2011

PENGAKUAN AGEN, EKONOM PERUSAK : John Perkins

Judul Buku : Confessions of An Economic Hit Man
Penulis : John Perkins
Hamalan : 278

Buku karya John Perkins yang berjudul Confessions of An Economic Hit Man sangat menarik untuk dinikmati oleh kalangan ekonom atau mereka yang memiliki ketertarikan pada masalah pertumbuhan ekonomi saat ini. Buku ini merupakan pengakuan atas dosa yang dilakukan oleh penulis sendiri selama bertugas menangani ketergantungan ekonomi di negara-negara berkembang, melalui pinjaman lunak oleh negara adikuasa.

Menariknya buku ini tidak seperti buku-buku ekonomi yang dikemas secara kaku penuh rumus dan teori. Buku Confessions of An Economic Hit Man disusun seperti novel. Membaca buku ini serasa terbawa dan seperti menjadi pemeran langsung. Kita pun terbawa oleh suasana dan emosi. Buku yang banyak mengungkapkan sisi pengalaman pribadi penulisnya ini sangat memukau, provokatif, dan penuh dengan ketegangan.

Buku ini diawali dengan menceritakan pengalaman pribadinya sebagai ekonom perusak. Penyajian ceritanya pun sangat blak-blakkan. Mengenai pengangkatan sebagai seorang agen terselubung hasil rekuitmen National Security Agency (NSA), sebuah organisasi spionase Amerika yang paling sedikit diketahui tapi terbesar. Beberapa negara yang telah ia jelajah seperti Indonesia, Panama, Ekuador, Kolombia, Arab Saudi, Iran, dan negeri strategis lainnya semua diceritakan dengan detail, penuh inspiratif.

Perkin sendiri bertugas sebagai hit man (EHM), yang aktif dalam penerapan kebijakan dan promosi kepentingan corporatocracy (koalisi bisnis dan politik antara pemerintah, perbankan, dan korporasi) Amirika dengan alasan untuk memerangi dan mengurangi derajat kemiskinan di negara berkembang yang melimpah Sumber Daya Alamnya (SDA)

Perkins tidak sendiri di didukung oleh beberapa temannya yang juga sebagai agen terselubung. Dengan dibantu temannya Parkins membuat pemetaan ekonomi terhadap negara klien (semisal di indonesia pada proyek elektrifikasi Pulau Jawa sejak 1970-an). Melalui sekema ekonometrik ini kucuran dana jutaan dolar digelontorkan.

Cara-cara terselubung seperti investasi dan lainnya dituturkan oleh Perkins dalam buku ini. Campurtangan Amirika dalam mengontrol ekonomi sangat kuat mencengkram negara berkembang. Bahkan dengan segala interfensinya Amirika dapat melakukan keritik bahkan menyatakan perang seperti terjadi di Libya dan beberapa negara di timur tengah yang kini terus bergejolak. Bila negara lain menguntungkan bagi Amirika maka Amirika terkesan lamban dan tak begitu banyak respon semisal Mesir yang kasusnya alot.

Agen terselubung hasil rekuitmen National Security Agency (NSA) adalah para agen economic hit man yang profesional dengan gaji yang sangat tinggi. Tugas mereka hanya mengecoh pemerintah suatu negara dengan trik bantuan triliunan dolar. Dana itu di salurkan dari Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan organisasi bantuan lainnya menjadi dana korporasi raksasa.

Cara kerja dari para agen rahasia antara lain dengan membuat laporan keuangan yang palsu dan menyesatkan, praktek penyuapan, bahkan dengan memakai wanita (wanita dan sek), pemerasan, tidak hanya itu cara keji seperti pembunuhan terencana pun menjadi cara kerja agen ini. Para agen hit man (EHM) sebagaimana Parkins memainkan peran yang telah ditentukan cara-cara keji tersebut sangat dan banyak dilakukan demi tujuan dan kelanggengan sang adikuasa.

Agen hit man (EHM) biasanya bekerja sesuai pesanan seponsor dari negara-negara yang memiliki ketertarikan untuk mewujudkan sebuah imprium global, dengan melakukan penyelewengan skema ekonomitrik, hal itu dilakukan supaya hasil frorecat-nya memenuhi syarat untuk memperoleh bantuan yang lebih menyerupai utang yang menjerat negara penerima. Agen hit man (EHM) bertugas menggelontorkan kucuran dana untuk negara penerima. Melalui utang ini-lah negara akan terus berada dalam cengkarman sang pemberi bantuan.

kemudian negara yang penerima utang dijadikan target yang lunak ketika kriditor membutuhkan sesuatu yang diinginkan, pembukaan pangkalan militer, akses mudah dalam mendapatkan jatah pengelolaan dan eksplorasi sumber daya alam (minyak bumi, gas, dan emas) yang dimiliki negara penerima utang, seperti yang kini terjadi di indonesia.

Menurut pengakuan Perkins dana bantuan biasanya dikucurkan lewat Chas. T. Main, Inc. (MAIN), salah satu perusahaan konsultan multinasional, perusahaan ini bertangungjawab atas kajian apakah Bang Dunia mesti meggelontorkan bantuan pinjaman pada satu negara tersebut. selain itu bantuan ini bisanya disalurkan melalui dana korporasi global seperti perusahaan Amirika yang kerjanya melakukan perekayasaan dan konstruksi. perusahaan yang di sebut Perkins di antaranya perusahaan multinasional Bechtel, Halliburton, dan Stone & Webster.

Negara-negara yang bertolak belakang dengan apa yang ditawarkan oleh agen ini biasanya bernasip tragis, negara-negara tersebut menurut Perkins Mereka adalah Presiden Panama (Omar Torrijos) dan Presiden Ekuador (Jaime Roldos). Layaknya dalam dunia mafioso, para pembangkang seperti ini, yang tidak menurut kepentingan corporatocracy, harus dieksekusi mati secara tragis pula. Keduanya tewas dalam suatu kecelakaan pesawat terbang (yang diledakkan dengan bom) dan tabrakan yang mengerikan. dua negara ini bernasip tragis karena dengan tegas menolak “kongkalikong gelap” bisnis dan politik dengan EHM.

kejujuran Perkins dalam menyajikan cerita membuat kita sadar bahwa apa yang diperkirakan yang terjadi pada pemimpin tidak seperti itu adanya. lihat saya pengakuan Perkins yang mengatakan bahwa kematian mereka bukan kecelakaan biasa atau karena HUMAN ERROR , tapi ada tangan terselubung dan sangat rahasia yang semua dikendaikan oleh CIA. setiap yang menentang akan dihabisi, para pemimpin corporatocracy, pemerintah negara adikuasa, dan perbankan yang berkehendak membentuk imperium global.

Buku Perkins Confessions of an Economic Hit Man ini juga menyajikan kesannya waktu bertugas di indonesia, sebuah negara Asia Tenggara yang disebutnya “di timur eksotik” (halaman 22-56). Perkins menceritakan beberapa pengalamannya di indonesia dengan masyarakat yang termaginalkan, yang hidup di kawasan kumuh berumah kardus seperti di Bandung dan Jakarta.

Perkins bertugas di indonesia (siktar 1970-an), dia bertugas membuat rencana strategi energi (to create a master energy plan) di Pulau Jawa. Sebagai ekonomi EHM, Perkins ditugasi untuk menghasilkan model ekonometrik bagi Indonesia. pada saat itu-lah para agen EHM melakukan manipulasi data statistik untuk sebuah hasil asumsi ekonomi untuk memperkuat kesimpulan padahal semua itu adalah rekayasa oleh para analisis demi kepentingan corporatocracy.

Buku ini setidak bisa menjadi sebuah pintu kesadaran penguasa bahwa kebaikan satu negara yang datang dari sang adikuasa selalu memiliki muatan politis yang akan berdampak sistemis seperti yang terjadi di Indonesia.

Tidak ada komentar: