"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Senin, 27 Juni 2011

KE-CINTA-AN “Pendukung” SRI MULYANI INDRAWATI PADA BANGSA INDONESIA

MINGGU YANG PADAT
Beberapa terakhir ini kepercayaan diri seperti meningkat, ide mengalir dan tumbuh. Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan, sekian ide yang mengalir di otak, saya susun menjadi kalimat. Kalimat itu pun menjadi satu kesatuan baris kata yang tak sempurna. Ya saya terus menulis dan menulis. Dari sekian banyak ide yang muncul di kepala terkadang membuat saya bingung dari mana harus memulai menulis.

Apa yang saya tulis semua itu lahir dari ide dan peristiwa ke-kini-an atau beberapa story hidup di masa lalu. Terkadang saya menulis tema-tema kegiatan yang pernah saya ikuti sebelumnya, seperti pelatihan, kegiatan seminar dan beberapa kasus yang mengemuka dan menarik perhatian. Tak semua peristiwa sempat saya rekam atau tulis. Banyak peristiwa yang saya biarkan mengendap di kepala dengan harapan kelak dapat saya rekonstruksi ulang.

Minggu 26/062011, sebagai Minggu yang padat dengan kegiatan. Pada hari itu saya mengikuti tiga kegiatan sekaligus. Pagi sekitar pukul 06.30, saya sempat hadir pada pembukaan jalan sehat diulang tahun UIN Maulana Malik Ibrahim yang ke-7. Pada pukul 08.30-12.15 saya menghadiri deklarasi Solidaritas Masyarakat Indonesia Untuk Keadilan (SMI-Keadilan) di sebuah Rumah Makan Rungin Jl Brobudur Soekarno Hatta di Malang. Sementara pada pukul 19.30 saya mengikuti pengajian umum dalam memperingati Isro' Mi'roj Nabi Muhammad s.a.w di Masjid Al-hijro.
Dalam tiga kegiatan itu diantaranya telah saya tulis. Sisanya masih mengendap di kepala.

SMI-KEADILAN
Baiklah saya coba mengulas kegiatan yang saya anggap langka, dan barangkali ini sebuah bentuk kepedulian saya pada bangsa kedepan nanti. SMI-Keadilan yaitu Organisasi bercita-cita menjadi partai politik. Mengapa saya bilang masa depan bangsa, karena sebagaimana saya ketahui berdirinya SMI-Keadilan merupakan sebuah bentuk protes sekaligus pengejawantahan terhadap dinamika perpolitikan kartel di Indonesia. Maka kelompok SMI-Keadilan mengusung satu tema dan gagasan baru untuk bangsa yaitu politik yang mengedepankan Kebijakan Publik dan Etika Publik, sebagaimana disampaikan ibu Sri Mulyani Indrawati pada kuliah umum di sebuah hotel jakarta, sebelum berbalik ke Amirika.

Pukul 09.15 saya tiba di tempat pendeklarasian. Ada tiga wanita berparas menarik sebagai penerima tamu, satu diantara Ibu rumah tangga dan dua yang lain masih terlihat mahasiswi yang cantik dan seksi. Saya pun langsung mengisi buku tamu yang disodorkan oleh tiga wanita cantik tersebut. Setelah menyertakan nomor Hp dan tanda tangan, petugas penerima tamu itu meminta saya untuk mengisi dari utusan atau lembaga mana, kepala saya sedikit berkernyit, saya bilang saya masih mahasiswa.

Selesai mengisi buku tamu saya duduk di kursi paling belakang. Saya yang datang sendiri sedikit agak kaku, apa lagi saat melihat beberapa undangan dengan gaya dan pakaian yang necis. Saya menyalami bapak-bapak yang juga duduk di kursi belakang. Di depan terlihat gambar Sri Mulyani dengan senyum-nya yang khas, di samping ada sebuah tulisan “Indonesia Yang Bermutu Memerlukan Pemerintahan Yang Teguh Dan Bersih” . sedang tema yang diangkat dalam pendeklarasian SMI-Keadilan di Malang ini adalah "MENUJU INDONESIA DENGAN PRESPEKTIF BARU".

Oya ada beberapa yang mungkin dijelaskan, awal saya mengetahui adanya SMI-Keadilan melalui jejaring sosial FB. Pertama saya bergabung diundang oleh Uyung. Uyung membuat Group SMI Jawa Timur, waktu itu diundang bergabung. Melalui jejaring sosial FB (Group SMI Jawa Timur), kemudian saya sedikit paham dan mengerti tujuan dari didirikannya Group. Saya yang sangat mengagumi Sri Mulyani menerima ajakan untuk bergabung di gruop tersebut.

Melalui group ini pula beberapa informasi tentang Sri Mulyani disebarluaskan. Kometmen pada pemerintahan yang bersih, dan kekonsistenannya dalam melakukan reformasi birokrasi lengkap diberitakan. Cara kerja dari Sri Mulyani yang bersih tenyata tak sehaluan dengan korporat dan para elit yang korup, akhirnya Dia memilih mengundurkan diri. Praktek elit politik yang kotor membuat panggung sendiri “pansus Century” di sini lah sebuah kekejaman politik berlangsung, Sri Mulyani diadili tanpa proses hukum. Media sebagai tangan panjang juga menjadi bagian dari permainan tersebut.

Sosok Sri Mulyani yang sederhana dan bersahaja pada awalnya tetap mengikuti pareda politik gelap di pansus Century, karena tak tahan dengan sistem kepura-puraan Sri Mulyani memilih mundur dan berkarir di Bank dunia. “Jangan pernah berhenti Mencintai indonesia” kata-kata itu mengalir pada saat prosesi sambutan pelepasan dan penyerahan jabatan sebagai menteri keuangan kepada Agus Martowardoyo sebagai pengganti dirinya.

Detik-detik terakhir menjadi mumentum bagi Sri Mulyani untuk menunjukkan bahwa diri benar-benar konsis dalam menjelankan setiap tugas negara, kemudian dia pun membantah beberapa isu yang mempertanyakan posisi dan kemunduran diri-nya, Apakah Sri Mulyani kalah ? Apakah Sri Mulyani lari?

Dan saya yakin banyak orang yang menyesalkan keputusan saya. Banyak orang yang mengganggab itu adalah suatu lost atau kehilangan. Saya ingin mengatakan, kepada kalian semua bahwa saya menang. Saya berhasil. Kemenangan dan keberhasilan saya difinisikan menurut saya karena saya tidak didikte oleh siapa pun, termasuk mereka yang menginginkan saya tidak ada di sini. (dikutip dari pidato Srimulyani Kebijakan Publik dan Etika Publik)

Sri Mulyani menyebutkan tiga hal kemenangan dan keberhasilan dirinya, pertama tidak menghianati kebenaran, kedua tidak mengingkari hati nurani, ketiga masih bisa menjaga martabat dan harga dirinya. Kemunduran Sri Mulyani tidak lepas dari manufer politik dalam hal ini Golkar yang diisukan memiliki bayak kepentingan terutama dalam kasus perpajakan. Pendukung Sri Mulyani pun kecewa terhadap manufer politik Golkar, semisal Goenawan Muhammad Tokoh Intlektula, secara tegas menyesalkan manuver poltik Golkar, sebagai protes Goenawan Muhammad mengembalikan penghargaan Bakri Award senilai + 100 juta beserta buga-bunganya sekaligus.

Ada hal yang bisa kita pelajari dari kisah rumit dan kepergian Sri Mulyani ke Bang Dunia. Ternyata ada anak bangsa yang masih benar-benar peduli dan kosnsisten dalam menerapkan dan menjalankan kebijakan seperti Sri Mulyani. Selain itu orang yang terdhalimi (Sri Mulyani) ini tetap menjadikan diri sebagai orang yang memiliki kecintaan pada bangsa Indonesia hal itu dapat kita simak melalui pesan sebulum keberangkatannya k- Bank Dunia “Jangan pernah berhenti Mencintai indonesia”.

Terakhir saya menyampaikan terima kasih pada Uyung selaku koordinator SMI-Keadilan Jawa Timur. Tetap semangat. Seperti saya katakan dalam obrolan yang mengalir singkatan itu bahwa Bila Sri Mulyani bisa bersanding dengan Mahfud MD dan sebaliknya Mahfud MD bersanding dengan Sri Mulyani saya yakin 100% tak akan ada tokoh yang bisa menyaingi keduanya pada pilpres 2014.

Akhirnya mari kita tetap ada pada satu kesatuan yang kokoh, menjujung tinggi nilai dan etika bangsa. Reformasi belum selesai, tak ada kata menyerah dalam perjuangan menata bangsa agar lebih baik. Dengan satu-kesatuan kometment kita akan berhasil membawa indonesia ke gerbang kajayaan. Oleh sebab itu tanggungjawab kita saat ini adalah mengimplementasikan apa yang sudah dirumus oleh pendidiri bangsa yaitu Pancasila sebagai ideologo bagsa Indonesia.

Salam INDONESIA

Tidak ada komentar: