"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Rabu, 22 Juni 2011

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN AGROENERGI : Optimalisasi Usaha Pertanian Dengan Teknologi Tepat Guna (Bagian I)

Pelatihan kewirausahaan pada hari pertama 18/06/2011 dilaksanakan di Masjid Al-hijroh. Sebelum peserta mendapat sajian materi, beberapa demonstarasi terlebih dulu diberikan. Bila pada pelatihan-pelatihan lain peserta terlebih dulu diberi materi, namun pada pelatihan kali ini terkesan berbeda dan sangat bermasyarakat.

Tiga orang instruktur sangat antusias memberikan contoh pelatihan pada peserta. Sementara pak Puguh menerangkan efektitas kerja dan pengelohan atau pemanfaatan kotoran sapi menjadi energi listrik atau pupuk organik. Pada sesi lain peserta berkesempatan melihat dan mencoba proses pembuatan produk tahu nir-limbah.

Pengolahan tahu nir-limbah ini terlihat sangat sederhana. Proses pembuatan tahu yang terbuat dari kedelai ini dimasukkan ke sebuah mesin produk Jepang. Mesin buatan Jepang berukuran mini, kira-kira sedikit lebih kecil dari galon aqua.  Pengoprasian mesin menggunakan tenaga listrik. Mesin pembutan tahu ini  ibarat penggiling padi yang dapat memisahkan beras dengan serbuk padi. Jadi mesin pengling tahu langsung membedakan antara ampas dan sari kedelai itu sendiri.

Karena pembuatan tahu ini termasuk nir-limbah maka tidak ada yang terbuang dari proses penggilingan kedelai tahu ini. Ampas kedelai dapat dijadikan tempe. Sedangkan sisa dari pengendapan sari kedelai dapat dimanfaatkan sebagai minuman. Jika pada pembuatan tahu kelasik menggunakan asam cuka sebagai pengendap, maka pembuatan tahu nir-limabh ini menggunakan pengendap Magnisium. Pengendapan sari kedelai menjadi tahu dilakukan dengan cara dipanaskan lewat kompor gas. Ada pun proses waktu yang dibutuhkan berkisar kurang lebih satu jam tergantung dari ukuran  pembuatan.

Peserta yang hadir secara leluasa dapat mengikuti setiap instrumen dari pembuatan tahu. Setelah selesai membuat tahu, tahu pun dimakan secara bersama-sama. Sedang sisa dari pengendapan dibuat minum, rasa memang tidak selezat minuman bermerek seperti terdapat di toko modern saat ini. “agar fitamin-nya tidak mengalami perubahan sebisa langsung dimunum” ungkap pak Puguh disela penjelasannya pada peserta.


Sebenarnya sisa sari kedelai atau pengendapan tahu ini bisa dicampur dengan es batu, gula atau pemanis lainnya. Namun campuran tersebut nantinya akan mengurangi fitamin yang terkandung dam sari kedelai tersebut.

Setelah selesai mengikuti dan mencoba “menikmati” pembuatan tahu nir-limbah peserta digiring menuju Masjid. Pada sesi ini adalah penjelasan yang akan disampaikan oleh beberapa materi, diantaranya Pak Bambang Triono, Hadi susilo dan bagian penegmbangan teknik bapak Braid.

Fokus dari pelatihan sesuai tema yang tercantum pada baleho berukuran 2x6 m ada sebagai berikut : “Pelatihan Kewirausahaan Adroenergi : Optimalisasi Usaha Pertanian Dengan Teknologi Tepat Guna”. Tepat di depan pintu masuk mesjid sebuah baleho berkuran 60 x 20 cm, baleho terdari beberapa gambar yang mengilustarsikan pembuatan atau pemanfaat kotoran sapi sebagai energi dan popuk organik.

Ada pun peserta yang hadir pada pelatihan kewirausahaan ini berkisar 40-50 orang. Peserta terbanyak didominasi oleh santri Al-hijroh. Maklum sesuai isu yang dihembuskan pada santri Al-hijroh akan dibentuk dan dilatih menjadi interprenuer muda muslim yang handal. Gagasan ini pertama kali muncul dari pertemuan Pak Bambamg Triono dengan Prof. Dr. Imam Suprayogo sebagai pemilik dan pembangun pesantren Al-hijroh. Peserta pelatihan datang dari berbagai kalangan (santri dan non santri) dan daerah, seperti Madura (Sumenep, Bangkalan, Pamekasan), Ponorongo, dan kalimantan.

Pak Bambang Triono yang menjadi pemateri pada pelatihan ini memberikan konsep dan cita-cita berkenaan dengan kewirausahaan yang bebasis pesantren. Cita-cita untuk mendirikan pesantren berbasis kewirausahaan “interprenuer” ASIA Tenggara disampaikan sejak awal pertemuan dengan para santri di Al-hijroh.

Setelah para peserta diberikan pemaparan panjang terhadap potensi dan keunggulan yang bisa dikembangkan serta konsep interprenuer ala pesantren dari pak Bambang peserta pun sedikit mengerti dan apresiatif. Takut dikira hanya menang pada tataran konsep dan teori Pak Bambang pun menceritakan beberapa usaha yang dirintis seperti : Ternak ikan lele, kecap, roti serta pakan lele yang dibuatnya murah namun tak kalah secara kualitas.

Pada sesi selanjutnya peserta diberikan bekal mengenai konsep mekanik “semacam pembuatan mesin listrik al-ternatif”.  Menuru Bapak Braid selaku pemateri mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak pontensi listrik yang dapat dikembangkan. Seperti mata hari, air, udara, koran hewan dan beberapa tenaga alternatif lainnya. Pada bagian ini peserta juga diberikan beberapa penemuan alat kincir dan tenaga al-ternatif lainnya.

Pak Hadisosilo menjadi pemateri yang trakhir dia menyampaikan konsep pengelohan kotoran sapi untuk dijadikan energi alternatif. Beberapa percobaan telah dilakukan seperti memasukkan energi kotoran sapi ketabung gas. Hasil dari memasukkan energi kotoran sapi ke tabung gas tidak maksimal hanya bisa dilakukan digunakan kurang lebih selama tiga jam. Namun kegagalan itu tidak menjadikan Ia surut dan akan terus melakukan inovasi terhadap pengolahan tegana alternatif tersebut.

Kelincahan Pak Susilo dalam menyampaikan materi membuat suasana makin hidup. Peserta yang terlihat ngantuk dan sedikit kurang semangat menjadi antusias dan semangatnya kembali bangkit. Penyampaian materi melalui semi melucu tak mengurangi esinsi dari materi yang disampaikan.

Setelah para pemateri usai penyampaian materinya, peserta diberkenankan istirahat sebentar. Sesi istirahat tidak berselang lama sekitar 10 menit, setelah itu peserta kembali berkumpul, pada sesi ini Pak Puguh meminta peserta untuk melakukan sebuah langkah semacam pembentukan formatur pada masing-masing walayah kota/kabupaten. Kemudian masing-masing formator merancang langkah atau usaha apa yang kiranya dapat dikembangkan. Tepat pukul 16.00. cara ditutup.

Keesokan harinya pelatihan dilaksanakan di kediaman Prof Imam Suprayogo.

Tidak ada komentar: