"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Kamis, 23 Juni 2011

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN AGROENERGI : Optimalisasi Usaha Pertanian Dengan Teknologi Tepat Guna (Bagian II)

“Saya mengharapkan pelatihan semacam ini (kewirausahaan) bisa ditindaklanjuti secara reil” ungkap Prof. Dr. Imam Suprayogo di sela-sela sambutannya.

Suasana pagi nampak cerah. Udara dingin. Matahari di ufuk timur perlahan merangkak menyertai kehidupan di jagat raya. Keadaan cuaca yang dingin menjadikan para santri engan keluar dari kamar-nya masing-masing, padahal hari itu tanggal 19/06/2011 santri akan melanjutkan pelatihan kewirausahaan yang sebelumnya dilaksanakan di kompleks pesantren Al-Hijroh, tepat di Masjid Al-Hijroh.


Cuaca Kota Malang beberapa minggu belakang ini memang sangat dingin, mungkin ini merupakan dampak peralihan musim dari penghujan menuju kemarau. Kalau diamati setahun belakang ini kita sulit membedakan musim kemarau atau penghujan, karena hampir sepanjang paruh tahun 2010-2011 ini diliputi musim penghujan. Artinya sepanjang tahun lebih indonesia mengalami pergeseran musim yaitu penghujan.

Kondisi musim yang tak menentu ini menurut beberapa pengamat dan survi dari WALHI (Wahana Lingkungan Hidup) merupakan akibat dari penebangan hutan yang tak terkontrol. Buruknya cuaca berakibat pada beberapa produk pertanian rakyat, diantaranya petani Tembakau merugi, pertanian cabei gagal, kemudian bedampak pada peningkatan harga dan beberapa komoditi lain. Namun dalam hal saya tidak akan membahas malah ekosistem dan cuaca yang saat ini mengalami pergeseran “global warming”.

Dalam hal ini saya akan membahas pelatihan yang dilaksanakan di kediaman Prof. Dr Imam Suprayogo Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Sesuai rekomendasi pada pelatihan hari sebelum bahwa peserta diharap tiba di tempat 08.30, karena acara akan dilaksanakan sekitar pukul 09.00.

Pukul 08.30 para santri masih belum juga berangkat, sebagian masih baru mandi. Kendaraan yang akan membawa rombongan pun baru dicarikan. Memang mencari kendaraan “angkot” mudah namun dari gejala yang ada memperlihatkan ketidak siapan dan kurang serius. Pukul 08.45 anak-anak yang akan ikut pada berkumpul. Ada sekitar + 18 orang anak, sementara yang lain naik sepeda motor.  dari sekian yang berkumpul hanya dua orang yang membawa tas “artinya sebagian yang ikut pelatihan tak membawa “tas” cata-tan.

Sekitar pukul 09.15 rombangan sampai di kediaman Prof. Dr Imam Suprayogo. Angkot langsung memasuki pekarangan. Nampak beberapa mobil mewah mangkir di samping rumah pak Imam Suprayogo. Dari dalam angkot terlihat Pak Imam Suprayogo tengah ngobrol dengan Pak Puguh. Setelah melihat kedatangan rombongan santri Al-Hijroh turun dari angkot Pak Imam Suprayogo langsung menyapa dengan hangat “lo kok Cuma sedikit, katanya 30-an anak yang lain mana” tanya Pak Imam pada Santri yang sedang bersalaman. Para santri pun menjelaskan bahwa yang lain menyusul dengan kendaraan pribadi.

Selesai bersalaman pak Imam melanjutkan obrolan dengan Pak puguh. Sedikit pak Imam menceritakan kebiasaannya yaitu menulis setiap pagi usai solat subuh. Dia pun menyinggung kebiasaan santrinya yang tidur diwaktu pagi. “saya tadi lihat santri saya di bawah masih tidur” pak Imam Suprayogo menunjuk salah satu ruang bawah di belakang Masjid Al-hasan di kompleks kediamannya.

Pak imam terlihat antusias bercerita dan mendengarkan pemaparan dari kegunaan kotoran sapi “clottong”, sesekali dia mengangguk. Kemudian menanggapi paparan dari pak Puguh. Perbincangan pak dengan beberapa santri juga Pak Puguh berlangsung lama sekitar + satu jam. Pada saat pak Puguh menerangkan beberapa alat “alat penggilingan tahu” pak Imam Suprayogo langsung menayakan harganya dan bermaksud membelikan Santri di Al-Hijroh.

“mesin dan alat-alat ini kalau beli kira-kira harga berapa” tanya Pak Imam Suprayogo pada pak Puguh
“sekitar 10-12 juta, sudah lengkap” Jawab pak Puguh

“kan enak kalau santri di Al-hijroh dibelikan alat ini, kemudian membuat tahu menjual tahu sendiri. Jadi nanti ngak usah minta pada orang tua. Ngak apa-apa bawa sepeda ontel. Saya dulu pun berusaha bahkan saya mulai usaha semenjak semester II. Semester dua saya sudah bisa menghidupi sendiri” papar pak Imam Suprayogo pada santri yang berderat di samping dan belakangnya. Perbincangan itu sangat menarik untuk disimak, selingan dari pengalaman pak Imam Suprayogo menjadi magnet penyemangat hidup.

SESI PELATIHAN
Sekitar pukul + 10.51 Pak Puguh Iryanto membuka acara pelatihan kewirausahaan di Aula belakang Mesjid Al-Hasan tepatnya di kediaman Prof. Dr. Imam Suprayogo (Imam Suprayogo). Pelatihan ini dikemas dengan sederhana namun tak mengurangi esensi dan tUjuan pelatihan tersebut. Kadin jawa Timur merupakan sponsor tunggal dari acara pelatihan kewirausahaan ini. Turut hadir pada acara antara lain Puguh Iryanto (penggagas pelatihan), Budhi Wibowo Dosen Ciputra sekaligus sebagai pengampu strategi pemasaran, Imam Suprayogo Rektor Uin Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pada kesempatan itu Prof. Dr. Imam Suprayogo diminta untuk memberikan sambutan. Anak kedelapan dari enam belas bersaudara ini pun membagi pengalaman hidupnya pada semua peserta yang hadir saat itu. Imam Suprayogo mengawali sambutannya dengan menyampaikan sebuah harapan “Saya mengharap pelatihan semacam ini (kewirausahaan) bisa ditindak lanjuti secara reil” ungkap pada peserta yang hadir saat itu.

Kemudian pak Imam mencontohkan dirinya yang mandiri semenjak kuliah. “Semester II saya sudah bisa menghidupi diri sendiri” terang pak Imam. Menurutnya orang menysu itu hanya diperkenankan selama dua tahun. Kalau sudah usia dua puluh tahun itu haram meminta kepada orang tua. Pak Imam memberikan satu contoh hidup orang yang masih tergantung sama orang tua ibarat menyusu layaknya seorang balita.

Walau pak Imam Suprayogo kuliah sambil usaha saat itu tidak menurunkan prestasinya dalam belajar Ia tetap sering menjadi juara I, kal pun turun juara II dan pernah juara tiga sekali seumur hidup. Artinya pak Imam sering menjuari kelas pada urut pertama. Di sela-sela sambutanya pak Imam kembali menceritakan kebiasaannya penulis setiap pagi. Setiap pagi pak imam sering mengaplud tulisannya di wabset pribainya dan di FB, menurutnya ribuan orang membaca tulisan dan hal itu merupakan jalan dakwa yang ia tekuni di era modern saat ini.

Ia pun berbagi pengalaman selama menjadi pembarektor di UNMUH (Universitas Muhammadia Malang) sampai menjadi rektor UIN selama tiga Priode. Dari cerita yang disampaikan kita bisa belajar bagaimana menjalani kehidupan ini. Nilai sepritual dan kekonsistenan sangat menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin. Perjuangan pak Imam Suprayogo dalam membangun dan menjadikan UIN seperti sekarang merupakan sebuah contoh kongkrit dari kecerdasan dan kegigihan-nya dalam memimpin satu lembaga.

Selesai memberikan sambutan pak Imam Suprayogo tetap di dalam ruangan Ia pun mengikuti dengan cermat pemaparan konsep pemasaran yang disajikan oleh Bapak Budhi Bowo.

Tidak ada komentar: