"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Jumat, 24 Juni 2011

MENANAMKAN PENDIDKAN KARAKTER (IDEALIS-NASIONALIS)

Siswa harus belajar sungguh-sungguh. Karena perjuangan utama seorang pelajar yaitu belajar itu sendiri. Siswa harus melawan kemalasan dengan menumbuhkan kemauan belajar yang kuat. Belajar bukan lantaran  (di) ke-ter-paksaan namun atas dasar kesadaran, bila keinginan belajar sudah tumbuh atas dasar kesadaran maka kesadaran itu akan melahirkan sikap yang bertanggungjawab. Selain itu siswa harus membiasakan diri disiplin, memiliki sikap tenggang rasa dan menghormati perbedaan (pendapat, ideologi, kultur-budaya, dan keyakinan).

Satu hal yang terpenting dan wajib dikembangkan di kalangan pelajar adalah sikap optimisme. Melalui sikap optimis ini lah akan lahir generasi masa depan yang cemerlang. Seorang pelajar harus mampu menumbuhkan tekad yang bulat dalam mengejar dan meraih apa yang dicita-citakan.  Bagaimana cara menumbuhkan sikap optimis, pertama kita harus fokus dan memiliki orentasi hidup yang jelas (berfokus terhadap cita-cita dan harapan), kedua senantiasa menjujung nilai (nilai lokal) dan moral. ketiga menjung-jung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI).

Mungkin sebagian orang bertanya apa hubungan belajar dengan nilai persatuan NKRI “nasionalisme”, saya katakan nilai nasionalisme sangat penting dan memiliki hubungan urgen dengan belajar itu sendiri. Keterhubungan nilai nasionalis dengan belajar adalah berdasar pada keterhubungan sejarah berdirinya NKRI itu sendiri. Seandainya kita tidak merdeka seperti sekarang tidak mungkin kita bisa bebas menikmati pendidikan seperti saat ini. Oleh sebab itu nasionalisme penting untuk dimiliki dan ditumbuhkan kembang pada kalangan pelajar, sebagai wujud terimakasih pada para pahlawan bangsa ini.

Didirikannya Rebuplik Indonesia ini bukan atas dasar kecanggihan tegnologi seperti sekarang namun atas dasar keinginan tinggi “optimisme” dari bapak bangsa kita dahulu. Tugas kita saat ini tidak seberat seperti saat penjajahan. Tugas kita adalah mengisi kemerdekaan ini dengan berpedoman terhadap apa yang telah dirumuskan oleh pendahulu bangsa kita dulu seperti, Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa dan UUD 1945 sebagai instrumen pelaksanaan ketatanegaraan kita.

Kalau kita membaca sejarah bagaimana keadaan bangsa kita sebelum merdeka tentu kita merasa terenyuh. Harga diri kita selalu diinjak-injak oleh penjajah. Hak sebagai warga selalu diabaikan dan tak pernah diperhatikan. Kita menjadi pekerja paksa tanpa upah, keadaan seperti itu sungguh membuat keadaan rakyat tak berdaya. Berkat tekat dan keinginan yang kuat dari perjuangan untuk bebas dan merdeka maka lahirlah indonesia seperti yang kita nikmati saat ini.
Seperti diceritakan diberbagai buku sejarah bahwa para pejuang kita hanya menggunakan senjata sederhana (tombak/bambu runcing) para pejuang berhasil merebut alih kekuasaan dari para penjajah. Berdirinya bangsa ini bukan atas kekuatan bedil atau bom seperti perang modern saat ini. Berdirinya bangsa ini atas dasar kemauan dan optimisme yang tinggi diri para pejuang kala itu.

Dengan berbekal semangat dan keinginan yang kuat untuk merdeka para pejuang berhasil keluar dari ketertindasan menuju kedaulatan dan kemerdekaan. Keberhasilan para pejuang saat itu bukan terletak pada ketersediaan SDM yang mempuni namun lantaran kemauan “optimisme” yang tinggi. Keberhasilan penggagas bangsa dalam menanamkan rasa optimis membuahkan hasil yang luarbiasa (bangsa yang berdaulat dan merdeka) seperti yang kita nikmati sekarang.

Keberhasilan para pejuang dalam merebut kemerdekaan dalam keadaan keterbatasan saat itu setidaknya dapat menginspirasi kita untuk senantiasa optimis dalam menata bangsa kerah yang lebih baik. Kalau tidak kita dan para pelajar yang merawat dan memelihara kemerdekaan ini siapa lagi. Jangan sekali-kali ita memandang remeh dalam usaha mengisi kemerdekaan ini, tantangan dan ujian akan selalu ada, tantangan terberat saat ini adalah melawan kemalasan, korupsi dan berbagai carut-marut di negeri ini

Di era kemerdekaan dan modern saat ini, kita tak perlu memikul senjata atau membawa tombak, seperti dilakukan oleh para pejuang bangsa dalam mengawal kemerdekaan tempo dulu. Tugas kita adalah merawat dan memelihara kemerdekaan ini dengan satu ketulasan. Tugas kita mensolidkan satu kesatuan bangsa dari Sabang-Meroeke. Jangan biarkan bangsa ini diobok-obok oleh oknom atau kelompok tertentu. Kita harus satu kata “jalankan pemerintah dengan prinsip prikemanusiaan dan berkeadila, kuatkan satu kesatuan, jalankan konstitusi sesuai dengan perundang-undangan yang ada.

Sikap nasionalisme merupakan sebuah keharusan bagi pelajar. Seperti yang diutarakan sebelumnya bahwa pelajar merupakan bagian dari NKRI, maka pelajar harus memiliki sikap nasionalisme, Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, taat pada ketentuan hukum dan UU 1945.

Maraknya radikalisme akhir-akhir ini lantaran ketidak mampuan kita “guru/siswa” dalam mengimplementasikan poin penting yaitu nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Siswa harus bangkit dari keterpurukan, belajar yang rajin, dan berpengang teguh-lah pada NKRI, jadilah panglima dalam mengawal tegaknya nilai Pancasila.

Kita mesti yakin bahwa bangsa ini akan bisa keluar dari keterpurukan bila kita benar-benar memiliki tekat dan kesatuan aksi yaitu memajukan indonesia. Bagaimana cara melakukan stimulus tersebut, untuk itu kita mesti paham sejarah. Sejarah telah mengajarkan pada kita bagaimana bangsa ini dibagun dan dikelola. Maka dari sejarah tersebut kita bisa melakukan sebuah refleksi dan langkah strategis dalam mewujudkan indonesia yang unggul.

Semua elemen bangsa harus bersatu dalam kasatuan aksi yaitu mewujudkan Indonsia yang bermartabat  dan berkeadilan. Oleh sebab itu para pakar seperti : ketatanegaraan, hukum, penegak hukum, aliansi masyarakat (LSM) harus bersatu untuk mengawal dan mewujudkan bangsa ini lebih maju. Sikap buruk yang selama ini terjadi harus diubah, kita harus hijroh dan berpikir jangka panjang.

Oleh sebab itu para pemimpin di negeri ini harus memberikan teladan yang baik bagi generasi bangsa (anak cucu kita kelak). Kalau kita tetap kisruh malah hukum, korupsi, politik kapan indonesia akan maju.

SALAM INDONESIA

Tidak ada komentar: