"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Jumat, 22 Juli 2011

ALLAH MAHA SEGALANYA

Episode kehidupan mengalir, untaian kisah berderet mensejajari diri. Saya harus pandai memilah setiap kejadian di dalam hidup ini. Pemilahan di sini adalah sebagai kerangka untuk berintropeksi diri. Selaian saya diharapkan mampu menjadikan kejadian-kejadian sebagai batu loncatan dalam meraih cita-cita dan mimpi ke depan. Bukankah semua kejadian di dunia termasuk apa yang terjadi pada diriku karena kehendak-Nya. Maka Saya tak boleh putus asa. Saya haru bangkit.

Saat masa lalu melintas kening berkernyit seolah sangsi pada kenyataan. Masa lalu tak kalah perih menyiksa. Kesangsian terus berkejaran. Tak mungkin Saya mengabaikan momen yang telah berlalu, bahwa sejengkal langkah di hari kemarin sungguh menyisakan perih. Kadang Saya pesimis, “sanggupkah Saya melalui semua-nya”. Saya tak boleh menyerah. Saya yakin semua akan baik-baik saja. Ini hanya proses yang mesti dan harus dilalui.

Semua orang pasti pernah mengalami hal yang kurang baik dalam hidup-nya seperti yang pernah Saya rasakan, bahkan mungkin lebih parah. Jadi tak patut diri mengungkit hal yang telah berlalu. Bahkan Saya harus bersyukur terahadap pengalaman selama ini. Pengalaman-pengalaman itu telah menempa diri semakin matang. Sekarang Saya harus fokus pada masa depan.

Walau tak mudah bagi diri ini untuk mengabaikan hal-hal yang terjadi di masa lalu, Saya harus bangkit. Saya pasti bisa. Ketika fregmen masa lalu berseliuran membayangi langkah, Saya jadikan semua itu sebagai nasehat untuk lebih hati-hati dan banyak mensyukuri nikmat Tuhan. Saya terus berjuang untuk keluar dari bayang-bayang masa lalu, dan menata masa depan yang lebih baik. Kata Allah ”Saya tergantung apa perasangka ummat-Ku” jadi kenapa Saya harus mengeluh, Allah bersamaku.

lapangkan lah semua urusan hamba. Yaallah ampuni dosa hamba ini”. Namun hamba-Mu sering lalai dan mendustakan-Mu, hamba tak kuasa mengekang hawa nafsu. Yaallah jadikan hamba sebagai orang yang sebanar-benarnya taqwa. Maka”Sesungguhnya Engakau ”Allah” maha pengasih dan lagi maha penyayang. Engkau pun maha pengampun, tak ada dosa yang tak diampuni kecuali kufur dan menyekutukan-Nya. Betapa engkau ”Allah” sangat mulia dan selalu sabar menghadapi ulah hamba-Nya.

Manipulasi keadaan sering dilakukan, pe-manipulasi-an diri menjadi alternatif yang sangat baik. Untuk itu setiap saat Saya terus memotifasi diri .......Saya harus bangkit, dan bangkit. ”Selamat tinggal masa lalu. Selamat datang masa depan”. Saatnya perubahan itu terjadi. Tak boleh ada penundaan.

Babak demi babak berhaluan silih berganti. Adakala hidup sangat, sangat dinamis dan romantis. Pada sisi tertentu kehidupan bagai sebuah bara api yang siap memanggang. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada hari ini, esok dan lusa. “Hidup adalah misteri”, begitulah orang mengatakan. Walau kita tak tahu apa yang bakal terjadi, kita tidak boleh pesimis. Harapan harus tetap tertanam dan terbumikan di dalam hati.

Satu waktu tertentu Allah menganugrahkan karunia, namun setelah itu Tuhan juga hendak menguji. ”Sesungguhnya Allah tidak akan membebani satu kaum melebihi batas kemampunanya” artinya apa yang terjadi pada saya juga orang-orang yang lain sudah sesuai kadar ketentuan masing-masing.Barangkali di waktu pagi kita bahagia, saat menjelang siang kebahagiaan itu berganti tangis air mata. Ketentuan ”fluktuasi kehidupan yang tak tentu” seperti tidak pernah dapat diperkirakan sebelumnya.

Masalah ujian yang datang dari Allah tentu hal ini memiliki tujuan yang baik. Bukankah ketika seseorang mau masuk kerja, atau hendak meneruskan pendidikan mereka harus melewati rangkaian seleksi yang ketat ”tes”. Barang kali Allah hendak menguji ”megetes” kita, untuk menjadi mahluk yang lebih baik.

Sepandai apa pun manusia tidak akan bisa menebak apa yang bakal terjadi pada dirinya esok dan yang akan datang. Manusia hanya bisa merencanakan tapi ketentuan tetap ada di tangan Allah. Kehidupan ini misteri, tapi bukan berarti hidup harus ditakuti. Atau kita sampai terheran-heran dengan kehidupan ini. arti-nya butuh kepekaan yang dalam untuk memaknai kehidupan yang sebenar-nya.

Keyakinan harus dimiliki oleh setiap ummat termasuk kita, keyakinan itu harus termaknai sebagai tujuan ”cita-cita”, ya kehidupan itu memerlukan satu tujuan. Kalau kita tidak memiliki tujuan, pesimis dan tidak yakin bagaimana kita bisa semangat dalam menjalankan hidup. Optimislah dalam menjalani kehidupan ini. Jangan takut dan kerdil karena satu tantangan kecil. Semua pasti bisa di atasi. Yakin lah pada jaminan tuhan. Tuhan tidak akan membebani satu kaum melebihi kapasitas kaum /hamba-Nya

Jadi apa yang terjadi padSaya selama ini masih dalam tataran kewajaran tak perlu dieksploitasi. Bukankah tuhan tak akan menguji satu kaum kecuali Tuhan sayang pada kita. Berarti Tuhan sayang dan perhatian sehingga dia memberiku sedikit ujian. Semoga ujian ini tidak menjadikan diri kufur, bahkan menjadi diri selalu bersyukur terhadap nikmat Allah.

Secara teori rencana berperan penting dalam memaksimalkan hal-hal yang akan dikerjakan. Rencana adalah kerja manusia. Kerja akal dan nalar, namun akal juga terbatas. Maka hasil dari satu rencana tetaplah pada ketentuan Tuhan. Apa yang baik menurut pandangan manusia “kita” belum tentu pada pandangan Allah. Jadi bila satu rencana gagal atau tertunda barangkali pada saat itu bukan saat yang tepat, sehingga Allah menunda pada waktu tertentu.

Surabaya 2011

Tidak ada komentar: