"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Sabtu, 02 April 2011

PERTANYAAN, Sebuah Krangka Filsafat

Apakah perbuatan manusia murni perbuatan diri-nya sendiri, atau ada faktor lain yang mendorong terjadi perbuatan pada manusia->. Bagaimana manusia menyikapi keadaan dirinya, dimanakah kehendak dan kuasa Tuhan atas diri manusia->. Manusia sebagai mahluk sosial terikat dengan kultur serta lingkungan sosialnya, dimanakah letak dan batas toleransi yang harus dijaga dalam tataran sosial itu->.

Apakah iman itu->, dan mungkinkah iman muncul dan tumbuh dalam diri manusia tanpa adanya peran serta lingkungan sosial->. Apakah iman yang kita jalankan merupakan satu kemurnian bukan intervensi atas kesadaran->. Adakah batas keimanan pada manusia, adakah hubungan timbal balik antara iman dan kesadaran sebagai mahluk->.

Di dalam kitab (islam-non muslim) konon telah ada semua petunjuk dunia-akhirat. Apakah kita telah benar-benar membaca tanda-tanda itu->. Lalu apa reaksi kita setelah membaca dan mengetahui tentang kabar yang tampak dan yang tak tampak itu->. Sejauh mana kita memahami teks dalam kita Isam-non muslim->.

Banyak pakar melakukan kajian dan pembuktian akan firman Tuhan (Al-quran), Harun Yahya, Al-Ghazali, Imam Syafi'i dan tokoh-tokoh kontemporer lainnya. Pernahkah kita melakukan hal yang sama : melakukan penelitian ulang sebagaimana dilakukan Harun Yahya dalam membantah teori Evolusi Darwinisme->. Cukupkah kita mengimani atas dasar penemuan itu, tanpa melakukan tela'ah lagi->.

Konon Tuhan itu tunggal sebagaimana kita imani, tanpa harus dipahami. Sejauh mana kita meyakini ke-maha-tunggal-an Tuhan dalam keseharian hidup kita->. Bagaimana kita mengkonsepsikan ketunggalan Tuhan dalam velensi-Nya->. Pernahkah kita meragukan atau meniadakan akan ketunggalan sebagaimana dilakukan Ibrahim, sebagaimana Nabi Musa menggugat ke-maha-adaan-Nya->.

Kitab sebagaimana diyakini adalah firman penuh kemutlakan. Apakah pemaknaan atas kitab “firman” Tuhan benar-benar satu kemutlakan->. Atau ada bias kemahlukan atas pemaknaan firman Tuhan itu, siapakah yang berhak memaknai dan menafsir ulang atas firman-Nya->.

Kafir !!!!, kata itu satu yang ditakuti manusia tapi kerap dijalani dalam ketidak sadaran, konon orang kafir dikutuk “kekal di neraka” oleh Tuhan. Neraka adalah tempat yang paling ditakuti manusia hal itu sejalan konsepsi wahyu dan penafsiran atas wahyu. Bagaimana dengan pernyataan Saiyidina Ali “Tuhan aku rela masuk masuk neraka asal mendapat rido-Mu->”.

Bagaimana seharusnya menjalani hidup. Apakah cukup dengan mempercai-Nya tentang kabar : kabar dari kitab dan alhi-penafsir tentang dunia dan akhirat sekaligus->. Setelah hidup ada mati. Mati hal yang pasti terjadi pada setiap mahluk di dunia. Dunia itu dibagi berapa->->. Siapa saja penghuni dunia itu->-> bagaimana kita menyikapi kematian.

Dalam teradisi NU ziarah kubur menjadi terasdisi rutinan. Banyak kaum nahdiyin yang melakukan doa di atas kubur dengan cara tertentu. Bagaimana agama menilai teradisi tersebut->-> apakah orang mati ulamak “para wali-nabi” bisa memberi manfaat bagi yang hidup “mendoakan yang hidup”.

Dapatkah sorang anak soleh mengangkat ibu-keluarga “oang yang dicintainya” yang ada di neraka masuk surga sebagaimana anak soleh itu->->-> Tuhan punyak kehendak atas mahluk, sejak kapan kehendak itu terbangun atas Tuhan->->->

Dalam dunia ini dan proses penciptaan ada paradok mahluk. Di dalam Al-quran disebutkan bahwa iblis adalah mahluk yang tidak taat atas asa Tuhan---ibis pun dikutuk atas asas yang dilanggar dan ditakdirkan sebagai penghuni neraka. Malaikat sebagai mahluk yang taat, manusia mahluk yang berfikir “memiliki akal” dan Jin.... ->->->.

Sebagaimana penciptaan yang dikabarkan di dalam Al-kitab. Siapakah manusia pertama yang Tuhan ciptakan->> Mengapa Malaikat, Iblis menolak penciptaan Adam->> Mengapa Allah menyuruh menyembah kepada Adam->->. Siapakah manusia pembuat kerusakan yang dimaksud Malaikat, Iblis--> Adam dan Hawa terusir dari Surga lantaran iya terperdaya oleh Iblis. Kemudian Hawa dan Adam terlempar ke dunia ini atas kesalahan yang dilakukan “mengambil buah Khuldi”. Jika Adam dan Hawa tidak mengambil buah khuldi dan iblis tidak memperdaya saat itu apakah Adam dan Hawa akan ada di dunia ini->->-> Apakah Tuhan menciptakan manusia ada di surga atau di Dunia. Dimanakah posisi Jin ->->-> apakah ia di sorga ->->-> .

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan perlindungan kepada kita. Amin!!

Tidak ada komentar: