"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Senin, 11 April 2011

Meletakkan Pembangunan Madura pada Akar Rumput

Jembatan Suramadu, mempertegas pada kita “bangsa Indonesia” juga Dunia bahwa Madura mempunyai kekayaan alam yang bisa diperdayakan, untuk memberdayakan manusia Madura dan Indonesia secara umum bahkan “dunia”.

Jembatan Suramadu adalah simbol Madura dan kemegahan Indonesia. Jembatan Suramadu sebagai lintas selat Madura menghubungkan Pulau Jawa di Surabaya dengan Pulau Madura di Bangkalan. Panjang Jembatan 5.438 meter dan lebar 30 meter, merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Tujuan dibangunnya Jembatan Suramadu untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Tujuan pembangunan Jembatan Suramadu sungguh amat mulia, dan membawa angin segar bagi kehidupan rakyat yang ada di Pulau Madura. Selama ini Madura memang terkesan dikesampingkan oleh pemerintah. Pembangunan dibidang infrastruktur di Madura sangat jauh tertinggal dibanding dengan Daerah-daerah lain. Infrakstruktur jalan yang menjadi akses penting bagi masyarakat sangat minim.

Pemerintah Daerah sebagai garda terdepan dalam pemetaan pembangunan pun terkesan lamban. Kepentingan politik pragmatis masih mendominasi dalam setiap pengambilan kebijakan. Sementara kesejahteraan yang harusnya menjadi prioritas menjadi bulan-bulan politik. Wakil rakyat sebagai pendorong pun hanya berkutat dengan komoditi kelompok dan golongan. Lagi-lagi rakyat jadi korban. Pasca dibangunannya Jembatan Suramadu, Madura benar-benar menjadi perhatian dalam dan Luar Negeri.

Seluruh komponen masyarakat di Madura harus bersatu dan merumuskan visi dan misi-nya kedepan. Keterlibatan seluruh komponen masyarakat amat menentukan keberlangsungan pembangunan di kawasan Madura tanpa harus menghilangkan karakter keunikan yang selama ini mengakar di kalangan masyarakat Madura. Pembangunan dan pengembangan Madura tidak boleh mengenyampingkan kepentingan rakyat.

Oleh sebab itu pemetaan dan penentuan visi dan misi pembangunan Madura harus mengakomodasi dan mengutamakan kepentingan rakyat Madura bukan investor semata. Keterlibatan orang Madura dalam pembangunan dan pengembangan sangatlah urgen karena sosio kultur Madura sangat menjunjung nilai-nilai regional “religi”.

Madura Yang Dicela
Stigma miring terhadap orang Madura : orang Madura kasar, keras. Lingkungannya gersang ddl, stigma semacam itu sering terlontar dari orang di luar Madura. Madura yang dulu dicela dan dijauhi kini perlahan mulai diakrapi, setidaknya bagi orang yang berkepentingan “inves” dalam jangka panjang di Madura. Berbagai penelitian dilakukan. Saya malah tertarik dengan liputan TIME pada tahun 2000 yang mengangkat keunikan Madura secara khusus ().

Ada satu pertanyaan yang sangat mendasar dengan dibangunannya Jembantan Suramadu. Mengapa Madura yang selama ini distikmakan sebagai Daerah, miskin, dan gersang justru menjadi prioritas pembangunan mega proyek “Jembatan Suramadu” ?. Kemudian apakah pembangunan Jembatan akan mampu mengangkat kehidupan rakyat Madura dari kemiskinan?.

Sebagai orang Madura saya berharap cita-cita penmbangunan Jambatan Suramadu benar terwujud dan tidak membuka ketimpangan baru antara pemodal dengan penduduk asli Madura.

Jembatan Suramadu tidak hanya hanya untuk mempercepat lalulintas Madura-Surabaya, kemudian orang-orang Madura berbondong-bondong belanja ke sualayan besar di Surabaya. Penduduk Madura harus mampu mengangkat komoditi unggulan, yang bisa mengangkat kehidupan orang Madura lebih baik. Pemerintah dengan regulasinya menjadi kunci arah masa depan orang-orang yang ada di Madura.

Mak tak mau Jembatan Suramadu “pembangunan modern” telah mengilhami anak bangsa di tanah Air. Kini Daerah-daerah lain juga menggagas pembangunan yang sama. Madura, Bangkalan, Sampang dan Sumenep, ke-empat sendi Madura kini mulai bergegas menentang zaman. Anak bangsa yang bertautan mengintip mendaki.

Madura yang dulu disegani karena stigma-nya (keras-kasa) kini tidak lagi, orang-orang di luar Madura kini datang berbondong-bondong sekedar tahu Madura “Jembatan Suramadu”. Para keluarga dan kerabat menyediakan waktu khusus untuk sekedar mengetahui Jembatan Suramadu. Ya Madura yang disinonimkan keras dan kasar kini mulai didekati. Orang pada ingin tahu, para pembisnis besar berburu ingin menanamkan investasi.

Madura bagai gula di mata orang berduit. Madura adalah mahligai bagi yang berkpentingan di masa depan. Tapi orang Madura yang teruji oleh zaman, tentu tak ingin hanya menjadi penonton apa lagi budak di bumi sendiri. Orang Madura harus berperan aktif dalam dibidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat jangka panjang. Orang Madura harus mampu mengimbangi kemajuan dalam pembangunan Madura ke depan. Orang Madura orang bisa menentukan masa depannya sendiri bukan orang diluar Madura.

Orang Madura tidak boleh diam disaat orang-orang dari luar Madura berebut investasi. Pemerintah sebagai pengendali kebijakan harus mengedepankan kepentingan orang Madura ketimbang investor. Segala bentuk kebijakan yang berkenaan pengembangan Madura harus dikontrol oleh masyarakat khususnya orang Madura.

Masyarakat Madura yang dikenal ulet dan tegas, harus menjadi modal penting dalam menata pengembangan dan pembangunan Madura ke depan. Jika masyarakat asli Madura tidak dilibatkan maka jangan harap pembangunan Madura berjalan lancar. Keberhasilan pembangunan Jembatan Suramadu tidak akan berdampak apa pun “mempercepat jarak tempuh” bagi orang Madura, apa bila pemerintah mengenyampingkan peran dari penduduk Madura.

Tidak ada komentar: