"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Senin, 23 Januari 2012

MENGHADIRKAN ICMI DALAM TATARAN PRAKTIS

Saat ini tak ada alasan bagi saya untuk tidak menulis. Pertama karena kedepan nanti saya akan berkecimpung di ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) Orwil Jawa Timur di mana saya harus mencatatat seluruh kegiatan dan aktifitas ICMI. Seperti diskusi rutin, kunjungan kerja keberbagai Daerah dan beberapa kegiatan lainnya.

Kedua akan makin banyak referensi dan perbendaharan pengalaman yang bisa saya jadikan cerita “tulis”. Ketiga karena saya menganggap menulis adalah panggilan jiwa dan kemanusiaan. Saya tak cukup kaya untuk membagi-bagikan uang pada teman atau sahabat, tapi saya mencoba untuk berbagi pengalaman kepada siapa pun, setidaknya melalui tulisan seperti ini. Dengan harapan apa yang saya bagi dalam bentuk cerita “tulisan” bisa menambah wawasan khususnya bagi saya peribadi.

Saya bukan seorang penulis yang bisa mengemukakan konsep dan teori. Apa yang salakukan “tulis” hanya sebuah cara untuk mengabadikan setiap momen kehidupan ini, baik  itu dalam bentuk tulisan atau cerita lainnya. Mudah-mudah ketergabungan saya dengan orang-orang bersar di ICMI semakin mematangkan keperibadian dan intelektual Saya. Mensejajarkan diri dengan orang-orang sekaliber ICMI jelas tidak mungkin. Kemungkinan yang dapat dilakukan adalah terus melakukan pembacaan atas apa pun yang saya lihat dan dengar dari mereka, kemudian saya tulis.

Kali ini saya mencoba mencari tahu seperti apa dan bagaimana konsep orang-orang ICMI dalam menata menajeman baik diinternal lebih-lebih subangsih-nya pada Republik ini. Seperti yang pernah saya tulis kemarin, bahwa ICMI Orwil Jawa Timur memiliki beberapa program diantara Pendidikan, Kesehatan dan Pembangunan Ekonomi dll. Di dalam pembangunan Ekonomi ICMI Orwil Jawa Timur mengelinding satu progran Mencetak 10.000, Saudagar Muslim Di Jawa Timur, ada beberapa langkah strategis yang telah dibungun oleh ICMI semisal membangun kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Pesantran.

Melihat semangat dan SDM yang ada di Internal ICMI saya yakin program-progam yang digagas oleh ICMI bisa diwujudkan dan menjadi solusi yang sulutif atas persoalan bangsa saat ini. Setiap cita-cita yang baik tentu selalu ada batu sandungan yang mesti dilalui, semisal komonikasi dan konsolidasi.  Namun saya tetap optimis dengan pengelolaan menajeman yang baik rintangan itu akan mudah untuk di atasi.

Perkembangan yang saya baca terkait kerja sama dengan beberapa Perguruan Tingi dan Pesantren masih terus digodok. Semisal kerjasama yang tengah dijajaki dengan UNMUH salah satu perguruan Tinggi Swasta di Malang dengan system kemitraan, Pesantren Sidogiri dan Tebuirieng di Jombang . Penggodokan dan komonikasi dengan stakholder terus disenergikan oleh masing-masing kedua belah pihak.

Mewujudkan program Mencetak 10.000, Saudagar Muslim Di Jawa Timur bukan satu hal sulit. Saya katakan demikin karena di internal “orang-orang” ICMI banyak yang berlatar belakang pengusaha. Latar belakang dan pengalaman mereka dalam megelola usaha bisa dibagikan kepada pihak stakholder dalam hal ini PTS atau PTN dan pesantren yang kini menjalin kerjasama dengan ICMI. Dan bukan tidak mungkin meluaskan jaringan keberbagi sektor lainnya selain yang saya sebutkan di atas.

Saya teringat obrolan di salah satu kedai makan bersama orang-orang ICMI. Saat itu melakukan rapat koordinasi adalah tim Saudagar Muslim untuk program Mencetak 10.000, Saudagar Muslim Di Jawa Timur. Beberapa opsi yang diambil adalah pertama memberikan pelatihan kepada berbagai stakhorder. Kedua penyertaan modal dan pendampingan secara intensif. Ketiga memberikan blupirin yang kongrit dengan memanfaatkan potensi di internal ICMI.

Sementara kemitraan dengan perguruan tinggi dilakukan dengan sering job, di mana ICMI memberikan masukan dan tela’a terhadap beberapa pola usaha koprasi di PT tersebut, atau dengan cara menilai sistem yang telah berjalan kemudian memberikan masukan baik dalam bidang SMD, manajemen dan kerjamasa dalam meluaskan bidang usaha yang dikelola.

Untuk kerjasama dengan beberapa Pesantren sudah dilakukan pembicaran intensif, bahkan sekitar bulan oktober 2011, orang-orang ICMI dengan beberapa tim Saudagar melakukan kunjunagan langsung ke Pondok Pesantren Sidogiri dan Tebuireng di Jombang. Pertemuan di Tebuireng langsung mendapat  apresiasi hangat dari pengasuh sekaligus saudara Gusdur, Salahuddin Wahid. Kemudian kunjungan itu menghasilkan beberapa rumusan penting yang selanjutnya ditindak lanjuti melalui mekanisme yang legal (MOU)

Dilihat dari ekspektasi yang baik dari masyarakat terhadap program yang digelindingkan oleh ICMI, tentu hal itu akan semakin mempermudah dalam pengaplikasiannya. Menurut pandangan saya yang diperlukan saat ini bangaimana mensinergikan kometmen dan kerja keras secara reil dari orang-orang ICMI itu sendiri. Bila semua langkah telah dilakukan secara baik maka Insyaallah mengahasilkan nilai yang tentu lebih baik.

Memang mewujudkan progam apa pun bukan satu hal mudah, diperlukan cara kerja yang tak biasa. Dan saya yakin SDM di ICMI lebih memungkinkan untuk mengambil langkah-langkah strategis. Bila program itu sukses maka harapan Ketua Umum dan semua orang di intern ICMI “menghadirkan ICMI di tengah-tengah ummat” akan benar-benar dilihat dan diapresiasi oleh masyarakat.

Saya sepekat dengan paparan ketua ICMI Riau di mana dalam tulisannya ia mengatakan, untuk menghadirkan ICMI dalam tataran praktis tidak bisa dengan kerja yang muluk-muluk, cukup dengan kita melakukan satu aksi nayata. Sekecil apa pun geraka itu yang terpenting bisa menjadi mengatasi persoalan ummat secara nyata.

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: