"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Sabtu, 21 Januari 2012

BIARLAH PERASAAN “CINTA” ITU MENGALIR

Pernakah anda mengalami satu pengalaman hidup yang irasional namun anda benar-benar menjalini kehidupan tersebut, termasuk dalam pengalaman cinta. Saya yakin anda pernah mengalami meski hanya satu kali dalam hidup anda. Pengamalan yang tak rasional seperti subuah bingkisan atas lelah yang tak terperdaayai.

Pengalaman-pengalaman itu bisa beranika ragam bentuk (kemulusan dalam meraih karir, membangun usaha, dan bahkan pengalaman CINTA), yang jelas pengalaman itu merupakan satu moment yang sangat membahagiakan dalam kehidupan kita. Pengalaman-pengalaman itu sering kali datang secara tiba-tiba, penuh kejutan.

Bagi sebagian orang pengalaman hidup yang tak rasional itu dianggab satu karunia yang diberikan Tuhan kepada kita selaku ummat-Nya. Tuhan memang maha berkehandak terhadap apa yang Dia kehendaki. Ketika Tuhan ingin membalikkan keadaan tak ada yang dapat mencegah. Pengalaman hidup yang penuh kejutan sebenarnya telah terjadi pada kehidupan ummat sebelum kita. Dalam perjalan Rasul atau Nabi-nabi kita mengenal istilah mu’jizat, pada tingkatan para Wali dan Ulama’ kita mengenal istilah karomah. Saya mengartikan mu’jizat itu dalam baha yang lebih sederhana dan dalam prespektif yang universal yaitu satu pengalaman hidup.

Sebenarnya apa yang terjadi pada Nabi-Rasul, Wali dan Ulama’ adalah satu pengalam hidup sebagaimana terjadi pada manusia umumnya, pengkiasan derajad menjadikan pendefinisian “pengalaman” pertiwa tersebut berbeda. Menurut saya mu’jizat  “kejadian luar biasa” dalam kehidupan ini tak pernah berhenti dan akan selalu ada.

Apa pun pengalaman dalam kehidupan kita, semoga menjadikan kita lebih dekat kepada-Nya. Tidak satu kejadia dalam kehidupan ini yang tak baik, semua baik. Mungkin anda bertanya, apakah benar semua kejadian dalam hidup itu baik ?, saya jawab iya, “semua kejadian yang diketahui atau tidak kita ketahui oleh kita, baik adanya”. Karena setiap kejadian di Duni ini adalah ketentuan yang memang disengaja oleh Allah. Maka hanya orang-orang yang bertaqwa lah yang bisa mengambil pelajaran “hikmah” dari setiap kejadian.

Maka beruntung lah orang-orang yang selalu mendedikasikan pengalaman kehidupannya, kemudian mngikhtiari-nya sehingga Ia selalu dapat mengambil hikmah atas pengalaman hidupnya.Karena hidup yang dijalani atas landasan hikmah akan membawa berkah pada sesama, dan kita pun meras damai.

Meski pun demikian kita tidak boleh berandai-andai, apa lagi berpangku menunggu datangnya keajaiban. Keajaiban tak perlu ditunggu atau kita memaksa untuk memperoleh keajabian hidup dengan cara salah, misal pergi ketampat-tempat yang berbau misti s(kuburan, dukun dll). Kita harus memiliki prinsip dalam membangaun hidup, kita tak boleh pasif, karena kehidupan yang kita jalan saat sangat dinamis. Bila kita pasif maka kita akan mati sebelum datang kematian yang sesungguhnya.

Keajabain Dan Cinta
CINTA, sudah berapa kali saya mengulas kalimat tersebut, pada tulisan sebelum ini saya menulis RASA-CINTA, tulisan itu merupkan sebuah pengejawantahan atas apa yang terjadi pada diri saya. Hingga tulisan ini disusun saya masih berperang dengan perasaan. Dalam satu sisi saya mengakui akan parasaan “cinta”, namun karena alasan yang urgen saya pun berprinsip untuk tidak kalah pada pesaan. Ada tanggungjawab yang lebih besar dari sekedar cinta, yaitu membawahi amanah sekaligus tanggungjawab terhadap orang tua. Karena satu waktu saya pernah berkometment terhadap diri juga keluarga saya harus menyelesaikan tugas dan tanggungjawa “kuliah” dulu baru memikirkan persaan “cinta”.
<photo id="1" />
Kuliah-cinta, bagi sebagian orang kuliah-cinta “kampus” menjadi satu bagian tak terpisahkan. Artinya apa, selain mereka mendalami ilmu di Bangku Kuliah mereka juga bisa memperolah cinta dari teman perempuannya saat di dalam perkuliahan. Saya melihat beberapa teman berhasil memadukan dua aktifitas yang berbeda menurut saya (KULIAH-CINTA), dan mungkin mereka adalah satu pengecualian. Begitu lah hidup warnanya selalu memberi kita kesan, dan saya yakin itu adalah anugrah.

Jujur ketika di kampus saya anti pati pada cinta, bahkan seperti tak ada ruang untuk melakukan aktifitas semacam itu. Karena setiap habis kuliah saya sering bergelut dengan teman-teman yang secara idiologi menyoal akan persaan “cinta”. Namun ketika melihat teman-teman asyik bersama pasangannya, hati saya tersentuh. Bahkan pada saat itu saya sempat bertanya pada diri sendiri, kapan saya bisa merasakan romantisme Cinta sebagaimana saya lihat saat itu. Artinya “saya masih normal” heheheheh.

Saat ini teman-teman sekelas di kampus sudah banyak yang lulus, bahkan banyak diantara mereka yang sudah menikah. Sedang saya masih belum lulus kuliah, dan masih belum mendapatkan apa yang saya impikan “keberhasilan-cnita”. Barangkali ini yang disebut keajaiban hidup. Segala kemungkin telah kita rumuskan dalam perencanaan yang matang. Bila sampai saat ini saya masih belum bisa menyempuranakan kehidupan, setidaknya saya hidup dalam sekala kecil.

Saya memaknai harapan dalam kehidupan ibarat sebuah pijar di padang luas, angin dan badai tak boleh menyilahkan lelah. Dan syukur saya adalah, Tuhan masih menanamkan satu kometment pada saya “untuk terus berjalan walau dengan berbagai badai yang menghantam. Dan saya berkeyakinan Allah telah mendesain kehidupan saya dengan baik indah.

Maka untuk perasaan “cinta” yang sewaktu-waktu datang, mengalir lah engkau sebagaimana udara yang kuhirup setiap saat. Bersemilah engkau di luar karang, tanpa batas bagar. Sesungguh cinta adalah anugrah yang mesti kau nikmati tanpa harus kau setubuhi. Cinta adalah tinta ilmu yang dapat melahirkankan buku kehidupan.

Untuk orang yang aku cintai, tak perlu engkau kujamah. Namun aku akan selalu bersetia sebelum kau dan keadaan ini meminta, setidaknya pada perasaan yang menghamba. Hidup ini adalah keajaiban sebagai kajabian cinta dan perasaanku untuk-mu-Nya.


Tidak ada komentar: