"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Sabtu, 31 Desember 2011

TUHAN-TUHAN YANG NARSIS

Salam buat adik di pembaringan………. Mungkin tidurmu tidak akan bisa nyenyak malam ini. Mengapa aku katakana demikian karena setelah engkau membaca surat ini kau akan tau, bahwa ada banyak hal yang belum kamu tahu. Semua ini sengaja aku lakukan , aku harus segera mengatakan sebulum semua terlambat. Mungkin engkau masih ingat saat kau menanyakan kilas Nabi Adam, Musa, Muhammad. Mungkin kamu lupa tapi tak apa aku akan mengingatkanmu.

Suasana pagi yang sunyi kau isi dengan alunan ayat suci. Seperti biasa aku selalu memperhatikanmu setiap saat. Sementara waktu yang terus bergerak, matahari di ufuk timur terlihat berbagi senyum menyemat doa,kehadiran sang matahari disambut kidung suci. Kau memang wanita yang soleh setiap waktu kau isi dengan himmatul ilmiah tak jarang teman-teman seperjuanganmu terkagum-kagum akanmu.

Pancaran sinar mata hari masuk diantara celah atap. Aku pengagummu akan selalu menanti di perempatan jalan yang biasa kau lewati, semua itu aku lakukan karna aku sekedar ingin mendapat tegur  salam dari suaramu yang merdu. Ya aku hanya ingin melihat sepintas senyummu yang tak terjamah oleh logika. Besar keinginanku untuk sekedar berdiskusi tentang apa pun dengan kamu, tapi aku sadar kamu anak pondok yang tak bisa lepas dari beberapa aturan. Apalagi kamu bukan tipe wanita yang membangkang. Kau terlalu baik dan sempurna.

Aku tertarik untuk berdiskusi denganmu. Aku tertarik akan sikap keritismu tentang agama dan sejarah. Bukankah kamu pernah bertanya tentang Adam, Musa dan Muhammad di pondok. Tapi pertanyaan yang kau ajukan tidak kau peroleh jawaban yang memuaskan, “mengapa kita percaya bahwa islam lah Agama yang paling benar..?, ………. Mengapa kita percaya bahwa tuhan itu ada…….?, ……. Mengapa kita percaya bahwa nanti ada hari pembalasan (sorga dan neraka) ……? ” bukankah pertanyaan-pertanyaan itu yang sempat engkau tanyakan pada guru saat itu.
Sekali-lagi aku minta maaf karena aku mengganggu tidur kamu. Mungkin kau tidak akan bisa tidur nyenyak mala ini. Mungkin kau juga akan bertanya kenapa aku tahu hal itu. Seandainya kau tidak terikat oleh peraturan, aku ingin banyak……….. Tapi hal itu tak mungkin aku lakukan.

Hanya lewat surat ini aku mencoba berbagi, sebelumnya aku mohon maaf  aku tidak bermaksud sok tahu, atau mau mengurui, aku ingin ada dialog aktif antara kita, meski hanya lewat surat semacam ini.

Aku akan mempertanyakan ulang apa yang pernah kamu tanyakan. “mengapa kita percaya bahwa islamlah Agama yang paling benar..? pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang idealis dan sangat sulit untuk dijawab secara harfia. Tapi tak apa kita berdiskusi dengan beberapa pertanyaanmu.

Mungkin pertanyaan itu telah dijawab oleh gurumu. “islam sebagai agama yang paling benar karena seumua itu dilandaskan pada al-quran dan Hadits” tapi jawaban itu tak jua bisa memuaskan kegelisahan kamu soal Agama yang kini kamu yakini.

Islam sebagai agama wahyu hal itu memang benar dan islam lah yang benar sesuai dengan legitimasi Al-quran sebagi panduan Islam itu sendiri. Akan tetapi islam yang mana, dalam islam sendiri ummat dipecah belah menjadi beberapa aliran, hal itu senada dengan apa yang disampaikan oleh Muhammad bahwa suatu nanti Islam akan pencah menjai beberapa golongan, diantara golongan itu hanya satu yang dianggap benar oleh nabi, ya itu mereka yang tetap berpegang teguh pada ajaran Al-quran, dan mengikuti sunnah-nya. Sementara sekarang ini kita dihadapkan pada fenomena yang teramat kompleks soal agama dan aliran-aliran itu. “NU, Muhammadiah, Jiil, HTI, dan beberapa aliran” di mana semuanya mengaku mereka yang baik dan benar.

Kita menjadi orang yang bodoh diantara kebaikan dan kebenaran yang mereka usung. Kuharap ini tidak menjadikan beban bagi kamu. Aku hanya mencoba untuk mengeksplorasi fenomena yang terjadi dan sering kita jumpai di sekitar kita, hal itu apa adanya. Mungkin selama ini kita tidak mempersoalkan hal itu, dan mungkin kita cuek sama sekali.

Hanya ada satu hal yang mungkin perlu kita kaji bersama, “kebenaran dan kebaikan agama seperti apa….? “ seperti yang disampaikan Muhammad tentu kita tidak mungkin bisa sama, selain sosial kultur rentang waktu anatara kita dengan Muhammad sw amat sangat beda jauh. Mungkin kita bisa meniru apa yang diperaktekkan oleh Muhammad dari para sahabatnya, tapi apakah apa yang sahabat lakukan itu benar-benar sesuai dengan yang Nabi lakukan, hal itu tidak ada jaminan.

Kita mungkin harus membaca ulang sejarah di mana saat detik-detik kematian Muhammad para sahabat tidak memikirkan tentang pemakaman Nabinya, tapi mereka mempersoalkan siapa yang akan mengantikan kekuasaan (pemimpin). Saat itulah perpecahan terjadi dalam tubuh islam.
Dalam tahun yang sama pendeklarasian Nabi baru bermunculan. Dengan tetap melabilkan Islam. Kalau kita mengacu bahwa kebenaran kita, karena sudah berlandaskan al-quran, Al-quran dikumpulkan oleh sahabat setelatelah meninggalnya sahabat-sabat yang hafal Al-quran dan terjadi konflik ditubuh islam sendiri mengenai isi dan faliditas al-quran itu sendiri.

Selanjutnya ”……. mengapa kita percaya bahwa tuhan itu ada…….? Pertanyaan ini amat menggelitik hati, bahkan orang yang semalama ini membangkakan diri demgam simbol-simbol Tuhan, benarkah selama ini kita percaya Tuhan itu ada, jangan-jangan kepercayaan yang kita jalani hanyalah kepercaan warisan dari orang tua, jika hal itu terjadi dimana letek keyakinan yang tumbuh di dalam hati.

Ini butuh kejujuran, bukan jawaban keegoan, apalagi sebuah jawaban apologi. Aku apresiasi sekali terhadap kamu, ternyata masih ada orang yang berani mempertanyakan sesuatu yang dianggap sepele, namun berpengaruh. Seakan kamu mengatakan Tuhan itu tidak butuh pengakuan kita, meski Tuhan tidak dia kui oleh manusia Dia tidak akan kehilangan reputasinya sebagai Tuhan.

Di dunia ini banyak tuhan, dalam agama saja tuhan itu banyak, Islam, kristen, budha, hindu, katholik dan tuhan-tuhan yang narsis sekaligus. Lantas bagaimana kita mencermati menilai dan memahami siapakah Tuhan yang sebenarnya. Apa perbedaan Tuhan Islam dengan tuhan kristen, Katholik-hindu. Atau mungkin Tuhan islam sama dengan tuhan-tuhan yang lain. ……….Mengapa kita percaya bahwa nanti ada hari pembalasan (sorga dan neraka) ……?”

Tidak ada komentar: