"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Rabu, 21 Maret 2012

MEMULAI LEBIH AWAL

Story LS Network Twinty One and Amway in Gramedia expo Surabaya

Tanggal 10-11 Maret 2012 saya berkesempatan ikut pelatihan Leadership Seminar (LS) di Gramedia Expo Surabaya. Pelatihan ini diadakan oleh perusahaan Amway di Surabaya dengan menggandeng Network Twinty one.


Sepanjang pengalaman dalam hidup saya baru kali ini ikut acara pelatihan dengan tiket yang fantastis hampir satu juta. Kalau harus merogoh kocek di saku, maka saya akan pikir beribu-ribu kali, tapi karena perusahaan yang memboking tiket maka saya tinggal bondo awak sangat bersyukur. Saya sangat tertarik dengan pelatihan yang sifatnya dapat pengembangan diri (kewirausahaan, kepemimpinan, dan sekil education lainnya).


“Saya sangat percaya karunia dan keberuntungan bagaimanapun bentuknya”. Hadir dalam LS bagi saya merupakan satu karunia keberuntungan, mengapa saya katakan demikian karena pada awalnya tiket ini tidak untuk saya melainkan bagi karyawan bagian pemasaran di perusahaan kami. Namun lantaran satu hal (urusan keluarga) mereka temanan kantor yang mesti mengikuti acara LS saya gantikan . Karena ada dua undangan maka saya pun mengajak teman.


Karunia dan sempat selalu hadir tidak terduga, dan bentuknya selalu suprais bagi si penerima karunia itu sendiri. Dan karunia serta sempat yang Tuhan berikan kepada kita menyangkut berbagai aspek yang sangat luas, bisa hal itu dalam bentuk kasat mata namun ada yang tidak. Namun kehadiran nikmat dan karunia itu senantiasa memberikan satu efek positif pada pikiran dan kehidupan kita.


Apa yang saya alami saat mengikuti pelatihan LS kemarin merupakan satu karunia yang insyaallah membuka bingkai pemikiran. Sebagaimana saya katakan bahwa hadir dalam acara LS adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Saya banyak mendapat pencerahan cara pandang dan pemikiran baru, setidaknya dalam cara memandang kehidupan dan masa depan. Motivasi yang diberikan oleh penyaji sangat lugas dan menyentuk keakar masalah.

Selain penyampaian materi yang mudah dicerna dan pahami, konsep acara juga turut mempengaruni kemeriahan jalannya pelatihan. Menurut saya acara pelatihan kali ini berbeda dengan banyak acara pelatihan yang pernah saya ikuti. Setiap menjelang sesi penyampaian materi diselingi dengan pemutaran video yang berkaitan dengan materi. Dentingan music menjadi satu pengiring, juga turut menjadi salah satu keunikan dan menjadikan para peserta bersemangat. Fariasi lampu dan desan panggung seakan menggambarkan bahwa acara ini memang bagi kalangan elit menengah ke atas.


Mereka pemateri yang kini “sukses” mencerikatan kesuksesannya dan mengajak pada audien untuk sama-sama membangun mensit positif, “jika saya bisa berhasil, saya kira Anda pun bisa melampaui apa yang kini kami nikmati” tegas penyaji kepada para uadien. Dari paparan para penyaji dalam pelatihan LS, mereka selalu mengarahkan pada audien untuk berbagi kesuksesan dan mengajak yang lain untuk bisa sukses.


Para penyaji dari berbagai latar belakang semua merupakan otner dari bisni yang menjadi inesiasi pelatihan LS, yaitu bisnis Amway, Bisnis Amway di Surabaya sudah ada kantor cabangnya bertempat di Jl. Jemursari. Dan yang membuat saya kagum adalah salah satu wanita yang kini sukses dalam bisnis Amway, kebetulan dia berasal dari Madura.

Bukan lantaran saya Madura dan wanita yang saya sebuat juga Madura, namun yang hendak saya sampaikan adalah bahwa kesempatan untuk meraih sukses itu tak terbatas pada jenis kelamin suku dan agama. Setiap mahluk di muka Bumi memiliki kesempatan yang sama dalam menata karir dan bisnis sama, sebagaimana wanita Madura yang sukses di bisnis Amway.


Hal ini juga menjadi satu pecutan bagi perempuan di Madura untuk bangkit dan menunjukkan pada bangsa dan dunia ini bahwa perempuan juga bisa berkarir dan berbisnis. Berbisnis adalah satu hal yang mulia, hal ini telah dicontohkan oleh Siti Khotijah istri rasulullah. Siti Khotijah adalah seorang pedagang yang sukses bahkan dia adalah salah satu wanita muslim yang banyak membantu perjuangan dan penyebaran islam (baik dari materi, dukungan moril dll).


Mohon maaf kalau saya terlalu bersemangat bila membahas kebangkitan wanita, karena ini menyangkut lingkungan. Di lingkungan saya dulu wanita memang sangat tersobordinasi oleh kultur dan nilai-nilai agama. Wanita masih dipandang sebagai mahluk nomor dua dibanding laki-laki. Namun apa yang saya lihat pada pelatihan LS kemarin membalikkan fakta, seorang ibu rumah tangga dari Madura (bangkalan) sukses membangun bisnis dan dia menceritakan kesuksesannya di panggung nun mengah penepis semua anggapan wanita mahluk nomor dua.

Mengajak Kesuksesan
Hal penting yang saya tangkap dari para penyaji adalah membangun bisnis harus dilandasan kerja keras, ikhlas dan kemauan yang kuat serta terus mau berbuat. Menurut para penyaji kebanyakan dari orang yang gagal dalam membangun bisnis lantaran mereka berhenti memulai. Kebanyakan orang menganggab kegagalan sebuah petaka yang menakutkan. Pada hal dibalik sebuah kegagalan ada banyak pelajaran ada banyak jalan menuju kesuksesan selanjutnya, tapi sayangnya mereka menyerah dan berhenti pada kegagalannya.


Mereka mengajak semua peserta LS untuk sama-sama bangkit dan segera memulai. Hal ini sejalan apa yang dikatakan oleh John C Maxwell bahwa ”memulai bisnis lebih awal adalah langkah yang paling efektif dalam usaha Anda “bisnis” dari pada banyak berpikir dan menjadikan lamban untuk memulai”.

Jika mereka bisa sukses mengapa kita tidak…!!!


Tidak ada komentar: