"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Rabu, 15 Februari 2012

PELATIHAN TRAINING & MENTORING BISNIS

Tanggal 13-14 Februari 2012, Ketua ICMI Orwil Jawa Timur meminta saya untuk memantau acara pelatatihan TRAINING & MENTORING BISNIS di Fakultas Syariah IAIN Surabaya. Alhamdulillah pada sesi pertama acara berjalan lancar. Peserta pun nampak antusia mengikuti setiap sesinya. Menariknya dari peserta sudah ada beberapa mahasiswa yang pernah mencoba berbisnis dan sebagian lagi sedang menjalani sedang peserta yang lain mereka yang memiliki panggilan jiwa untuk menjadi wirausaha atau pembisnis.  

Waktu pertama pelatihan Saya terlambat datang, pada saat saya datang acara telah dibuka oleh MC, seperti tersusun dalam jadwal acara dimulai tepat pukul 08.00, namun karena satu hal saya pun terlambat 10 m. Sebuah ayat suci menandai semangat dan antusiasme para calon sauagar muda IAN, sambutan Allah pada saat jeda ayat menjadikan suasana ruang bergumuruh.

Setelah saya duduk ternyata ada sebagian peserta yang juga datang terlambat. Keterlambatan dalam setiap acara seakan menjadi satu rutinitas yang membudaya dalam kehidupan kita, setidaknya itu yang saya lihat dalam acara-acar di kampus, baik di UIN Malang, di IAIN kemarin termasuk kampus-kampus lain. Sebenarnya hal yang demikian bukan budaya baik. Namun sampai saat ini umumnya masih banyak orang yang tak begitu peduli dan menganggab hal yang biasa.

Dekan Fakultas Syariah Prof. Dr. H. Faishal Haq, M.Ag, memberikan sambutan sekaligus membuka acara Training dan Mentoring Bisnis. Dalam sambutannya beliau menegaskan bahwa “Pelatihan TRAINING & MENTORING BISNIS sebuah ikhtiar, dan iktiar itu wajib, setelah ikhitiar lalu baru kita menyerahkan semua-nya pada ketentuan Allah. Jangang sampai mengatakan ini takdir, tapi tidak ada satu inisiatif apa-apa, maka pelatihan ini juga merupakan bentuk ikhtiar kita untuk menjadikan atau membentuk mental mahasiswa menjadi seorang wirausaha atau pengusaha yang sukses. Memang tidak mungkin dari keseluruh peserta yang lebih dari 100 orang, semua akan menjadi pengusuha” ungkap Dekan Fakultas Syariah itu.

Allah memang mengatakan Kun fa yakun, akan tetapi harus ada usaha. Takdir tetap akan mewarnai kehidupan, maka pelatihan ini mahasiswa diharapkan untuk bisa menaj. Saya berpesan kalau saat menuntut ilmu jangan sambil mengemil camilan, karena orang yang telah dikuasai oleh nikmat makanan yang dimakan akan sulit meangkap nikmat dari mendalami ilmu. Orang berjiwa bisnis selalu berfikr bagaimana mengembangkan uang, maka mahasiswa IAIN bisa melakukan hal yang sama tetapi harus tetap menjujung etika dan membela Agama.

Setelah membuka acara sang Dekan langsung meminpin doa. Semua peserta pelatihan menundukkan kepala, entah apa maksudnya dari semua itu hanya mereka yang tahu. Mungkin menundukkan kepala sebuah pembacaan diri, diri yang kerap lebur dengan dosa, atau satu nemtuk pengakuan atas hilaf dan rasa mala pada sangpencipta, yang pasti mereka  ruang menjadi senyap bias doa yang dibacakan seperti membangunkan kesdaran diri sebagai mahluk sosial dan diri yang dilekatkan oleh kewajiban dan larangan.

Waktu menunjukkan pukul 08.37, suasana pagi yang sejuak masih terasa memenuhi ruangan tempat pelatihan. Para peserta mulai mengatur duduk. Model tempat duduk peserta yang dibentuk lingkaran U memungkinkan penyati untuk langsung berintraksi satu dengan yang lain. Meskipun acara sesi pembukaan sudah ditutup, dan memasuk pada acara pelatihan masih ada beberapa peserta yang terlambat.

Ketua ICMI bergerak dari tempat duduknya menyapa peserta. Suaranya yang tegas lugas membuat suasana hidup dan terfokus. Semangat untuk merubah cara pandang mahasiswa dalam berbisnis atau memulai bisnis terlihat dari setiap ekspresi dan penyampaian materi oleh pemilik PT. Pilasmas Diadasa Ismail Nachu.

Meski menyampaikan materi tanpa menggunakan pengeras suara, suara Ismail Nachu tak lah nyaring dari pengeras suara yang disediakan “penghematan, ngak usah memakai pengeras suara” ungkapnya sambil mendekati lemtop yang sudah disediakan di atas meja. Dengan langkah yang tegap dan sigap Ismai Menyapa peserta “ok mari kita buka acara ini dengan bismillah, dan doa”. Semua peserta merunduk, masing-masing larut dalam kekhusu’-an-nya.

Sambutan salam pembuka yang berapi-api dari penyaji Ismail Nachu dengan sendirinya membangunkan semangat peserta yang sedara tadi terlihat rilex menjadi lebih terfokos. “teman-teman untuk menjadi pengusaha tidak butuh indeks prestasi yang bagus, tidak butuh ijasah, yang dibutuhkan hanya sertifikat tanah” sapaan dari penyaji membuat riuh seisi ruangan, ada yang tersenyum sementara yang lain berseloroh sambail tertawa kecil.

Pelatihan ini meruapan satu wujud nyata dari program ICMI “menumbuhkan 10.000 Saudagar muslim di Jawa Timur”. Karena peserta lebih dari 100 orang maka pelaksanaannya di bagi menjadi dua sesi. Sesi pertama tanggal 14-15 dengan peserta 51 orang, sedang sesi kedua 21-22, sisa dari peserta pertama yaitu 50 orang.

Ada pun konsep dari TRAINING & MENTORING BISNIS ini didesain dengan dua sistem kerja, dua hari pertama terfokus di dalam ruangan, sedangkan untuk selanjutnya pendampingan oleh mintor yang telah ditentukan. Sesi menarik dari program Training dan Mentoring Bisnis  ini ialah ada-nya mentor bisnis, ICMI secara khusus menyediakan mentor bagi pembisnis atau mereka yang akan baru akan memulai bisnis.

Selain ada sesi mentor, Ketua ICMI juga meyilahkan kepada peserta yang ingin berkonsultasi langsung dalam hal memulai dan mengembangkan bisnis. Program menumbuhkan 10.000 Saudagar oleh ICMI merupakan satu bentuk kepedulian terhadap keadaan di Jawa Timur sekaligus sebagai upaya menumbuhkan bibit pembisnis muda.  

 

 

 


Tidak ada komentar: