"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Minggu, 05 Februari 2012

ORANG TERDIDIK HARUS MAMPU MENDIDIK

Apa yang saya tulis dalam bentuk catatan kecil ini, tak lain adalah untuk mengubah budaya ke arah yang lebih baik. Saya kira ide dan harapan untuk merubah budaya bagi bangsa dan dunia ini bisa muncul dari siapa saja dengan cara yang beragam pula. Kita tidak bisa menghindari perubahan kehadirannya tak bisa kita dielak, perubahan adalah sebuah perputaran konstan. Dan saya yakin setiap kita “rakyat” pasti menginginkan perubahan, tentu perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang positif.

Perubahan selalu bersifat dinamis dan bisa kita pelajari, maka cara ideal kita mesti menyikapi dengan kesigap siagaan “terus belajar”, kita harus berubah dan mengubah cara pandang terhadapan perubahan sebelum perubahan itu menjadi tradisi yang membudaya. Media meruapakan alat perantara yang menghubungan berbagai aspek perubahan di belahan dunia, maka kita tak bisa mengabaikan peran media tapi juga tak harus terminabobokan “melupakan jati diri”. Cara ideal adalah kita mesti mengubah pola pandang kita terhadapan perubahan yang kemudian menghasilkan satu sirkulari “perbahan baru”.

Saya pun berusaha untuk meyakinkan orang-orang bahwa kita harus peduli pada cara belajar sendiri dalam cara sama yang kita semua belajar secara bertahap untuk memahami dan peduli pada lingkungan juga kesehatan kita. Saya pun terus menselaraskan setiap aktifitas yang dilakukan pada apa yang disebuat kesiap sediaan “mengubah-berubah”. Sehat di sini bermakna luas (tidak hanya sehat secara mikanis dan biologis). Sehat yang saya maksud adalah sehat ide dan fikiran, yang tujuannya untuk kemanusian. Kita semua mesti paham, bahwa belajar memerlukan biaya-dan tidak ada waktu lainnya kecuali sekarang.

Harapan saya anda tidak berburuk sangka “menilai saya hendak menggurui” terhadap uraiaan ini, tidak sekali lagi saya tidak hendak menggurui siapa pun. Saya hanya mencoba terbuka terhadap segala perubahan, karena dalam perubahan banyak hal yang dapat kita kita jadikan pejaran. Ingat, perubahan itu adalah sebuah bentuk proses kerja nyata, perpaduan antara ide, gagasan yang bersifat aplikatif.

Setiap kita bisa belajar lebih jau dan hebat dari apa yang kita bayangkan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan ungkapan Karl Popper “setiap penemuan megandung ‘unsur tak rasional’ atau instuisi kreatif”. Ungkapan tersebut merupakan sebuah penegasan atas sikap dan harapan yang sebelumnya hanya hadir dalam tataran  wacana“ide” gila (dianggap tak masuk akal) karena satu usaha dan kerja keras ide gila itu pun menjadi sebentu oase bagi perubahan.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu. Hidup ini adalah ruang untuk segala kreasi, ladang bagi mereka yang ingin menanam pemikiran, kemudian memanennya untuk kemanusian diri dan bangsa-dunia. Maka pintu dari segala ruang dan pupuk bagi segala ide adalah belajar, dan belajar. Bejalar harus menjadi sebuah sikap yang dinamis, bekal menuju kearifan diri. Kata Thomas Alffa Edison ..” Tak ada kearifan yang kepadanya seseorang tidak akan mencoba menghindari pelajaran berfikir yang sebenarnya”.

****
Seperti yang pernah saya tulis sebelum ini, bahwa harapan dan keinginan adalah satu penanda bagi hidup. Setiap yang hidup pasti memiliki yang namanya harapan. Orang yang tidak memiliki harapan tidak bisa dikatakan hidup, harapan adalah pembeda “hidup-mati”, ya hanya orang mati lah yang tak memiliki harapan. Maka wajar bila ada sebagian orang mengungkapan “banyak orang mati sebelum kematian yang sebenar-nya”. Pertanyaannya apakah kita termasuk orang “mati sebelum kematian yang sebenar-nya”, saya yakin ada dan kita tidak termasuk kata gori orang yang saya sebut tadi.

Ada satu ungkapan dari Galina Dolva, Pendidik Inspirasional Kerajaan Inggris, yang sangat menarik untuk kita renungkan sekaligus bisa dijadikan acuan dalam pengembangan potensi yang ada pada diri kita, dia mengatakan seperti ini “Jangan bikin aku berjalan ketika aku ingin terbang”, bila kita renungkan ungkapan tersebuat sangat luar biasa, memberikan energi positif dalam pengembangan aktifitas dan kreatifitas kita.

Colin Rose & Malcolm J. Nichol dalam bukunya yang berjudul Accelerated Learning For The 21st Century Cara Belajar Cepat Abad XXI, “Kemaharajaan masa depan adalah kemaharajaan pikiran” unkapan ini dikutip dari Sir Winston Churchill. Apa yang digambarkan oleh Sir Winston Churchill sangat lah benar, artinya dunia ke depan ini akan dikuasi oleh mereka yang pandai mengasah kemampuan berpikir, kalau dalam islam kita mengakrapi satu ungkapan iqro’. Bahkan dalam iqro’ makna lebih luas dan mencakup seluruh aspek, ada aspek kerja (membaca) dan ada aspek berfikir (orang membaca pasti nalar dan pikirannya berkerja).

Artinya kita harus mampu memadukan pemikiran dan aplikasi. Menurut saya perintah iqro’ dalam islam sudah lengkap dan mencakup dua deminsi sebagaimana saya sebutkan di atas (berpikir dan gerak/kerja). Maka usahakan segala aktifitas yang kita lakukan bernuansa idukasi atau kita terus menyiasati keadaan sebagai edukasi. Jika dalam selogan Jawa Pos “2012 Thun Kerja Kerja Kerja!” maka kita pun bisa mengatakan “kita harus menjadi orang terdidik dan mampu mendidik”.



Tidak ada komentar: