Apa yang saya tulis dalam bentuk catatan
kecil ini, tak lain adalah untuk mengubah budaya ke arah yang lebih baik. Saya kira
ide dan harapan untuk merubah budaya bagi bangsa dan dunia ini bisa muncul dari
siapa saja dengan cara yang beragam pula. Kita tidak bisa menghindari perubahan
kehadirannya tak bisa kita dielak, perubahan adalah sebuah perputaran konstan.
Dan saya yakin setiap kita “rakyat” pasti menginginkan perubahan, tentu
perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang positif.
Perubahan selalu bersifat dinamis
dan bisa kita pelajari, maka cara ideal kita mesti menyikapi dengan kesigap
siagaan “terus belajar”, kita harus berubah dan mengubah cara pandang
terhadapan perubahan sebelum perubahan itu menjadi tradisi yang membudaya. Media
meruapakan alat perantara yang menghubungan berbagai aspek perubahan di belahan
dunia, maka kita tak bisa mengabaikan peran media tapi juga tak harus
terminabobokan “melupakan jati diri”. Cara ideal adalah kita mesti mengubah
pola pandang kita terhadapan perubahan yang kemudian menghasilkan satu
sirkulari “perbahan baru”.
Saya pun berusaha untuk meyakinkan
orang-orang bahwa kita harus peduli pada cara belajar sendiri dalam cara sama
yang kita semua belajar secara bertahap untuk memahami dan peduli pada
lingkungan juga kesehatan kita. Saya pun terus menselaraskan setiap aktifitas
yang dilakukan pada apa yang disebuat kesiap sediaan “mengubah-berubah”. Sehat
di sini bermakna luas (tidak hanya sehat secara mikanis dan biologis). Sehat
yang saya maksud adalah sehat ide dan fikiran, yang tujuannya untuk kemanusian.
Kita semua mesti paham, bahwa belajar memerlukan biaya-dan tidak ada waktu
lainnya kecuali sekarang.
Harapan saya anda tidak berburuk
sangka “menilai saya hendak menggurui” terhadap uraiaan ini, tidak sekali lagi
saya tidak hendak menggurui siapa pun. Saya hanya mencoba terbuka terhadap
segala perubahan, karena dalam perubahan banyak hal yang dapat kita kita
jadikan pejaran. Ingat, perubahan itu adalah sebuah bentuk proses kerja nyata,
perpaduan antara ide, gagasan yang bersifat aplikatif.
Setiap kita bisa belajar lebih jau
dan hebat dari apa yang kita bayangkan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan
ungkapan Karl Popper “setiap penemuan megandung ‘unsur tak rasional’ atau
instuisi kreatif”. Ungkapan tersebut merupakan sebuah penegasan atas sikap dan
harapan yang sebelumnya hanya hadir dalam tataran wacana“ide” gila (dianggap tak masuk akal)
karena satu usaha dan kerja keras ide gila itu pun menjadi sebentu oase bagi
perubahan.
Tidak ada kata terlambat untuk
memulai sesuatu. Hidup ini adalah ruang untuk segala kreasi, ladang bagi mereka
yang ingin menanam pemikiran, kemudian memanennya untuk kemanusian diri dan
bangsa-dunia. Maka pintu dari segala ruang dan pupuk bagi segala ide adalah
belajar, dan belajar. Bejalar harus menjadi sebuah sikap yang dinamis, bekal
menuju kearifan diri. Kata Thomas Alffa Edison ..” Tak ada kearifan yang
kepadanya seseorang tidak akan mencoba menghindari pelajaran berfikir yang
sebenarnya”.
****
Seperti yang pernah saya tulis
sebelum ini, bahwa harapan dan keinginan adalah satu penanda bagi hidup. Setiap
yang hidup pasti memiliki yang namanya harapan. Orang yang tidak memiliki
harapan tidak bisa dikatakan hidup, harapan adalah pembeda “hidup-mati”, ya
hanya orang mati lah yang tak memiliki harapan. Maka wajar bila ada sebagian
orang mengungkapan “banyak orang mati sebelum kematian yang sebenar-nya”.
Pertanyaannya apakah kita termasuk orang “mati sebelum kematian yang
sebenar-nya”, saya yakin ada dan kita tidak termasuk kata gori orang yang
saya sebut tadi.
Ada satu ungkapan dari Galina Dolva,
Pendidik Inspirasional Kerajaan Inggris, yang sangat menarik untuk kita
renungkan sekaligus bisa dijadikan acuan dalam pengembangan potensi yang ada
pada diri kita, dia mengatakan seperti ini “Jangan bikin aku berjalan ketika
aku ingin terbang”, bila kita renungkan ungkapan tersebuat sangat luar biasa,
memberikan energi positif dalam pengembangan aktifitas dan kreatifitas kita.
Colin Rose & Malcolm J. Nichol
dalam bukunya yang berjudul Accelerated Learning For The 21st
Century Cara Belajar Cepat Abad XXI, “Kemaharajaan masa depan adalah
kemaharajaan pikiran” unkapan ini dikutip dari Sir Winston Churchill.
Apa yang digambarkan oleh Sir Winston Churchill sangat lah benar, artinya dunia
ke depan ini akan dikuasi oleh mereka yang pandai mengasah kemampuan berpikir,
kalau dalam islam kita mengakrapi satu ungkapan iqro’. Bahkan dalam
iqro’ makna lebih luas dan mencakup seluruh aspek, ada aspek kerja (membaca)
dan ada aspek berfikir (orang membaca pasti nalar dan pikirannya berkerja).
Artinya kita harus mampu memadukan
pemikiran dan aplikasi. Menurut saya perintah iqro’ dalam islam sudah lengkap
dan mencakup dua deminsi sebagaimana saya sebutkan di atas (berpikir dan gerak/kerja).
Maka usahakan segala aktifitas yang kita lakukan bernuansa idukasi atau kita
terus menyiasati keadaan sebagai edukasi. Jika dalam selogan Jawa Pos “2012
Thun Kerja Kerja Kerja!” maka kita pun bisa mengatakan “kita harus menjadi
orang terdidik dan mampu mendidik”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar