"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Sabtu, 01 Juni 2013

PANCASILA SEBAGAI JALAN HIDUP

Berikut ini saya bahasa jawabab saya di forum tetangga, mengenai system demokrasi (pancasila) dan kehilafahan oleh salah satu ormas sebuat saja HTI. Sebagaimana pernas saya katakana sebanarnya saya tidak benci pada orang HTI, hal yang saya tidak suka dari organisasi ini, cara dan kemasifannya dalam merong-rong institusi kebangsaan melalui legitimasi dalil dan ayat. Padahal keberagaman ummat khususnya di insonesia bukan lagi menjadi rahasia. Dan keberagaman itu harus terus dipupuk tanpa ada gesekan dan pertentangan yang berpretensi pada perpecahan dan konflik.

Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah hal yang final. Tapi tetap saya akui bahwa PANCASILA bukan satu hal yang sempurna, bila kita menganggab PANCASILA suatu yang sempurna itu bertentangan nilai-nilai ke-Tuhan-an, karena yang sempurna hanya Tuhan. Dan tawaran teman-teman HTI soal khilafah itu hanya sebuah percaturan yang mencatut agama sebagai legitimasi dan pembenaran tapi bukan agama. Dan saya pikir konsep HTI (Khilafah) sebagai satu jalan juga bukan satu prodak yang sempurna, meski mereka mengklaim berdasarkan ayat/hadist..... sebab itu rekaya manusia. Manusia yang menafsirkan ayat-ayat Tuhan untuk dan tujuan kekuasaan, seperti hal HTI saat ini.

Dan saya amat menyayangkan pada cara dan konsep dakwa HTI yang terus mengeksploitasi agama dan ayat, dengan mengkufurkan tatanan dan sistem yang ada. Ingat indonesia lahir dan berdiri dengan tatanan konsep budaya untuk mengayomi semua lapisan. Dan sila-sila yang ada pada PANCASILA harus dimaknai secara utuh menyeluruh bukan dengan parsial.

Memang ini soal sudut pandang, bila Anda mengatakan "KETUHANAN YANG MAHA ESA" arti dari KETUHANAN sama halnya dg kita katakan KEPULAUAN", itu adalah fersi dan pandangan anda. Tapi saya melihat pada konsep dan makna ketuhanan yang ada pads PANCASILA itu pada tataran yang lebih dalam sebagaimana dikatakan Tuhan dalam satu ayatnya “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” (QS. Al Kafirun: 6). Saya pikir ayat itu cukup jelas mengambarkan fenoma keberagamaan dan konteks sosial keindonesiaan kita saat ini.

Konfrontasi ayat "قل هو الله أحد", oleh Anda yang kemudian dijakan alat legitimasi untuk mengkufurkan sistem demokrasi dan konsep (PANCASILA) Ketuhanan Yang Esa, saya pikir itu tidak relefan dengan realitas sosial dan keragaman budaya (Agama) kita. Oleh dari itu kita harus menela'ah konsep dan tawaran HTI yang sampai saat ini belum memiliki landasan otentik (percontohan). Jika HTI mengatakan landasan mereka adalah Al-qur'an & Hadits, saya pikir semua organisasi juga berlandas pada ide dan perjuangan yang berlandaskan Al-qur'an & Hadits.

Kemudian soal pandangan Anda mengenai "PERSATUAN INDONESIA" yang mengharuskan islma, saya pikir itu cara pandang yang sempit. Dunia ini dan mahluk-nya (manusia) di tidak semua muslim itu sudah jelas. Apakah kemudian yang bukan muslim kita musuhi dan habisi, tentu tidak. Persatuan itu harus bersifat universal merangkul semua elemin dan golongan. Dan tugas Negara adalah memberikan perlindungan menumbuhkan kesadaran, kecintaan, persatuan pada bangsa dan tanah airnya.

Jangan sampai ormas "HTI" menjadi penjajah model baru di republik yang kita cintai. Jangan sampai ormas menjadi hantu dan penebar kebencian atas yang lain. Jangan sampai ormas bertindak anarki dan membumi hanguskan saudaranya yang berbeda sudut pandang (keyakinan dan agama).

Hentikan segala propaganda yang mengatas namakan agama, dan memanipulasi ayat demi dan tujuan kekuasaan yang pragmatis. Pembenahan itu wajib tapi bukan dengan jalan menikung (mengunting dalam dalam lipatan) dengan memelintir dalil dan ayat untuk tujuan pembenaran.

Tugas kita hari ini, adalah mewujudkan cita-cita islam yang rahmatan sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad.

Demokrasi memberi ruang bagi siapa pun, termasuk Anda untuk berbicara dan mengeluarkan gagasan demi dan tujuan kemajuan bangsa, bukan untuk membajak demokrasi untuk kepentingan kekuasaan, faham dan golongan. Dan kita harus sepakat bahwa pancasila merupakan satu solusi dan jalan hidup untuk kita dan bangsa.


#SalamINDONESIA

Tidak ada komentar: