"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Minggu, 27 Maret 2011

ANTARA AKU, TEMAN-PACARKU I

Kawan…….. sebenarnya tidak ada kisah romentis dalam perjalanan hidupku —apalagi soal cinta. Jujur aku berkeberatan untuk menceritakan kisahku ini, tapi tidak mengapa pada akhirnya aku menyerah dan saatnya terbuka soal perjalanan hidup ‘cinta’ ini. Aku mengenal aroma cinta pada saat aku sudah duduk di bangku MTs, namun aku belum terlibat dalam cinta, saat itu kakak kelasku Dani melakukan pendekatan pada salah satu cewek sebut saja ER, sejak itulah aku banyak mendengar kisah dan harapan atas nama cinta

Dani Sekolah di SMP. ER sekolah di MTs dan, jarak sekolah ER dan Dani pun sekitar 2 km, tapi mereka masih satu desa (kampung) dan aku sendiri satu sekolah sama ER Cuma beda kelas. ER kelas II dan aku masih kelas I.

Aku dan Dani sangat akrab dan boleh dikatan dekat sekali bahkan dia sering menginap di rumahku, dia pun sering memanfaatkan aku untuk melakukan pendekatan sama ER atas nama dia, karena aku anak baik …heheh aku pun mengikuti saja, Aku tidak ada rasa curiga atau berfikir yang macam-macam, polos gitulah…, singkatnya ER dan Dani pun jadian.

ER kesehariannya dikenal sebagai seorang perempuan yang periang, dia murah senyum, tak jarang lelaki terpikat oleh senyumnya, di Desa ia bagai bintang sinetron ‘Paramita Rusadi’. ER memang primadona di kampungku, wajar kalu dia menjadi rebutan para remaja termasuk Dani temanku itu. Postur tubuh ER berkisar 6,5 cm, dia pandai bergaul dengan teman-temannya. Kalau ke luar rumah dia selalu memakai jilbab, maklum di kampoeng lingkunagnnya nuansa pesantren jadi kultur ketimuran amat dijungjung tinggi. Tapi meskipun begitu aura kecantikan ER tidak lusuh dibelai jilbab. Bahkan dia terlihat anggun penuh sahaja, tatapan matanya tajam, alisnya bak bunga tanjung yang merekah, kalau bejalan seperti para model yang berjalan di atas ketwork.

ER adalah gadis pingitan, Ia telah ditunangkan sebelum ia mengenal apa arti cinta, ketika Ia mengenal cinta akhirnya dia memilih menjalin hubungan dengan Dani, jalaninan cinta ER dan Dani merupakan cinta terselubung, semenjak awal Er serinmg bercerita pada teman-temannya termasuk aku bahwa Ia tidak suka pada tunangannya.

Tunangan itu dibangun atas dasar kesepakan antar orang tau ‘pihak orang tua laki-laki dan pihak orang tua perempuan’ Er tidak menginginkan pertungan itu, singkat cerita Er sanggup bertahan dengan tunagannya berkisar dua tahun. Saat berpacaran dengan Dani dia pun memutuskan menyurati tunangannya “memutuskan” langkah ER ditentang oleh kedua orang tuanya, namun kisruh cinta antara Er dan Dani sudah merebak menjadi pembicaraan warga, akhirnya Er pun resmi putus dengan tunanganny dan tunangannya pun tak selang lama melamar wanita lain yang kemudian tunangan ER menikah.

Kisah cinta ER dan Dani tidak bertahan lama setelah kisruh, hubungan cinta mereka kandas, ER putus dengan Dani, keduanya terlihat murung dan putus asa, bahkan Dani yang kerap menginap di rumah jarang menginap lagi, perlahan namun pasti Dani seperti menyimpan sesuatu ‘marah—cemburu’ namun keakrabanku dengan ER tetap seperti biasa, setiap pulang sekolah kami sering barang, ya sekedar berbagi cerita dan bercandaria bersama dengan teman-teman yang lain.

Satu saat Er menyuruhku untuk main kerumah pamannya, aku pun datang ke sana, di rumah pamanya itu dia banyak bercerita soal pribanya pada saya, dari asyiknya bercerita kami sempat lupa waktu, akhirnyta kamipun ditegur oleh ibu ER. Perbincangan kami hentikan. Ternya perbincangan kami dimaknai nigatif oleh keluarga ER, kami disangka ada hubungan, padahal kami hanya berbagi cerita dan saling memberikan sprot. Kecurigaan dan tuduhan ibu Er atas percakapan itu pun meluas hingga teman ER si Nani mendengar.

Nani dan ER adalah teman akrab, kalau pulang sekolah keduanya sering jalan bersama. Peristiwa percakapan itu ternyata membuat persahabatan itu merenggang, ‘walau tidak tampak secara kasat mata’. Urus keurus ternaya Nani menaruh perhatian sama saya, percakapan antara aku dan ER itu membuat dia cemburu. Nani cemburu pada kami, hal itu kuketahui dari temannya selvi menurut selvi nani merasa risih dengan keakraban kami.

Orang kampung memang sangat sensitive menilai seseorang apalagi soal kedekatan anatara lawan jenis. Bila lawan jenis saling akrab hal itu akan menjadi buah bibir yang berkepanjangan. Di kampung ngobrol atau bercakap-cakap biasa saja akan bermakna nigatif, wajar jika pemuda atau remaja memilih menjalin hubungan dengan cara sebunyi-sembunyai.

Melihat ketengan perteman anatara Nani dan ER, Saya pun bertindak sebagaimana dengan teman-teman yang lain.

Langkah pertama aku melakukan pendekatan dengan Nani, aku Tanya secara baik-baik kenapa akhir-akhir ini dia terlihat memilih menyindiri berubah. Biasaya berangkat-atau pulang sekolah bareng sekarang tidak. Tapi apa jawabnya “aku memilih untuk tidak bereng dengan kalin, karena aku tidak mua kena getahnya” pernyataan itu semakin membuat aku penasaran dan entah kenapa aku sendiri tidak atahu, satu kali dia pernah mengeluarkan stetmen “kamu cocok dengan ER dia lebih cantik, apa arti aku dibandingkan dia”. Aku semakin bingung dengan pernyataan dia.

Bersambung..........

Tidak ada komentar: