"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Minggu, 31 Juli 2011

LAGI SEORANG IBU MENELANTARKAN BAYI

Senin 01/08/2011, Sekitar pukul 07.15. ada seorang wanita datang ke rumah dukun anak. Dia datang dengan diantar oleh seorang laki-laki yang tak jelas siapa namanya. konon lelaki itu adalah suaminya. Saat mengantar istrinya ke dukun lelaki itu tidak ikut masuk ke pekarangan, Ia balik dan menunggu di salah satu tempat (Gunung). Wanita ini terlihat terbirit-birit hendak melahirkan.

Tahu kondisi wanita akan melahirkan, nenek dukun anak langsung memberikan pertolongan pertamanya (Mengurut, dan membantu peroses persalinan). setelah selesai melahirnya wanita ini pergi meninggalkan si cabang bayi.

"Konon wanita ini sudah terlalu banyak anak, sehingga meninggalkan anaknya di rumah dukun anak tetangga saya". tak ada yang tahu siapa dan dari mana wanita ini berasal. nenek dukun yang saat ini menampung bayi juga kebingungan.
Baca Selengkapnya di sini..

Kamis, 28 Juli 2011

MENGUBAH MENSET NIGATIF KE-POSITIF

Seorang ilmuan mengatakan “Presepsi kita terhadap sesuatu akan mempengaruhi pola pikir dan tindakan” jika kita mempresepsikan jelek pada objek tertentu, fetbec kepada kita juga akan jelek. Ketika pikiran kita dikendalikan oleh hal yang nigatif seluruh perbuatan kita pun akan berdampak nigatif. Anda percaya.

Pada saat saya masih di sekolah menengah pertama guru Matematika pernah mengatakan begini kepada saya “apa yang diperbuat manusia akan kembali pada dirinya sendiri, jika dia sering berbuat maka fetbecnya akan baik dan begitu pun sebaliknya” waktu itu guru mencontohkan pada obyek ban. “Ibaratnya seperti kamu melempari batu pada ban, maka batu yang kamu lempar itu akan kembali mengngena pada kamu, jika kita melempar ban dengan emmas maka emmas yang akan kita dapat”, tegas guru saya waktu itu. Saya yang kurang begitu paham hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala. Ungkapan guru matematika saya itu sederhana, namun penting untuk dicerna.

Kalau dipikir-pikir ternyata ungkapan guru benar adanya, saya baru sadar hal itu belakangan ini. Kalau ungkapan itu diperhalus barang akali makna kurang lebih seperti ini ”Apa yang kamu pikirkan “sangkakan” tentang sesuatu satu objek akan mempengaruhi cara bertindak pada diri kamu sendiri”.

Berfikir positif ternyata memiliki kekuatan yang sangat luarbiasa. Apakah kita telah mampu mengontrol pikiran kita kearah yang positif. Baik, saya akan mengajak anda untuk berpetualang untuk menemukan hal yang baik dan positif. Saya akan mengambil hal yang menurut hemat saya lebih dekat dengan kebiasaan kita sehari hari.

Anda punya ibu bukan. Atau anda sendiri kini seorang ibu. He….eemm atau anda adalah calon ibu. Baiklah apa pun posisi saat ini tak jadi masalah. Anggap saja diri anda Semarang adalah seorang ibu rumah tangga, anda saat ini dikaruniai satu-tiga anak. Apa bayangan dan harapan anda pada si buah hati kelak. Ngak usaha dijawab dulu.

Seorang ibu rumah tangga berusaha keras mendidik anak-nya. Ibu ini selalu menjaga diri untuk tidak mengeluarkan perkataan nigatif, karena bila itu terjadi akan mempengaruhi perkembangan anak. Perjuangan seorang ibu untuk memberikan satu yang terbaik untuk si buah hati seringkali dihadapkan pada persoalan pahit, dimana perubahan anak dan banyaknya tuntutan anak yang sering memancing emosi orang tua “ibu”. Di saat seorang ibu dihadapkan pada kondisi yang panik dan tak terkendali sering muncul hal-hal yang berdampak nigatif.

Ibu yang paham dan berpandangan positif ketika anak-nya mengalami ketakutan pada sesuatu ibu yang baik mengambil inisiatif untuk memberikan dorongan keberanian pada anak ”Kenapa ... enggak usah takut enggak apa... enggak percaya ” sang ibu memberikan langkah kongkrit untuk membuang kecemasan atau ketakutan si anak. Hasilnya luarbiasa, anak-anaknya pun menjadi seorang pemberani dan selalu berpikir positif terhadap kehidupan dan lingkungannya.

Nah bagaimana dengan anda sekarang, jika anak anda takut pada seekor kucing, dan sering menangis ketika melihat kucing langkah apa yang anda lakukan sebagai orang tua. Membuang kucing jauh-jauh dari anak. Memburunya sehingga kucing itu pergi, atau anda menggendong sang anak dihindarkan dari kucing. Langkah yang anda lakukan akan mempengaruhi mental anak.

Bila anda memilih langkah di atas berarti anda bukan menyelamatkan anak. Barangkali langkah itu benar sesaat tapi untuk masa jangka panjang anak akan terus dihantui troma dan takut sama kucing. Justru anda menjadi bagian dalam membentuk pola pikir anak kepada kucing. Bukan hanya anak anda yang takut pada kucing anda pun akan dihantui hal sama saat bersama anak dan saat itu ada kucing.

Orang tua yang cerdas akan melakukan strategi yang baik artinya ketika anak takut pada sesuatu ”kucing”, orang tua tidak perlu panik, santai saja. Beri pengertian anak soal kucing. Kalau perlu anda pegang dan elus kucing tersebut. Buktikan bahwa kucing tak perlu ditakuti. Bila anda melakukan hal yang demikian berarti anda berhasil menyelamatkan anak dalam menghadapi ketakutan pada kucing, untuk jangka panjang.

Orang tua yang tidak paham akan melakukan tindakan menjauhkan kucing dari anak, atau membuang kacing jauh-jauh dari anak. Namun orang tua yang mengerti akan mendekati kucing dan menunjukkan pada anak bahwa kucing tak perlu ditakuti. Memang dalam kenyataan di lapangan kita jarang menemukan tipe orang tua yang mengerti anak. Ketika anak takut pada sesuatu, sering dijadikan alat untuk menakut-nakuti anak.

Saat anak rewel biasanya orang tua jengkel. Dari saking bandelnya orang tua kehabisan cara untuk mendiamkan anak. Saat-saat seperti itu orang tua sering tak sadar menggunakan cara-cara yang merugikan mental dan perkembangan anak, misal menakut-nakuti, mengancam, dan beberapa cara yang justru berdampak nigatif terhadap perkembangan mental anak.

Biasanya seorang anak suka meniru perilaku di lingkungan sosial terdekatnya. Atau anda pernah bertemu dengan anak-anak yang usia masih TK, biasanya anak usia TK suka meniru dan memerankan salah satu tokoh artis, biasa itu dilakukan secara berkelompok, atau saat dia asyik dengan dunianya sendiri. Sensor anak yang peka dan keingin tahuan yang tinggi menjadikan anak suka meniru sesuatu, itu wajar dan harus terus dipantau. Dipantau bukan untuk dikerdilkan tapi lihatlah, perhatikan perilakunya amati ke-cenderung-an-nya terakhir fokus lah pada kelebihan yang ada pada anak, agar kelak mereka tumbuh menjadi anak yang super yang Amazing.

Dalam ilmu kedokteran pikiran positif memiliki peran yang signifikan dalam penyembuhan pasien. Sehingga sebagian dokter memakai alernatif penyembuhan melalui mengubah menset si pasien. Obat tak akan berefek, jika pikiran atau harapan untuk sembuh tak ada. Ternyata pikiran positif ini juga amat berpengaruh luarbiasa terhadap kehidupan dan cara memandang masa depan.

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

Senin, 25 Juli 2011

NAZARUDDIN V&S DEMOKRAT, DAN LAIN-LAIN

Percaturan politik di negeri ini semakin carut-marut “kalau tidak mau dikatakan amburadul” dan tidak sehat. Semisal maraknya politik uang dalam bursa pencalonan ketua umum partai seakan sudah menjadi tradisi. Mereka yang berduit maka sudah dipastikan menjadi pemenang. Politik uang dalam bursa pencalonan ketua bukan hanya isapan jempol saja.

Isu politik uang santer tersebar pada saat pemilihan ketua umum partai berlambang kuning, salah satu partai besar di negeri ini. Dan terakhir adalah keterangan Nazarudin soal politik uang pada bursa pemilihan calon ketua umum partai Demokrat. Kasus "politik uang" atau ketidak etisan dalam bersaing memperebutkan posisi ketua Umum salah satu partai menjadi celah melakukan korupsi.

Sebenarnya persekongkolan dalam kejahatan “sekandal” korupsi sudah terjadi sejak dulu dan kini semakin subur. Perlahan dan pasti kian hari sekandal korupsi semakin mencuat kepermukaan. praktek korupsi bukan menjadi rahasia lagi dan bisa dilakukan oleh elit dengan kesadaran penuh. Saat pelaku koruptor tertangkap biasanya mereka berlaku seperti orang dungu yang tak berdosa.

Kebiasaan sogok menyogok antara elit dengan penguasa “pengusaha” atau elit dengan penegak hukum tak dapat dipisahkan dari perilaku buruk mereka. Adanya dil politik antara penegak hukum dengan oknom penguasa menjadikan peradilan di negeri ini terkesan tebang pilih, pengakuan Nazarudin adanya dil antara Adiraharja, Candra M. Hamza dengan Anas di rumah Nazar semakin memperkuat ketidak beresan negara ini. Pantas bila hukum menjadi tumpul kepada orang-orang yang ada di lingkaran kekuasaan, dan kalangan orang berduit. Kita lihat saja apakah KPK masih punya nyali untuk memeriksa Anas selaku ketua Umum Demokrat atas pengakuan Nazar tersebut.

Dalam masalah penyimpangan “korupsi”, kita sulit membedakan antara mereka elit yang berlatar belakang “platform” agamis atau bukan, semua takluk pada pokok utama “uang-kekuasaan”. Uang dan kekuasaan memang selalu menyilaukan mata. Uang dan kekuasaan pun bisa menumpulkan keadilan dan suprimasi hukum di negara ini. Bahkan gara-gara uang orang yang dulu keritis membela kepentingan rakyat, ketika berada di lingkaran kekuasaan mereka berubah. Orang yang dulu getol berdakwah masalah hak asasi, saat ada di lingkaran kekuasaan lupa dan terlena dengan limpahan materi.

Ungkapan “……kekuasaan cenderung menyimpang dan korup” bukan hanya selogan. Kini kita bisa menyaksikan sendiri perilaku para penguasa atau mereka yang kini ada di kekuasaan, perlahan dan pasti perilaku buruknya “korupsi” terbongkar. Terbongkarnya skandal korup berkat nyanyian dari orang-orang merasa dikorbankan seperti Nazarudin “Saya yang dikorbankan dalam kasus wisma atlet oleh Anas Urbaningrum, pada hal Ia tahu sendiri bahwa uang itu untuk biaya kemenangan saat pencalonan ketua umum Demokrat” ungkap Nazar saat telkonfren melalui Scaip yang disiarkan pertama kali oleh Metro TV.

Tentu kita masih ingat selogan partai penguasa (Demokrat) yang terkenal “katakan tidak pada korupsi”, selogan itu hanya indah didengar dan sumbang pada tataran praktis. Partai penguasa ini justru ditimpa kasus korupsi yang terstruktur. Peluit yang dienduskan oleh Nazarudin mantan bendahara Umum Demokrat, membuka mata kita bahwa “tak ada partai yang bersih, tak ada partai yang benar-benar berkometmen untuk memberantas korupsi". Apa lagi mereka bilang berjuang untuk rakyat.

Sebagai rakyat biasa kita tak bisa berkata apa-apa, parade korupsi yang dipentaskan semakin menghilangkan nilai kepercayaan kita pada mereka ”elit-partai”. Entah kepada siapa kita menaruh kepercayaan, sepertinya semua elit tidak lagi bisa memegang amanah rakyat. Lalu apakah negara ini selamanya akan terkuras oleh oknom yang rakus. Selama Negara ini dikendalikan oleh orang-orang rakus selamanya tak akan pernah maju.

Hukum yang seharusnya menjadi panglima dalam menegakkan keadilan, justru takluk pada kekuasaan. Prinsip asal bapak senang sulit dihapus, karena hal ini merupakan warisan jasa dari dari penjajah. Pertanyaannya apakah kita akan tetap mempertahankan tradisi yang jelas-jelas mencedrai hati nurani rakyat. Kalau kita cermati tradisi balas jasa di kalangan penegak hukum dengan atasan atau orang yang ada di lingkaran kekuasaan menjadi salah satu penyebab lambannya proses penegakan hukum di Negara ini. Kita masih ingat kasus al-marhum Soeharto dan keluarga besarnya, walau mereka jelas-jelas melakukan pelanggaran hukum, nyata-nya tak bisa tersentuh oleh hukum.

Maka kita jangan heran saat ada orang-orang di lingkaran kekuasaan yang tersangkut praktek korupsi kemudian kabur keluar negeri. Dengan alasan melarikan diri keluar negeri, para penegak hukum hanya berinesitif memanggil di tempat tanpa ada satu tindakan yang konkrit. Setelah itu kasusnya pun menguap dan hanya menjadi perbincangan sejarah.

Beberapa akhir ini kita menyaksikan pelarian orang-orang yang tersangkut masalah hukum “korupsi” ke negeri tetangga Singapura. Para pelaku tindak kejahatan korupsi seperti Nunun Nurbaiti (Istri Anang Darodjatun Legislator Partai Keadilan Sejahtera), ter-anyar adalah Nazarudin mantan bendahara Umum Demokrat yang juga lari ke Singapura. Sebenarnya bukan kali ini saja para perampok Negara kabur ke singapura. Sebelum sudah ada beberapa perampok Negara kabur ke Negara tetangga kita Singapura.

Biasanya para koruptor atau pengemplang uang Negara yang kabur ke keluar negeri “Singapura” sehari sebelum pencekalan. Langkah penegak hukum terkesan lamban dan sering terlambat kerap mengundang tanya yang serius “kok bisa Negara-penegak hukum” kecolongan”. Kasus “kecolongan” semacam ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali. Anehnya mereka yang kabur ke Negara tetangga akan tenggelam dan terlupakan. Kasus yang masih hangat dalam perbincangan adalah Nazarudin mantan bendahara umum partai Demokrat. Kecurigaan kita jangan-jangan kaburnya pengemplang uang Negara memang telah ada kongkalikong sebelumnya.

Ada kongkalikong dengan penegak hukum bukan sekedar omong kosong, Nazarudin yang kini menjadi buron KPK dan Interpol, melalui video Scaip memberikan keterangan yang sangat mencengangkan ke public. Ternyata kepergian Nazarudin ke singapura sudah sepengetahuan Anas Urbaningrum selaku ketua Umum partai Demokrat.

Publik tentu terhenyak atas penampakan dan pemaparan fakta yang dikeluarkan oleh Nazarudin atas praktek politik uang pada saat pencalonan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum partai demokrat. Dari pengakuan yang diliris pertama di MTRo TV kita dengan jelas mengetahui bagaimana alur kebusukan petinggi Demokrat yang sebenarnya.

Barang kali pada pernyataan Nazar sebelumnya melalui telp publik menyangsikan atas keterangan yang diberikan oleh Nazar, namun kemunculan di metro TV dengan Vidio Visual semakin mempertegas kepada kita bahwa partai yang dulu getol mengampanyakan anti korupsi justru menjadi dalang dalam melakukan korupsi. “Saya jamin Negara ini tidak akan maju-maju bila perilaku elitnya seperti “Anas” yang terjadi sekarang ini. Sebenarnya saya bergabung ke partai Demokrat karena perihatin terhadap negeri ini” uangkap Nazar dalam pernyataan video yang di rilis di metro TV. Apakah ungkapan itu benar atau tidak kita masih menunggu momen itu dalam pengungkapan oleh penegak hukum

Sebagaimana kita tahu sebelum-nya Anas Urbaningrum selaku ketua Umum partai Demokrat selalu menyangkal tudingan yang diarahkan oleh Nazarudin kepada diri-nya. Namun kali ini kegigihan Anas Urbaningru harus ekstra hati-hati dalam menghadapi serangan dari Nazar. Serangan Nazar terhadap dirinya benar-benar menguji seberapa kuat seorang Anas bertahan dengan "kebohongannya" konsistensinya yang selama ini Ia tebarkan. Dengan setumpuk dokumentasi dan bukti yang dibeberkan apakah Anas Akan masih mengelak. Nazar secara ngamblang membeberkan fakta seperti flesdis, CD, dan sebuah kertas bermatrai yang juga ditandatangani sendiri oleh Anas.

Kita menunggu ketengasan KPK, kebenaran tudingan Nazarudin atas keberadaan dua ketua KPK bisa dilihat sejauh mana lembaga super bodi ini bertindak. Jika KPK lamban dan tidak melakukan tindakan apa pun berarti tudingan Nazar itu benar adanya.

Membeberkan fakta yang diungkap oleh Nazarudin melalui video Scaip, mau tak mau akan mengguncang kridibiltas Anas yang dulu dipuja. Fakta itu sekaligus semakin mengoyahkan keberdaannya saat ini sebagai ketua umum Demokrat. Bisa saja RAKORNAS Demokrat berubah menjadi KLB. Anas benar-benar ada di ujung tanduk. Benarkah ini merupakan sebuah akhir dari petualangan politik seorang Anas.

Tulisan ini murni pendapat pribadi penulis.
Baca Selengkapnya di sini..

Jumat, 22 Juli 2011

ALLAH MAHA SEGALANYA

Episode kehidupan mengalir, untaian kisah berderet mensejajari diri. Saya harus pandai memilah setiap kejadian di dalam hidup ini. Pemilahan di sini adalah sebagai kerangka untuk berintropeksi diri. Selaian saya diharapkan mampu menjadikan kejadian-kejadian sebagai batu loncatan dalam meraih cita-cita dan mimpi ke depan. Bukankah semua kejadian di dunia termasuk apa yang terjadi pada diriku karena kehendak-Nya. Maka Saya tak boleh putus asa. Saya haru bangkit.

Saat masa lalu melintas kening berkernyit seolah sangsi pada kenyataan. Masa lalu tak kalah perih menyiksa. Kesangsian terus berkejaran. Tak mungkin Saya mengabaikan momen yang telah berlalu, bahwa sejengkal langkah di hari kemarin sungguh menyisakan perih. Kadang Saya pesimis, “sanggupkah Saya melalui semua-nya”. Saya tak boleh menyerah. Saya yakin semua akan baik-baik saja. Ini hanya proses yang mesti dan harus dilalui.

Semua orang pasti pernah mengalami hal yang kurang baik dalam hidup-nya seperti yang pernah Saya rasakan, bahkan mungkin lebih parah. Jadi tak patut diri mengungkit hal yang telah berlalu. Bahkan Saya harus bersyukur terahadap pengalaman selama ini. Pengalaman-pengalaman itu telah menempa diri semakin matang. Sekarang Saya harus fokus pada masa depan.

Walau tak mudah bagi diri ini untuk mengabaikan hal-hal yang terjadi di masa lalu, Saya harus bangkit. Saya pasti bisa. Ketika fregmen masa lalu berseliuran membayangi langkah, Saya jadikan semua itu sebagai nasehat untuk lebih hati-hati dan banyak mensyukuri nikmat Tuhan. Saya terus berjuang untuk keluar dari bayang-bayang masa lalu, dan menata masa depan yang lebih baik. Kata Allah ”Saya tergantung apa perasangka ummat-Ku” jadi kenapa Saya harus mengeluh, Allah bersamaku.

lapangkan lah semua urusan hamba. Yaallah ampuni dosa hamba ini”. Namun hamba-Mu sering lalai dan mendustakan-Mu, hamba tak kuasa mengekang hawa nafsu. Yaallah jadikan hamba sebagai orang yang sebanar-benarnya taqwa. Maka”Sesungguhnya Engakau ”Allah” maha pengasih dan lagi maha penyayang. Engkau pun maha pengampun, tak ada dosa yang tak diampuni kecuali kufur dan menyekutukan-Nya. Betapa engkau ”Allah” sangat mulia dan selalu sabar menghadapi ulah hamba-Nya.

Manipulasi keadaan sering dilakukan, pe-manipulasi-an diri menjadi alternatif yang sangat baik. Untuk itu setiap saat Saya terus memotifasi diri .......Saya harus bangkit, dan bangkit. ”Selamat tinggal masa lalu. Selamat datang masa depan”. Saatnya perubahan itu terjadi. Tak boleh ada penundaan.

Babak demi babak berhaluan silih berganti. Adakala hidup sangat, sangat dinamis dan romantis. Pada sisi tertentu kehidupan bagai sebuah bara api yang siap memanggang. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada hari ini, esok dan lusa. “Hidup adalah misteri”, begitulah orang mengatakan. Walau kita tak tahu apa yang bakal terjadi, kita tidak boleh pesimis. Harapan harus tetap tertanam dan terbumikan di dalam hati.

Satu waktu tertentu Allah menganugrahkan karunia, namun setelah itu Tuhan juga hendak menguji. ”Sesungguhnya Allah tidak akan membebani satu kaum melebihi batas kemampunanya” artinya apa yang terjadi pada saya juga orang-orang yang lain sudah sesuai kadar ketentuan masing-masing.Barangkali di waktu pagi kita bahagia, saat menjelang siang kebahagiaan itu berganti tangis air mata. Ketentuan ”fluktuasi kehidupan yang tak tentu” seperti tidak pernah dapat diperkirakan sebelumnya.

Masalah ujian yang datang dari Allah tentu hal ini memiliki tujuan yang baik. Bukankah ketika seseorang mau masuk kerja, atau hendak meneruskan pendidikan mereka harus melewati rangkaian seleksi yang ketat ”tes”. Barang kali Allah hendak menguji ”megetes” kita, untuk menjadi mahluk yang lebih baik.

Sepandai apa pun manusia tidak akan bisa menebak apa yang bakal terjadi pada dirinya esok dan yang akan datang. Manusia hanya bisa merencanakan tapi ketentuan tetap ada di tangan Allah. Kehidupan ini misteri, tapi bukan berarti hidup harus ditakuti. Atau kita sampai terheran-heran dengan kehidupan ini. arti-nya butuh kepekaan yang dalam untuk memaknai kehidupan yang sebenar-nya.

Keyakinan harus dimiliki oleh setiap ummat termasuk kita, keyakinan itu harus termaknai sebagai tujuan ”cita-cita”, ya kehidupan itu memerlukan satu tujuan. Kalau kita tidak memiliki tujuan, pesimis dan tidak yakin bagaimana kita bisa semangat dalam menjalankan hidup. Optimislah dalam menjalani kehidupan ini. Jangan takut dan kerdil karena satu tantangan kecil. Semua pasti bisa di atasi. Yakin lah pada jaminan tuhan. Tuhan tidak akan membebani satu kaum melebihi kapasitas kaum /hamba-Nya

Jadi apa yang terjadi padSaya selama ini masih dalam tataran kewajaran tak perlu dieksploitasi. Bukankah tuhan tak akan menguji satu kaum kecuali Tuhan sayang pada kita. Berarti Tuhan sayang dan perhatian sehingga dia memberiku sedikit ujian. Semoga ujian ini tidak menjadikan diri kufur, bahkan menjadi diri selalu bersyukur terhadap nikmat Allah.

Secara teori rencana berperan penting dalam memaksimalkan hal-hal yang akan dikerjakan. Rencana adalah kerja manusia. Kerja akal dan nalar, namun akal juga terbatas. Maka hasil dari satu rencana tetaplah pada ketentuan Tuhan. Apa yang baik menurut pandangan manusia “kita” belum tentu pada pandangan Allah. Jadi bila satu rencana gagal atau tertunda barangkali pada saat itu bukan saat yang tepat, sehingga Allah menunda pada waktu tertentu.

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

Kamis, 21 Juli 2011

TEMAN DAN MASA DEPAN

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa lingkungan dapat membentuk pola pikir dan perilaku seseorang. Bila baik lingkungan tempat seseorang tersebut maka kemungkin akan baik lah dia. Baik lah, kalau saya mengkaitkan lingkungan dengan pola pikir, barangkali terlalu abstrak dan tak terjangkau. Saya akan menggambarkan hal yang paling dekat dan selalu bersama anda setiap saat, yaitu teman anda.

Bagaimana teman anda saat ini, maksudnya apakah teman anda adalah yang baik. Baik di sini bukan sekedar teman yang bisa memberikan apa pun yang anda inginkan no bukan itu. Teman yang baik adalah teman yang mau menegur bila kita salah. Teman yang baik dia yang selalu membuat kita dekat dengan Tuhan.

Jangan sekali-kali menganggab remeh teman anda. Bila anda tidak bisa mempengaruhi teman anda saya yakin anda akan terpengaruh, beruntung bila teman kita itu berpengaruh pada hal-hal yang positif, kalau enggak maka saya tak bisa bilang apa-apa. Sebelut terlambat secamatnya anda berjarak tapi jangan sampai menimbulkan permusuhan. Okey .... saya katakan demikina karena mau tak mau teman akan mempengaruhi cara pikir dan prilaku anda.

Apakah kita harus memilih-milih teman... hem sooo berat juga jawab-nya. Kalau kita pilih-pilih teman pasti kita akan dibenci. Bila itu terjadi maka hal itu akan menjadi persoalan baru. Anda tidak harus pilih-pilih teman anda bisa berteman dengan sipa pun. Tapi ingat jangan sampai anda terbawa atau terlalu dekat. Pasang jarak, tapi jangan sampai menimbulkan kecuringaan. Dan jadi diri yang bisa mempengaruhi bukan orang yang terpengaruh. Jangan kemudian, kerena teman anda jahat anda belas dengan kejatan. Tidak perlu kerana hal itu tidak akan menyelesaikan masalah.

Pada kasus tertentu teman yang kurang baik terkesan menonjol di lingkunag pergaulan. Bisanya mereka selalu menarik perhatian, baik dari cara ngomong, penampilan dan lainnya. Dan tak sedikit orang yang masuk atau ikut orang-orang yang seperti ini, karena dianggap populer di kalangan yang lain.

Di Desa saya anak anak yang dipandang kurang baik, anak ini selalu menjadi perhatian dikalangannya bahkan orang tua. Kelebihan orang seperti ini pandai bergaul dan mempengaruhi teman-temannya. Para orang tua merasa resah bila anak-nya dekat dan bergau dengan anak yang kurang baik ini. Saat itu saya memilih netral tidak ikut benci sebagaimana dilakukan para orang tua, namun saya juga tak begitu akrap dalam artian membecap-nya.

Pada satu waktu teman yang dianggap kurang baik ini bercerita, dan mengeluh atas keadaannya. Dia merasa tidak diterima oleh para orang tua. Dia juga lelah menjalani kehidupannya yang tak wajar. Bahkan satu waktu dia mengaku pada saya, bahwa satu anti dia akan berubah. Pengakuan-nya membuat saya terharu. Saat itu saya Cuma bilang ”jalani saja, aku yakin kamu akan lebih baik. Para orang tua di kampung hanya kurang paham terhadap prinsip kamu”.

Kecenderungan manusia, atau naluri kemanusaiaan teman saya di kampung, kembali fitrahnya ”manusia itu cenderung baik”. Jika saja para orag tua di kampung tidak menjatuhkan fonis nigatif saya berkeyakinan orang-orang yang dianggab kurang baik itu dapat dirangkul untuk berubah menjadi yang terbaik. Kita sering memfonis seseorang nigatif tanpa melihat aspek yang melatarbelakanginya.

Mengapa orang yang dipandang menyimpang selalu nampak kepermukaan. Sesungguh hal itu lantaran kita fokus pada kekurangan seseorang yang diklaim menyimpang.sementara kita lupa pada asas kasih sayang. Kecenderungan yang ada pada kita adalah senang memfonis kekurangan orang lain. Lebih fatal kita senang menjatuhkan stigma nigatif dari pada berfikir positif.

Fikiran sangat mempengaruhi kondisi sesorang, baik itu soal lingkunag, pertemanan, maka tugas kita adalah ciptakan perteman sebagai media yang mempesona. Seringlah dengan baik soal apa yang baik dn tidak baik. Perlakukan teman anda dengan cara yang baik tanpa melihat latar belakang mereka, tapi jangan sampai menggurui. Ciptakan lingkungan pertemanan yang dinamis, karena teman adalah midia yang sanggup mengantarkan anda pada gerda kesuksesan. Bagaimana anda bisa membuk mempola perteman menjadi pendorang kesuksesan hal itu tergantung pada sikap dan pilahan hidup Anda.

Kemudaian apa yang akan anda lakukan pada saat ada berada di lukuangan yang kuaran baiak. Tentu anda tak akan menjadi orang sama dengan mereka. Saya yakin itu, karena berdasar fitrah yang ada pada diri manusian, manusia itu berkecendrungan untuk berbuat baik. Enggak percaya... soooo coba anda tanya pada penjahat kelas kakap, pencuri, penzina sekalipun pasti mereka dengan kesadaran nurani-nya akan mengatakan saya ingin insyaf. Apa lagi mereka memiliki keturunan, tentu mereka tak ingin mewariskan keburukan mereka pada keturunannya. Tanya aja pada mereka.

Jika anda cermat memperhatikan lingkungan dalam pergaulan anda ”teman”, pasti anda akan menemukan banyak keunikan. Kita bisa belajar kehidupan reil dari mreka. Coba anda ingat masa lalu kecil anda. Bagaimana ketika anda bermain dengan teman-teman anda sat itu. Kemudian analisislah hal tersebut padukan realitas masa lalu anda dengan konteks saat ini. Pasti anda akan menjadi manusia yang supert. hhehehe

Percaya enggak bahwa kita belajar kehidupan dari lingkungan dan orang terdekat dengan kita. Saya yakin anda percaya. Sekarang bagaimana kondisi lingkungan anda saat ini, apakah anda berada pada sona “lingkungan” yang baik. Atau barang kali anda berada pada lingkungan yang sama sekali tidak cocok ”bertentangan hati nurani” dengan anda.

Apakha teman anda saat ini adalah orang-orang yang baik yang bisa memotifasi anda kearah kebaikan dan kesuksesan. Insyaallah anda orang yang cerdas. Dengan begitu anda pasti akan menjadikan teman dan lingkungan yang baik bagi diri anda, juga mesadepan anda kelak.

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

Rabu, 20 Juli 2011

“KHILAFIAH” PENETAPAN AWAL PUASA

Sebentar lagi ummat Islam akan menunaikan ibadah puasa di bulan Romadhan yang akan datang ini. Bulan Ramadhan adalah bulan Allah, bulan penuh berkah. Ramadhan adalah bulan yang paling baik diantara bulan-bulan yang lain. Tentu kita akan bangga, gembira, bila Allah berkenan mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan nanti. Semoga saja Allah memberikan rahmat-Nya pada kita selaku ummat-Nya, sehingga kita ”ummat” bisa menunaikan ibadah puasa pada Ramadhan ini dan lebih baik dari Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Mengenai kewajiban berpuasa telah disinggung oleh Allah SWT, dalam ayat al-Quran.

Sesuai firman Allah dalam Al-kitab:

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (Al-baqaroh ayat 183)

Puasa adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh ummat islam (laki-laki-perempuan). Adapun dalam menentukan awal puasa sesuai tuntunan nabi yang diriwayatkan melalui hadits-nya : ”Apa bila kamu melihat tanggal satu Ramadhan maka berpuasalah”. Sedangkan pada saat akan menentukan hari raya dalam hadits disebutkan : ”Ketika pada penentuan satu syawal terhalang mendung maka bilangan puasa-nya digenapkan” (Muttafaq'alaih)



Allah dan Rasulnya telah memberikan jalan dan petunjuk dengan sebaik-baik-nya bagi kita selaku ummat. Kita sebagai ummat tinggal melaksanakan apa yang telah beliau amanatkan kepada kita.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Nasai dan Ahmad dijelaskan sebagai berikut :

”Telah datang kepada kalian bulan ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan, allah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa di dalamnya. Dibuka pada bulan ini pintu-pintu surga dan ditutup rapat pintu nereka. Bahkan syaithan pada bulan ini juga dibelenggu, di dalam bulan ini terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu malam, barang siapa yang tidak mendapatkan keberuntungan pada bulan ini maka ia adalah orang yang merugi”. (HSR:. Nasai dan Ahmad)

Semoga Ramadhan kali ini, benar-benar menjadi pembuka pintu taubat (taubatan nasuha) oleh kita ummat muslim. Karena sebagaimana dijanjikan oleh Allah, di bulan ini Allah membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi hamba yang benar-benar ingin bertobat. Kesempatan ini tidak boleh kita sia-siakan, di bulan Ramadhan ini Allah memberikan garansi yang sangat besar bagi kita dan ummat islam yaitu berupa ampunan. Maka apabila pada bulan-bulan sebelumnya sebagian ummat islam belum sempat melaksanakan ibadah puasa karena satu hal ”lalai”. Pada kesempatan Ramadhan ini hendaknya benar-benar dimaksimalkan, Ramadhan hanya datang sekali ”satu bulan” dalam satu tahun. Bila kita menyianyiakan sungguh kita sendiri yang merugi. Sesungguhanya Allah maha pemurah lagi maha penyayang.

Sebagai seorang muslim tentu kita bangga dan senang bila Allah berkenan mempertemukan waktu yang singkat ini dengan bulan penuh sepisial yaitu Ramadhan. Namun dibalik kebanggaan itu ada hal yang kurang afdal, dimana setiap menjelang penentuan awal puasa, kita selalu dihadapkan pada beberapa perbedaan pandang dalam penentuan awal puasa itu sendiri. Secara garis besar perbedaan itu terlihat biasa, namun mengundang tanya yang serius ”mengapa penentuan awal puasa dari tahun ketahuan selalu berbeda”. Terjadinya perbedaan dalam menentukan awal puasa ini terjadi karena perbedaan cara dalam melihat atau perhitungan ”hilal”. Masing-masing kelompok, atau ormas keagamaan sebagian besar diantara mereka berjalan sendiri-sendiri.


Ketika kita melihat fenomena penetapan awal puasa yang berbeda di indonesia biasanya digawangi oleh masing-masing kelompok, golongan atau ormas keagamaan yang begitu ragam. Saya tak habis pikir, kok bisa terjadi perbedaan? Apakah ini merupakan anugrah demokrasi yang selama bertahaun-tahun kita perjuangkan. Barang kali tak ada kaitannya dengan sistem demokrasi kita. Karena sebagaimana saya ketahui perbedaan dalam penetapan awal puasa sudah terjadi semenjak bahkan sebelum negara ini menyatakan diri sebagai negara demokratis. Artinya tak ada hubungan dengan masalah ideologi negara.

Diakui atau tidak bangsa indonesia dengan sistem yang sekarang yaitu sistem demokrasi selalu mengalami dinamika. Termasuk pada setiap menjelang penetapan awal pelaksanaan puasa. Padahal dulu ketika masa Nabi tak ada perbedaan pandangan dalam penentuan awal puasa. Kenapa setelah nabi wafat perbedaan dalam penetapan awal puasa kerap terjadi. Apakah ini karena munculnya beberapa aliran dan golongan ormas keagamaan, menjadi penyebab perbedaan itu?. Hanya Allah yang tahu.

Pemerintah Indonesia seperti tidak memiliki legitimasi yang konkrit untuk menyelesaikan perbedaan penetapan awal puasa. Sebagian besar golongan ”aliran” mengambil jalan masing-masing dalam penentuan awal dan akhir puasa. Sebagai ummat yang tak mengerti paham dan aliran tersebut, saya hanya tertunduk lesu dan kaku seraya bersyukur ”Yaallah ummat-Mu begitu antusias dalam menyambut bulan suci-Mu, lihat sebagain dari mereka mengambil stat lebih awal”.

Apakah mereka yang menentukan awal puasa lebih awal salah, tidak. Yang salah mereka yang tidak berpusa. Anda sepakat. Oke kita kembali pada tuntunan yang sedari dulu menjadi legitimasi keberagamaan kita yaitu seruan Hadits Nabi Muhammad mengenai penetapan atau perbedaan dalam menetapkan awal puasa.

”Dari Abi Hurairah. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw, : ”janganlah kamu mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali seorang yang biasa berpuasa maka boleh ia berpuasa padanya” (Muttafaq'alaih).

Yang dimaksud boleh bagi yang biasa berpuasa adalah mereka yang terbiasa berpuasa wirid atau puasa senin-kamis. Melihat realitas yang yang terjadi di indonesia mengenai penetapan awal puasa yang begitu berragam juga membingungkan kita sebagai ummat. Mayoritas golongan berdalih langkah dan metode mereka benar. Sebagian yang mengatakan bahwa kami berpuasa karena intruksi Imam kami ”golongan”.

Dulu peran imam sangat dominan dalam menentukan awal bulan puasa. Konun saat akan menetapkan awal bulan puasa seluruh imam berkumpul. Kemudian para Imam ini merumuskan ”bermusyawarah” kapan awal bulan puasa dilaksanakan. Artinya tidak ada perbedaan diantara masing-masing golongan saat itu, karena keputsan diambil dengan jalan musyawarah. Sekarang di Indonesia..??

Ada satu pertanyaan mendasar di kepala saya kenapa para aliran dan golongan itu tidak sejalan dengan pemerintah sebagaimana dilakukan oleh oleh sebagian ormas. Jika mereka berpandangan salah pada saat penentuan awal puasa oleh pemerintah, apa yang salah dari penentuan awal puasa oleh pemerintah. Kalau dipandang salah kenapa mereka tidak melakukan musyawarah.

Sebagai muslim berharap ada penyatuan visi dalam menetapkan awal puasa sehingga tidak membingungkan ummat. Kalau sebagian aliran mengatakan karena indonesia bukan pemerintahan khilafah... hem...saya kira ngakk juga.... apakah penyatuan presepsi harus melalui deklarasi khilafah?. Indonesia dengan kemajemukannya mampu membuktikan dalam barisan kesatuan di bawah kebenikaan. Kenapa dalam soal agama tidak bisa. Bukankah masalah aliran itu hanya khilafiah...

Baiklah kita tidak perlu memperuncing masalah khilafiah yang terjadi. Anggap lah hal itu sebagai dinamika ummat sekaligus antusiasme mereka dalam menyambut dan melaksanakan ibadah. Ketika jalan rasional telah ditempuh oleh perintah melalui pemantauan hilal saat menjelang dan akan mengahiri puasa toh juga belum mampu membuat sebagian kelompok menerima ya kita tak bisa memaksa. Saya yakin apa yang mereka lakukan sesuai pemahaman dan kebenaran atas diri mereka. Semoga Allah mengampuni kita semua.

Mari di bulan Ramadhan ini kita memperbanyak amal ibadah kepada Allah SWT. Semoga Allah mengampuni semua kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lalu dan yang akan datang. Amalan-amalan baik diterima oleh Allah. Dijauhkan dari penyakit : iri, dengki, hasut dll. Semoga urusan, rezeki, dan karir diperlancar oleh Allah.

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

KEBAIKAN SELAMANYA ABADI (Refleksi Terhadap Wafatnya Bapak Hosni Miftahul Arifin Guru Man Tercinta)

Sekitar pukul 07.29/07/2011, Saya dikejutkan dengan SMS duka “kematian” saat melihat nama Hosni hati saya tersentak, karena ibu saya juga bernama Hosni. Saya amati SMS dan dibaca ulang ternyata Hosni yang dimaksud bukanlah ibu saya tetapi nama guru MAN Sumenep, “Subhanallah …. Innalillahi wainnailaihi rojiuon”. Setelah jelas bahwa bukan ibu, tensi ketegangan sedikit turun.

Berita wafatnya Bapak Hosni Miftahul Arifin salah seorang guru Kimia dan Kesiswaan di MAN Sumenep ini, tidak hanya dirasakan oleh keluarga besar. Saya yakin Lembaga Sekolah Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) Sumenep sebagai tempat pengapdiannya juga ikut kehilangan. Bagaimanapun sosok al-marhum telah banyak memberikan kontribusi pada lembaga di bawah naungan Kementrian Agama Sumenep yang kini semakin maju.

Seorang yang baik akan selalu dikenang, kematian bagi orang baik bukan mati yang sesungguhnya. Wajar bila kepergian “kematian” orang baik mengundang simpati yang luar bisa dari lingkungan kerabat, teman, dan orang-orang terdekatnya. Sesungguhnya orang baik itu tidak mati, ia selalu hidup. Begitu pun dengan sosok al-marhum bapak Hosni, dia adalah orang yang baik. Kehidupannya dihabiskan untuk mengabdi bagi kemauan bangsa ini. Wajar bila berita wafatnya guru Fisika ramai di media jejaring sosial Twitter-FB. Bagi saya Hosni adalah sosok guru yang sangat memegang disiplin tinggi. Tak jarang murid yang belum paham dan baru kenal memfonis sebagai guru yang angker. Padahal tidak seperti itu.

Bagi teman-teman yang pernah diajari oleh beliau atau yang saat ini sedang dibawah asuhannya dirundung perasaan sedih dan kehilangan. Namun kematian tetap tak dapat dicegat. Ketika Allah berkehendak tak ada manusia yang bisa merintangi. Kita hanya bisa merelakan seraya memohonkan doa pada yang kuasa semoga beliaunya di tempat didisisinya di temat yang mulia. Semua dosa-dosanya diampuni. Diterima amal semua kebajikannya.

Sesungguhnya kematian adalah nasehat bagi kita yang hidup. Manusia tidak mungkin bisa terhindar dari takdir kematian. Maka karunia hidup yang allah berikan pada kita hendaknya dimaksimalkan untuk berbuat kebajikan kepada sesama. Hidup ini sangat singkat, dan hidup adalah peroses untuk menuju kehidupan selanjutnya, yaitu kehidupan akhirat. Ketika kita semua perbuatan yang pernah kita lakukan akan ditampakkan oleh Allah. Kita paput bangga kepada bapak Hosni yang hampir perjalanan hidupnya dihabiskan untuk mengabdi kepada ummat.

Kita pun bisa mengambil pelajaran dan teladan dari sosok Hosni. Sebagaimana kita tahu dia adalah sosok guru yang sangat disiplin, kedisiplinan itu patut untuk kita teladani. Dibalik perannya sebagai guru Fisika pak Hosni adalah sosok yang hangat penuh perhatian. Saya bilang seperti ini karena saya pernah dibimbing beliau langsung. Ketika saya menjadi ketua OSIS, selain mengajar Fisika beliau adalah baru ketua keiswaan, dinama secara struktur kesiswaan betanggungjawab terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan kesiswaan termasuk OSIS. Dari perjalanan itu saya sering bertemu dan akrap, bahkan beliau secara ikhlas dan terbuka mengajari saya. Banyak pelajaran yang saya peroleh ketika dekat dengan sosok Hosni saat itu.

Pada tahun 2007 menjelang pembagian Ijazah, saya mengalami kecalakaan. Kecelakaan terjadi di depan sekolah MAN. Saya bersyukur saat kecelakaan saya tidak apa-apa. proses terjadinya kecelakaan itu saya mau melintas ke timur jalan. Tiba-tiba seorang perempuan pengendara sepeda dengan kecepatan tinggi menghantam saya dari samping kanan. Kendaraan yang ditumpangi seorang wanita ini membentur tepat pada posisi mesin kendaraan yang saya kendarai, untung tidak kena kaki. Kalau sampai kena kaki barang kali saya tidak bisa jalan-jalan seperti sekarang.

Karena wanita pengendara sepeda motor ini kecepatannya tinggi, dia tak bisa mengendalikan kendaraannya. Saya dengan kendaraan terpelanting ke arah kiri sementara wanita yang menabrak saya perlanting ke kanan. Sepeda yanag di kendari wanita lepas sekitar 2 m dari arah saya. Wanita itu terlihat sempoyongan sesaat jatuh, saat diboyong akhirnya bangkit sambil marah-marah. Tidak berhenti sampai di situ dia menelpon seorang polisi. Belakangan polisi itu diketahui bernama Wawan (briptu Wawan), dia bertugas di Manding sebagai Intel.

Selang sekitar 5-10 m Wawan datang ke TKP dan marah-marah pada semua siswa, satpam, juga guru bahkan kepala sekolah saat ini. Dia membawa kendaraan. Wawan hanya meningalkan no telp pada Al-marhum saat itu. Proses berlanjut. Kemudian pak Cipto guru olah raga MAN memberikan arah, saya sedikit tenang.

Kecelakaan yang saya alami banyak melibatkan orang-orang MAN, termasuk Al-marhum bapak Hosni. Bahkan ketika itu saya sempat soan ke rumah beliau di .... kasus kecelakaan yang saya alami tak berhenti begitu saya saya harus berhadapan dengan ketentuan hukum, Bapak Hosni sebagai kesiswaan ikut mendampingi proses hukum, juga beberapa guru lainnya.

Alhamdulillah berkat rahmat Allah juga dukungan orang-orang MAN Pak Cipto, Pak Satpam, al-marhum bapak Hosni juga guru yang lain yang ikut mendampingin saya ke Polres Sumenep, prosesnya menjadi mudah dan lancar. Di kesempatan ini saya amat berterima kasih atas peran guru-guru termasuk Kepala Sekolah MAN yang terhormat Bapak Bakri.

Banyak kenangan saya yang melibatkan al-marhum, ketika itu saya dan beberapa teman yang lain mendapat kehormatan ikut sleksi SPMB melalui penjaringan bakat dan prestasi, keikut sertaan dalam undangan SPMB itu tak lepas dari peran bapak Hosni selaku guru yang membidangi kesiswaan. Banyak kebaikan yang saya rasakan secara personal. Dan insyaallah kebaikan-kebaiakan yang sering dilakukan oleh Bapak Hosni itu tidak hanya dirasakan oleh saya, tapi semua yang pernah dekat dan kenal baik dengan al-marhum.

Selamat jalan guruku, mohon maaf bila kami sebagai muridmu tak bisa memberikan pengamdian terakhir. Kami tak bisa membasuh dan memandikan. Sesungguhnya kami ingin menyertai saat-saat terakhir itu. Karena waktu dan keadaan maka kami pun tak bisa lakukan itu. Kami hanya berdoa semoga Allah mengampuni semua kesalahan-kesalahan selama hidup yang disengaja atau tidak. Semoga Amal dan pengabdian yang dilakukan selama ini menjadi selimut indah di alam barzah sana. Selamat jalan guruku, kami akan selalu mendoakanmu.

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

Selasa, 19 Juli 2011

MEREKA YANG AMAZING Bagaimana Dengan Anda, Amazing Juga Bukan!!!

Anda kenal Chairul Tanjung, bagi yang belum kenal akan saya perkenalkan. Bagi yang kenal baiknya kita meneladani kiat seorang Chaoirul Tanjung dalam membangun kesuksesan dalam hidup. Bagi sebagai orang Chairul adalah seorang pengusaha yang sukses saat ini dia memegang dua perusahaan Tv Nasional (Trans TV-Trans7). Taukah anda siapa dia sebenarnya.

Orang mengenal sosok Chairul Tanjung sebagai seorang pengusaha, namun tahukah anda bahwa dia adalah lulusan Fakultas kedokteran di UI di jurusan dokter gigi. Pernah bayangkan tidak seorang dokter gigi beralih menjadi seorang wirausaha dan kini sukses. Kesusesannya pun bukan berangkat dari latar belakang pendidikan akademik-nya melainkan bisnis yang dirintisnya. Luarbiasa bukan.

Baiklah saya akan coba memuai bercerita sekaligus kembali memperkenalkan orang yang memiliki kegigihan yang luarbiasa dalam membangun karir kesuksesan saat ini. Chairul Tanjung tidak semerta-merta menjadi pengusaha sukses dan setenar saat ini, tidak. Dia pertama kali membangun usaha sering mengalami kegagalan. Artinya dia juga memulia usaha dari nol.

Sebenarnya Choirul terlahir dari kalangan yang berada, namun karena kerisis dan perubahan peta politik saat, Ia harus menghadapi kenyataan pahit. Rumahnya yang besar harus dijual dan mereka tinggal di sebuah losmen kecil. Sementara sisanya dari penjualan rumahnya dijadikan modal usaha.

Semenjak kecil Chairul sudah memiliki keinginan atau cita-cita untuk menjadi orang besar. Maka saat lulus SMA ia meneruskan pendidikan di jurusan kedoktreran gigi. Talen atau bakat kewirausahaan sejak kecil sudah ada pada dirinya. Ketika menjadi mahasiswa sudah memulai usaha seperti menjual buku, kaos, sepatu,dan aneka barang lain kepada rekan-rekan di kampus-nya saat itu. Dia juga sempat membuka usaha toko yang menjual peralatan kedokteran dan laboratorium di Daerah senen Raya, Jakarta. Karena sifat sosial-nya yang sering memberi fasilitas pada rekan kuliahnya dan sering mentraktir teman-temannya usahanya pun jatuh bangkrut.

Kejatuhan dan kebangkrutan tak membuat dia kapok untuk terus mencoba. Akhirnya dia memulai usaha baru. Semangat baru, kali ini ia membuka satu usaha kontraktor, kemudian dia mendirikan CV pada tahun 1984 dan menjadikannya PT pada tahun 1987 semenjak ini lah usahanya semakin lancar. Melalui tangan dingin Choirul, mengakuisisi sebuah bank kecil yang nyaris bangkrut, Bank Tugu, keputusannya pun itu sempat membuat teman-teman dan orang terdekatnya sebagai langkah controversial. Namun ia akhirnya membutikan, bahwa langkahnya benar dan menjadikan bank Tugu dengan omzet di atas 1 triliun saat ini.

Banyak usaha yang digeluti oleh Choirul Tanjung, salah satu usaha yang kemudian mengantarkan dirinya melambung yaitu bisnis televisi. Trans TV. Pada bisnis ini Ia juaga dikenal mengakuisisi televisi yang nyaris bangkrut yaitu TV7 menjadi Trans7, yang saat ini sukses.

“Kini lebih dari 50% waktu saya tercurah untuk kegiatan sosial kemasyarakatan” (baca profail : Choirul Tanjung)

dr Andhyka P. Sdyawan, Ia juga seorang dokter umum, lulusan universitas Padjajaran, Bandung. Namun terakhir dia memilih menjadi menjadi seorang treneur, motivator, saat ini dia menjadi seorang motivator tingkat Asia. Selain itu dia membidangi beberapa bisnis seperti Amazing Fotograpy, Amazing Home, Amazing Data dan beberapa bisnis di bawah naungan Amazing Institute.

Novan Satria Budi, lulusan Teknik Elektro ITB tahun 1997, awalnya dia bekerja sesuai bidang akademiknya saat itu dia bekerja di Indovision di Jakarta mewakili PT DI (IPTN) namun karena adanya perumahan karyawan secara besar-besaran (PHK) menjadikan dia banting usaha. Adanya PHK tidak menjadikan dia panik, dia tetap bersyukur sambil berfikir untuk membuka satu usaha. Dia melupakan prestasi akademiknya dan fokus pada kehidupannya baru yang akan dihadapi yaitu dunia usaha.

Ia pun mengasah kemampuan kewirausahaannya melalui mendengarkan ceramah dari para treneur, dan membaca buku yang membahas masalah kewirausahaan. Kemudian dia memutuskan untuk terjun ke duina wirausahaan secara habis-habisan. Berbagai usaha ia coba, mulai jajanan ringan, membuat kaos, beberapa kali usaha yang dicoba tidak membuahkan hasil yang manis namun dia tetap optimis dan terus mencoba.

Berbekal mesin jahit penyerahan piutang temannya ia membuka usaha kerudung muslim. Dari sini keberhasilan perlahan mulai nampak, pada perioda awal pertama pesanan dari rekan-rekan kenalan melonjak, kemudian dia mencoba memasang iklan di salah satu Koran daerah, akhirnya usahanya mulai dikenal pesanan semakin banyak.

Rumah yang dari kemari menjadi sentra produksi tak mampu menampung permintaan, kemudian ia membeli sebuah gudang bekas di situlah usahanya terus berkembang hingga ekspor kemanca Negara.

Bila anda bermental kerupuk, maka jangan terlalu berharap jurusan atau ijasah akademik dapat menjamin anda menjadi orang sukses. Sukses itu ada pada kehendak dan kamauan yang keras. Seberapa keras dan komet anda dalam mewujudkan mimpi harapan anda untuk menjadi orang sukses. Tergantung anda. Anda ingin menjadi pegawai yang setiap saat diatur. Atau anda menjadi seorang wirausaha sebagaimana orang-orang AMAZING di atas, dengan penghasilan yang tak terbatas. Sekali lagi pilihan ada di tangan ada.

Kita bisa belajar orang-orang sukses itu tak langsung berada di papan atas seperti saat ini. Mereka juga memulai dari usaha yang kecil dan menjadikan usaha kecil sebagai satu omzet yang besar. Jangan takut gagal. Takut bangkrut. Mulailah usaha dari sekarang, jika mereka bisa berhasil dan sukses mengapa anda tidak bisa. Pasti bisa. Kita sama kok sama-sama manusia sama makan nasi. Sama minum air. Yang tidak sama hanya pada kemauan dan keberanian untuk memulai.

Jiwa Yang Amazing, Jadikan Diri Sebagai Orang Yang Amazing

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

Senin, 18 Juli 2011

BERMIMPI, MENJADI ORANG SUKSES KENAPA TAKUT !!!

Sukses itu milik kita, milik semua orang, milik mereka yang menginginkannya. Tapi ingat sukses tidak datang dengan tiba-tiba, artinya harus ada usaha yang keras untuk mewujudkan kesuksesan itu sendiri. Apakah anda ingin hidup sukses ?. Kenapa seringkali kita takut memulai kesuksesan dengan alasan takut gagal.

Sukses bukan berarti tak pernah gagal. Banyak orang gagal menjadi sebab sukses dan sukses terkadang dimulai dari banyak kegagalan terlebih dahulu. Sekarang apakah anda ingin sukses atau anda takut gagal. Saya usul jangan takut gagal. Karena ketakutan akan mematikan kreatifitas anda. Jangan sampai ketakutan anda menjadikan anda manusia yang setengah-setengah.saatnya anda bangkit. Yakin lah bahwa anda bisa sukses sebagaimana orang-orang besar ”sukses” lakukan.

Percaya tidak bahwa kita dan manusia telah dikaruniai kelebihan yang unik satu dengan yang lain ”gampangnya setiap manusia di muka bumi ini telah diberi kelebihan oleh Tuhan”, anda kan percaya bahwa manusia itu memang dikaruniai oleh Allah kelebihan, percaya enggak ? Saya yakin anda percaya. Jika anda percaya tugas anda adalah melakukan telaah ”merenung” terhadap diri anda. Apa kelebihan anda saat ini. Ayo saatnya anda mengetahui kelebihan yang ada pada diri anda. Ayo lakukan sekarang. Jangan menunda-nunda karena kebiasaan menunda akan memperlambat kesuksesan.

Hem .. coba anda ingat kebiasaan-kebiasaan yang sering anda lakukan pada masa kanak-kanak anda. Atau barangkali anda pernah bercita-cita untuk menjadi sesuatu. Pekerjaan apa yang paling ada senangi, jika anda melakukan sering lupa waktu. Setelah anda tahu kelebihan yang ada pada diri, kira-kira hobi atau kelebihan anda itu bisa menjadi peluang bisnis enggak. Semua pasti bisa. Yakinkan pada diri anda bahwa anda bisa mengemas kelebihan menjadi omset yang triliunan untuk hidup masa depan anda dan keluarga anda.

Maka saatnya kita fokus pada kelebihan yang ada pada diri kita, sehingga kelebihan itu dapat menutupi kekurangan anda. Jangan sampai terbalik anda sibuk mencari kekurangan dan mengabaikan kelebihan yang dianugrahkan Tuhan. Ayo bangkit saatnya fokus pada kelebihan yang ada pada diri kita.

Fokus lah pada tujuan dan cita-cita anda. Kalau perlu gambarkan cita-cita dan harapan anda secara detail, jangan lupa kasih tanggal dan hari, yakin anda pasti bisa meraih-nya. Permasalahan yang kerap terjadi di sekitar lingkungan kita adalah banyak yang tidak tahu tujuan hidup-nya. Kalau ditanya apa cita-cita hidup mereka harus putar otak dan mencari-cari alibi. Orang yang bingung dan sulit mengungkapkan cita-cita mereka belum memiliki cita-cita hidup, kalau cita-cita saja enggak punya bisakah hidup sukses.

Beda dengan orang yang dalam kehidupannya sudah memiliki opsesi “cita-cita”. Kalau ditanya mereka tidak harus bingung harus menjawab apa. Orang yang memiliki cita-cita akan ngampang menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan cita-cita. Percaya enggak bahwa cita-cita itu mempengaruhi cara hidup seseorang. Enggak percaya, buktikan saja. Tapi saya yakin anda dan pemuda indonesia pasti memiliki cita-cita. Fokus lah pada cita-cita anda, pasti anda akan menjadi orang Hebat.

Baiklah saya akan memberikan satu contoh barangkali dapat membantu anda dalam menentukan pilihan dan cita-cita anda ke depan. Tentu anda pernah ikut Angkot atau Taxi, saat anda naik Angkot atau Taxi pak sopir menanyakan “ibu / bapak akan kemana “ tujuan anda, apa jawab anda saat itu, apakah Anda akan menjawab terserah bapak. Enggak mungkin lah, pasti saat anda naik Angkot/Taxi anda sudah memiliki tujuan.

Sekali lagi saya katakan tujuan hidup ”cita-cita” itu penting, sebagaimana ketika anda akan naik Angkot/Taxi. Bayangkan jika pada saat anda naik Angkot kemudian tidak tahu arah yang tujuan, akan membingungkan Pak sopir. Untung bila Pak sopir tidak memarahi dan menurunkan anda di tempat yang asing bagi anda.

Jika ada pepatah yang mengatakan “hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga” maka “hidup tanpa tujuan bagai orang buta”, hhahhaahha barang kali saya terlalu memaksakan kata-kata. Tapi bukan soal kata-kata, yang penting adalah kita harus punya minpi besar dalam meraih kehidupan.

“Kalau ingin punya impian tinggi tidak perlu bayar kenapa kenapa pilih impian yang rendah”

-Isya Alamsyah-

dikutip dari buku dr Andhyka P. Sedyawan (Amazing you!)

Bukankah bermimpi itu gratis-tis....tis....tisss… laku kenapa harus menunggu waktu untuk bermimpi. Bermimpilah setinggi mungkin. Ayo lejitkan kemampuan anda dan terus bermimpi untuk menjadi orang sukses, berusaha lah dengan keras untuk mewujudkan mimpi anda tersebut. Ingat lo… berusaha keras, karena mimpi saja tak cukup. Usaha dan cita-cita ”mimpi” seperti orang naik angkot. Anda akan cepat lebih cepat mencapai tujuan dan kesuksesan anda.

Guru PPKn di MAN, pernah bilang kepada saya juga teman-teman yang lain. ”Kalau mimpi jangan Cuma setinggi pohon, bermimpi lah setinggi langit. Kalau kamu hanya bermimpi setinggi langit jatuh ”tak tersampaikan" masih nyangkut di pohon. Tapi kalau kamu cuma bermimpi hanya setinggi pohon jatuh tak tertolong lagi”. Semenjak itu saja berjanji dan menanamkan kometmen bahwa saya harus bisa melanjutkan kuliah. Saya pasti bisa. Alhamdulillah saya bisa kuliah dan saat ini masih cuti.

Saya yakin anda dan kita semua pasti bisa mewujudkan cita-cita ”mimpi” kita. Separuh perjalanan saya membuktikan hal itu. Jangan takut gagal.karena seperti yang saya bilang di awal ketakutan kita tidak akan membuahkan apa-apa. Justru ketakutan akan matikan kreatifitas dan menghalangi kita dalam meraih apa yang kita cita-citakan.

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

Minggu, 17 Juli 2011

KECEWA ”CINTA”

Cinta mempertemukan kita
Kita dipertemukan oleh cinta
Pertemuan menjadi titik awal cinta
Saat itu kita saling mencinta

Perbedaan tak menghalangi jalan
Cinta terus mengalir
Cinta benar-benar kita rasakan
Tapi kita tak mengerti apa cinta

Cinta mengulas kisahnya
Cinta membuat lakon nyata
Kita asyik menikmati hari itu
Apakah ini cinta adanya

Cinta hanya menyajikan kesenangan yang hampa
Cinta menghipnosis kenyataan
Kita senang bermain dengan cinta
Aku terkujut saat kau bilang
”Cinta tak menjamin apa-apa”

Cinta ada pada kondisi yang senang
Cinta ada pada finansial
Cinta ada pada labelitas kerja
Kuatnya jaminan materi membuat kita saling berjarak

Sampai saat ini cinta itu masih ada
Tapi apakah kebedaan itu memungkinkan kita saling mengada
Kita tak dapat menangkis keadaan
Dan aku pun tak dapat menghentikannya

Cinta ini memang tak terikat apa-apa
Tapi bukan berarti tak ada apa-apa
Persaan dan kejujuran menjamin ada
Kita ada untuk cinta

Namun sadarkah kita
Cinta kita tak mampu membentur kenyataan
Jalinan ini pun mengelombang
Mengapung di keluasan tak bertepi


Bila aku berkata
Kita sudah saja
Tentu kamu akan bertanya
Kenapa, mengapa
Secepat ini
Kok tega
Sudah kuduga
Entah serapah apa lagi
yang pasti kita sama-sama kecewa.

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

MAAF

Malam itu aku benar-benar sangat kecewa
Kau tak menganggapku ada
Sehingga tanpa dosa
Kau berlalu
Lebih parah tak ada pengakuan apa pun
Pernah kita saling mengoreksi diri
Sebelum terus saling menyalahkan

Saat seperti itu
Siapa yang putut disalahkan
Apakah kemudian kita menyalahkan keadaan
Atau justru orang lain yang kita salahkan

Barangkali kau tak benar melakukan
Tak benar-benar ada
Sehingga mengganggab aku tak ada
Wajar bila saat itu pula

Pertanyaannya
Apakah bisa mengembalikan susana
Hati terlanjur tercabik

Tahukah saat itu
Darahku mendidih
Kepalaku seperti menbentur tembok
Diri tak ada harganya
Langkah terasa hampa

Dunia suram
Kata maaf memang sangat mudah diucap
Tapi hati yang terlanjur dipecundangi
Sangat enggan berlaku apa-apa


Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

Kamis, 14 Juli 2011

REFORMASI PENDIDIKAN

Reformasi Birokrasi
Saat kita mendengar berita dari media cetak/eletronik mengenai banyaknya pelanggaran terjadi di instansi pedidikan (Sekolah-Kementerian) Daerah-Pusat, terus terang kabar itu sedikit mengusik pikiran. mengapa Sekolah dan Instansi yang harusnya menjadi pilar contoh, memeberikan teladan yang buruk pada anak bangsa”mainan makap data, & korupsi”. Persoaan demi persoalan di dunia pendidikan terus bermunculan. Sebagian sudah ditinak lanjuti sementara sebagain yang lain mengngendap tanpa peroses apa pun.

Munculnya persoalan menurut hemat saya lantaran tidak adanya transparansi pada lembaga sekolah-kementerian pendidikan. Transparansi merupakan kunci pokok dari segala persolalan yang menimpa negeri ini. Adanya korupsi, kolusi, nipotisme semua itu terjadi lantaran tidak ada-nya transparasi di instansi pemerintah termasuk di kementrian pendidikan. Oleh sebab itu semua instansi harus menerapkan sistem informasi yang akun tabel dan transparan, termasuk kementrian pendidikan.

Terungkapnya ketidak beresan di Kemetrian Pendidikan pusat sesuai audit BPKN (Badan pemeriksa Keuangan Negara 2011) menjadi teladan yang buruk. Bangaimana tidak lembaga yang harusnya menjadi pilar utama dalam membeikan teladan yang baik justru ternyata tidak beres. Ketidak beresan itu lagi-lagi dalam masalah alokasi dan distribusi anggaran “uang”.

Masalah uang seirng membuat mata menjadi biru, tapi ya jangan sampai melupakan tugas dan tanggungjawanya. Apa lagi instansi setingkat kementrian pendidikan RI. Apa bila kementrian pendidikan pusat laporan keuangannya bermasalah bagaimana dengan di Daerah-daerah, tentu akan ebih parah. Menyamaratakan satu kasus untuk keseuruhan memang kurang ideal, bila melihat konstelasi dan beberapa kasus lain (Pemotongan bantuan Dana BOS oleh instansi) kemungkinan buruk semacam itu bukan tidak benar-benar terjadi.

Beberapa waktu yang lalu saya sempat ngobrol dengan salah satu kepala sekolah di lumajang. Saya sempat mengorek-ngorek masalah dana BOS. Ternyata dari obrolan yang lebih dari satu jam itu terungkap beberapa kasus pendistribusian dana BOS ke Sekolah. Semisal keterlambatan dalam pendistribusian, makibisme pengambilan yang ribet sampai pada pemotongan dana berkisar Rp 5-10 perkepala.

Dilihat dari jumahnya uang Rp 10-20 memang tidak besar, namun bila dikalikan dengan presentasi keseluruhan anak, jika dalam satu sekolah memiliki jumlah murid 500 kemudian kalikan dengan pemotongan perkepaa Rp. 20 ribu, maka total akumulasi sekitar Rp. 10.000.000,00/satu lembanga. Kemudian dengan jumlah lembaga sekolah dalam satu kabupaten, mulai SD-SMA, tentu jumlahnya sangat pristisius.

Dari obrolan itu saya sempat memancing-mancing pertanyaan kenapa tidak meakukan kompleh atas kasus pemotongan bantuan dana BOS tersebut. Kepala seokolah hanya geeng kepala seraya menarik nafas dalam-dalam. Menurut bila ada yang meapor terancam tidak akan menerima bantuan lagi. Jadi mau tak mau kepala sekolah harus mengikuti segala prosedur yang ada pada kementrian pendidikan yang ada di Daerah. Tak soal ada pemotongan yang penting bantuan tetap berjalan terus.

Yang amat disesalkan oleh kepala sekolah adalah keterlambatan dalam pendistrisbusian bantuan BOS padahal sekolah harus melakukan kegiatan yang bersifat kontiunitas dimana dibutuhkan anggaran. Tak jarang sekolah harus mengambil dana taktis ke Bank untuk memenuhi angaran kegitan dalam proses belajar mengajar.

Potret jeek tersebut sudah menjadi rahasia umum di sekolah di daerah termasuk di daerah saya di Sumenep. Kapan pendidikan akan maju bila masing-masing instansi masih terus memelihara kebiasaan buruknya memotong setiap bantuan. Maka jangan salahkan bila pada tataran paling bawah kejadian serupa pun dilakukan oleh sekolah. Sistem telah memeberikan teladan buruk.

Di tengah keterpurukan sistem yang berantai, kita tentu berharap ada satu teladan baik dari instansi yang ada di negeri ini khususnya kementrian pendidikan. Kementrian pendidikan harus melakukan reformasi kebijakan yang menyeluruh dari Pusat hingga Daerah. Terutama penggunaan dana bantuan pendidikan (baik berupa oprasional sekolah sampai pada pembenahan inrfrasruktur sekolah itu sendiri). Setiap dana dan bantuan yang turun dari pusat kedaera atau dari daerah ke kantong-kantong seolab bisa terkontrol oleh masyarakat. Sekicil apa pun rincian penggunaan dana oleh sekolah harus bisa diketahui secara transparan oleh masyarakat.

Reformasi kebijakan yang menyeluruh dari Pusat-Daerah merupakan langkah yang harus terus dilakukan oleh kementrian pendidikan. Harapan kita reformasi itu bisa menekan segala bentuk penyimpangan seminim mungkin. Pembenaha dan reformasi merupakan satu yang harus dan terus dilakukan oleh kementrian pendidikan guna tercipta satu sistem yang baik. Dengan begitu manfaat bantuan benar-benar bisa dirasakan dan tanpa ada tiab di sana sini.

Meningkatkat SDM Guru
Perkembangan masyarakat dewasa ini semakin pesat ditambah dengan perkembangan iptek yang menyertainya. Kecepatan perkembangan iptek yang tak berimbang dengan percepatan SDM, menjadikan hidup mengawang “banyak berkhayal miskin tindakan”, khususnya di Indonesia. Secara kuantitas SDM kita “Indonesia” sangat banyak, namun kalua dilihat secara kualitas SDM kita masih tak berimbang. Oleh sebab itu masyarakat harus diberikan bekal yang cukup dan memadai, untuk mengimbangi keadaan yang semakin kompleks.

Langkah untuk mengimbangi kecepatan perkembangan tersebut harus dilakukan lewat pendidikan. Pendidkan harus terus berinovasi dan menyesuaikan dengan perkembangan saat ini tanpa harus meniadakan nilai kultur yang ada. Kalau kita lihat upaya perbaikan dan penyempurnaan pendidikan mengalami dinamika dan terus berjaan. Sejauh ini langkah-langkah perbaikan telah dilakukan dengan perbaikan sistem pembelajaran “kurikulum”. Upaya perbaikan pendidikan merupakan satu bentuk keseiapan kita dalam menghadapi perubahan di era global.

Selama ini peran guru begitu dominan dalam kegiatan pembelajaran. Perbaikan pendidikan tidak bisa hanya dimonopoli oleh guru. Cara-cara tersebut harus digeser, guru dituntut bisa mendorong siswa untuk aktif. Keterlibatan siswa dalam proses belajar “tanya jawab diskusi, pengamatan langsung” merupakan satu langkah untuk dapat melihat perkembangan kemampuan siswa secara langsung.

Akibat dari kuatnya dominasi guru terhadap kelas, pembelajaran cenderung bersifat ekspositoris sehingga belum mampu membangkitkan budaya belajar ‘learning how to learn’ pada diri siswa. Paradigma konvensional yang menganggap bahwa keberhasilan seseorang lebih ditentukan oleh Intelligence Quotient (IQ), juga membawa implikasi pada visi dan misi proses belajar-mengajar (PBM) yang menekankan dan berpusat pada satu ranah, yakni ranah kognitif.
Baca Selengkapnya di sini..

Rabu, 13 Juli 2011

MAHALNYA BIAYA SEKOLAH “Orang Miskin Dilarang Sekolah”

Selasa 12/072011, sebuah Angkot AL (Arjosari-Landung) melaju dengan kecapan sedang. Saat itu saya dan beberapa Ibu juga anak sekolahan berada dalam satu Angkot. Ketika Saya hendak menuju terminal Arjosari Malang, kemudian bertolak ke Surabaya. Ada pun kepergian saya ke Surabaya merupakan rangkaian perjalanan, seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya yaitu mengikuti seleksi pelatihan talenpreneursip yang diselenggarakan oleh IAITB (Ikatan Alumni Institut Tegnologi Bandung) bekerja sama PT Pelindo III. Seleksi pertama dilakukan melalui pendaftaran fia Email. Seleksi ke II dilakukan dengan pemberian memberikan bekal trening kemudian di sesi akhir ada tes minat dan bakat. Kebetulan saya dinyatakan lulus dan berhak mengikuti tahapan pelatihan lanjut.

Angkot yang kami tumpang sesekali berhenti untuk menurunkan atau menaikkan penumpang. Para buruh salah satu rokok yang terdiri dari ibu rumah tangga hampir memenuhi Angkot saat itu. Penumpang yang sebelumnya harus bergeser dan berdempet-dempatan satu dengan yang lain. Tepat di depan saya dua orang anak dengan seragam sekolah tengah ngobrol masalah pembiayaan pendidikan yang semakin hari semakin mahal.

Dua anak yang masih memakai seragam SMP asyik ngobrol di dalam Angkot. Saya tersentuh dengan obrolan dua anak yang baru diterima masuk di salah satu SMA di Malang. Dari pakaiyan yang dikenakan kedua-nya baru saja mengikuti MOS (Masa Orentasi Sekolah). Sesekali saya memperhatikan wajah polosnya, ketika itu nurani kemanusiaan saya tersentuh melihat anak-anak usia produktif seperti mereka. Mereka harus tumbuh subur dan berkecukupan dalam pendidikan.

Kalau kita jujur pada masa depan, sesungguhnya nasip dan masa depan bangsa ada di tangan anak-anak ini. Maka tugas pokok bangsa dan para pemangku kekuasaan (Pusat-Daerah) memiliki tangung jawab untuk memberikan pelayanan pendidikan yang memadai pada anak-anak seperti mereka. Sesuai amanat UU yang mengintruksikan alokasi anggaran pendidikan sekurang-kurang-nya 20% harus diimplemintasikan untuk meningkatkan pendidikan secara nyata, bukan untuk mengaji guru atau buat pelatihan sertifikasi yang syarat dengan manipulasi dan kecurangan.

Wacana sekolah gratis sempat membuat masyarakat gembira, namun kabar itu bagai angin lalu. Kenyataan di lapangan banyak sekolah yang masih memungut sumbangan, apakah itu berupa uang wakaf gedung, uang LKS, dan sumbangan-sumbangan lainnya. Mimpi untuk mewujudkan Sekolah geratis masih tersandung kepentingan birokrat mulai di tingkat kelembagaan ”sekolah” sampai pada kementerian pendidikan itu sendiri.

Negara berkewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa. Mestinya jalur pendidikan ”pendidikan gratis” adalah salah satu cara dalam mewujudkan dan mencerdaskan anak bangsa.Fenomena baru RSBI-SBI, muncul di dunia pendidikan. Padahal program RSBI-SBI itu bertolak belakang dengan tujuan dan tanggungjawab negara itu sendiri, pendidikan menjadi ladang bisnis ”kapitalisasi pendidikan”.

Adanya RSBI-SBI mengesankan bahwa pendidikan itu lahan layak untuk menjadi bisnis. Ketika orentasi sekolah beralih fungsi sebagai bisnis, sekolah ”pendidikan” tidak lagi bisa diakses oleh orang miskin, artinya hanya orang berduit yang dapat dinikmati pendidikan bagus.

Sebagaimana kita tahu Sekolah yang membuka kelas RSBI-SBI diberi kewenangan untuk melakukan pungutan. Pungutan itu dilakukan dengan alasan standart pelayanan dan kelengkapan fasilitas. Pertanyaannya apakah orang miskin tak berhak mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang sama. Mengapa ada perbedaan.

Adanya RSBI-SBI bukan memperbaiki kualitas namun sebagai ajang gengsi antar lembaga sekolah. Orentasinya pun bukan sekedar pada kualitas dan pelayanan pendidikan tapi pada reting dan laba. Kalau dilihat secara kualifikasi RSBI-SBI, kualitas tak beda jauh dengan sekolah-sekolah lain terkecuali dari mahalnya SPP.

Adanya pemberitaan tentang mahalnya biaya pendidikan di media ternyata bukan sekedar isapan jempol. Dua anak yang ada di dalam Angkot memperbincangkan masalah mahalnya biaya pendidikan. Biaya sekolah sangat mahal, keluhan dua siswa yang baru masuk SMA tersebut.

Sebagai siswa yang baru diterima di sekolah yang baru biasanya bercerita kegiatan MOS yang baru saja mereka ikuti, namun tidak dengan dua siswa ini. Mereka tidak sedang berbincang keunikan saat MOS, dua siswa itu mengeluhkan mahalnya pendidikan saat ini. Anak yang baru lulus SPM ini juga harus ikut menanggung beban emosional masalah biaya pendidikan. Seharusnya mereka konsentrasi pada pelajaran kini dihadapkan pada realitas masalah beban biaya pendidikan.

Obrolan dua anak yang baru lulus SPM ini manarik untuk dibahas dan di dengar oleh kementerian pendidikan M. Nuh. Disaat kementerian pendidikan menghimbau kepada sekolah untuk tidak melakukan pungutan dan bagi sekolah yang terlanjur melakukan untuk mengembalikan, ternyata tak di gubris oleh pihak sekolah. Artinya sekolah tetap melakukan pungutan.

Sesuai obrolan dua siswa yang baru diterima di sekolah SMA ini, ternyata di beberapa sekolah negeri SMA/MA masih memungut biaya dengan kisaran yang tak sedikit semisal uang gedung Rp. 5.000.000,00-7.000.000,00. ”Biaya sekolah sekarang edan tenan mendingan masuk swasta saja”. Keluh dua siswa ini.

Uang pangkal atau uang gedung biasanya di pungut satu kali diawal ketika masuk atau diterima di sekolah yang dituju. Sementara uang SPP dan lainnya ternyata juga masih ada. Semisal uang LKS dan sumbangan reguler lainnya. Sekolah geratis hanya jargon. Tak ada sekolah geratis. Kalau melihat keadaan yang tampak seperti biaya pendidikan mahal, secara tidak langsung pemerintah tak memberi ruang pendidikan bagi orang miskin ”Orang miskin dilarang sekolah”.

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..

Selasa, 12 Juli 2011

MEMAKNAI KESUKSESAN

“Kadang sesuatu berasal dari kebetulan..” (Chotieb Ahmed)

Kalimat di atas menandai sekaligus mengawali percakapan di jejaring sosial Facebook (FB) dengan teman di Surabaya. Tapi ada hal yang mungkin kawan lupa, kehidupan ini bukan hanya satu kebetulan. Hidup di kehidupan ini tersusun atas kepentingan diri, egoisme. Tak ada manusia yang benar-benar tulus melakukan sesuatu kebaikan “bukan berarti tak ada orang yang baik”. Apakah kita mengira orang-orang berlomba menafkahkan sebagian harta di jalan Tuhan benar-benar berangkat dari satu keikhlasan. Belum tentu kawan. Manusia bukan malaikat yang hanya tunduk melakukan ritual.

Lihat orang-orang dengan segala kelebihan harta yang dimiliki seperti berhak menebus dosa dan surga Tuhan. Mereka memberi karena mereka ingin balasan surga. padahal mereka mengetahui bahwa disebagian harta mereka hasilkan ada sebagian hak-hak orang lain dan fakirmiskin. Pada posisi seperti ini orang miskin selalu menjadi objek segala nasip. Di konteks politik orang miskin dieksploitasi sebagai pndulang suara saat jelang pemilihan. Pada tataran keagamaan orang miskin menjadi objek yang tak kalah naas.

Kekayaan pangkat selalu menyilaukan pandangan setiap manusia. Wajar jika manusia mengejar hal itu, kaya merupakan keharusan bagi setiap ummat. Setidak-nya hal itu yang sempat aku dengar dari para dai. Namun kekayaan yang bagaimana ini perlu untuk kita pemetaan secara kongkrit. Korupsi, menipu, yang kemudian disumbangkan ke Masjid juga dibenarkan? Masjid nan mengah tak memberi jaminan, bahwa tempat ibadah itu benar-benar suci sebagaimana lantai-nya. Bagaimana dengan sumber dana pembagunan-nya yang berasal dari kebijakan hasil korupsi.

Orang mengira bahwa masjid adalah sebaik-baik tempat, padahal masjid itu dibagun dengan uang korupsi. Yang butuh selalu tak berdaya saat dihadapkan pada orang yang dibutuhkan. Kuasa uang dan modal selalu mengngebiri nilai nurani kemanusiaan. Dan yang kaya pun memanfaatkan celah untuk menarik simpati dan popularitas. Kasus ini memang tak sepenuhnya terjadi, namun bukan berarti tidak pernah terjadi.

Saya ingat kasus di kampung pada pemilu 2009 kemarin, seorang calon mendekati rakyat dan menjanjikan akan memperbaiki jalan serta menyumbangkan dana pembangunan Masjid, yang saat itu masih dalam tahap pembanguan. Mendengar janji populis semacam itu saya hanya mengelus dada dan tak sepenuhnya percaya. Sebagaimana kita tahu bahwa janji politik itu tak ada yang benar-benar terealisasi. Dan alhamdulillah dia benar-benar terpilih, apakah dia menepati janjinya. Alhamdulilla pula dia sampai sekarang belum sempat atau barangkali lupa terhadap janjinya itu.

Ada dua pelajaran yang saya tangkap dari kasus pemilihan di kampung kemarin, pertama politisi itu benar-benar pengecut, pembual janji, mendekatan pada rakyat ketika membutuhkan dan mencapakkan saat ada di atas kekuasaan. Tapi saya sangat apresiasi pada rakyat artinya rakyat selalu jujur, ketika mereka berkometmen untuk memilih A mereka benar-benar memilih A. Kasus itu menggambarkan pada kita bahwa hidup ini diliputi kepentingan. Yang khaus akan kekuasaan selalu berkenpentingan untuk dapat merealisasikan keinginannya “walau harus berhianat pada rakyat. Dan rakyat pun butuh mereka, rakyat dengan kepolosannya mengikuti apa yang diingini si calon penguasa, namun pada akhirnya mereka tercampakkan di akar masalah-nya. Dan kejadian itu bukan kebetulan, tapi sebuah kesengajaan dan sarat rekayasa dan kepentingan.

“Sungguh seandainya aku bisa meminta, boleh aku banyak diskusi denganmu
kenyataan hidup itulah yg mendewasakan aku dan kau..”

Kawan pernyataanmu tak ada yang salah semua benar. Kalau itu disalahkan barangkali salah dalam konsep nasipku saat ini. Jika kamu meminta waktu untuk sekedar diskusi, sesungguhnya waktu itu telah ada Cuma saat dan keadaan yang membedakan. Tapi jangan khawatir, diskusi ini telah kita dimulai, bahkan sebelum kita bertemu lagi diskusi kehidupan senantiasa memenuhi ruang kepala setiap saat.

Pengalaman hidup senantiasa memberikan kita pelajaran berharga, hanya saja kita sering abai terhadap tanda itu. Namun untuk saat ini, di saat akumulasi persoalan datang silih berganti diri tak bisa membuat satu kesimpulan apa pun. Artinya untuk saat kedewasaan itu belum lah sepenuhnya dapat saya rengkuh. Barangkali saya masih butuh proses dan proses lagi.

Kedewasaan dan pendewasaan sangat lah beda satu sama lain, kalau kita umpamakan seperti orang yang habis makan : “ada yang bilang keyang ada yang bilang kekenyangan”. Ditinjau dari segi usia barangkali kita bisa katakan sangat dewasa. Bahwkan dewasa dalam konteks fiqih islam kelasik disebut “seorang dikatakan dewasa “ballig” ketika pernah bermimpi mengelurkan atau keluar Seperma”. Dalam undang-undang kenegaraan ukuran dewasa ditetapkan dengan usia 16-17 th. Dilihat dari dua aspek tersebut kita masuk dalam kata gori orang dewasa. Pertanyaan apakah kita telah mengalami pendewasaan, yang tahu hanya masing-masing individu.

“Sungguh aku yakin kau pasti sukses..”

Pertama aku bersyukur pada Allah yang sampai saat ini membimbingku. Kemudian, terimakasih atas sprot dan doanya semoga kita sama diberi kemudahan oleh yang di atas. Sukses adalah hak, hak setiap mereka yang berpengharapan terhadap kehidupan. Kita adalah orang sekses. Kenapa saya bilang demikian pertama kita berhasil melawan keadaan yang tak mudah ini. Kedua banyak orang di sekeliling kita secara finansial lebih dari kita mereka tak punya tekad dan keberanian untuk berjuang menerapkan sunnahnya “menuntut ilmu”.

Kita sukses lantaran jalan kita adalah jalan tolabul ilmi. Perjalanan ini saya nilai sebagai jihad, jihad untuk menundukkan zaman. Bukan kita yang tertunduk terhadap zaman yang makin tak wajar dan pragmatis ini. Jika dulu jihad memikul pedang dan tombak, saat ini jihad kita lebih soff namun membutuhkan semangat dan kometmen yang tak kalah dengan strategi perang. Kita saat ini berperang dengan nasfu dan gejolak zaman.

Sukses itu milik kita kawan..
Jangan pernah menyerah..
Seru DIA untuk membantu percepatan kesuksesan itu..
Cz DIAlah pemilik kesuksesan sejati..” (Chotieb Ahmed)

Setinggi apa pun kepandaian seseorang sesungguhnya tak lebih dari sekedar satu tetes air di laut. Tak ada yang bisa kita banggakan, yang melekat pada diri kita hanya titipan. Allah maha kaya, Dia adalah raja atas kehidupan di Dunia. Allah lah yang mengatur segala isi lagit dan bumi. Dengan kekusaan-Nya pula ia menetapkan segala ketentuan-ketentuan atas lagit-bumi serta mahluk ciptaan-Nya. Maka hanya kepada Tuhan seru sekalian alam kita kembali. Kepada sang Maha pengatur kita berpasrah. Kesuksesan dan ketidak suksesan semua tuhan yang menentukan semoga kita termasuk dalam orang-orang yang bertaqwa.
Baca Selengkapnya di sini..

ANAK PUNK DI ATAS KERETA (Catatan perjalanan : balik dari Surabaya ke Malang)

Kapan kita bisa merasakan enaknya naik Kereta Api”

Potongan kalimat di atas saya kutip dari keluhan anak Punk yang saat itu satu Kereta Api bersama saya. Ketika itu saya dalam perjalanan dari Surabaya mau balik ke Malang. Di jadwal kereta Api “disebutkan” akan berangkat pukul 07.45. namun ternyata terlambat sekitar 10-15 m. Sirine berbunyi tanda Kereta datang, penumpang yang sejak tadi menunggu langsung berkemas. Kereta baru tiba di stasiun Wonokromo sekitar pukul 08.11 lebih. Pusat informasi Stasiun menghimbau pada seluruh penumpang untuk berhati-hati terutama terhadap barang-barang yang dibawa, maklum copet ada di mana-mana. Sedikit lengah barang bawaan anda bisa raib semua.

Kereta sampai Stasiun Wonokromo, penumpang sudah berjubel. Penumpang Kereta penuh, kebanyakan dari mereka berdiri di tempat gang tengah kereta sebagian lagi berdiri di pintu-pintu gerbong kereta. Lebih naif lagi seorang ibu bersama anak dan beberapa penumpang terpaksa berdiri di dalam toilet. Namun kereta tetap memaksakan muatan, di setiap pemberhentian “stasiun” masih menaikkan penumpang.

Ada seorang ibu bersama anak kecil, terheran-heran dengan kondisi penumpang yang begitu sesak. “mas ayo kita turun aja, kasihan si kecil”, ibu itu hendak turun. Tak mudah berbalik turun dari kereta. Penumpang yang berjubel membuat ibu bersama anak-nya terlihat ter-enggah-enggah. “sudah enggak bisa turun” sambung suaminya yang juga terjebak di dalam kerumunan penumpang. Hampir ada pertengkaran. Namun ibu itu akhirnya menuruti apa yang dikehendaki laki-nya.

“Ibu di belakang kereta api sepi “longgar”, atau di depan sekalian” laki-laki dengan rambut tipis keribo itu memecah kebuntuan dan kepadatan penumpang. Sejak Kereta berangkat dari terminal di Wonokromo Surabaya laki-laki ini paling ramai. Ia sering menyita perhatian para penumpang. Suaranya lantang. Badannya memiliki tinggi (173,cm). Laki-laki itu memakai kaos lengan panjang warna coklat.

Pernyataan “Ibu ...... di belakang kereta api sepi “longgar”, atau di depan sekalian” Pernyataan anak Punk itu, hanya sebuah sindiran. Sebelum menaikkan penumpang di Stasiun Wonokromo penumpang kereta memang sudah penuh. Penambahan kuata “penumpang” di Stasiun Wonokromo dan setiap Stasiun setelahnya semakin mempersempit gerak penumpang yang berdiri sejak dari Stasiun sebelumnya. Sementara Kereta masih terus menaikkan penumpang di beberapa Stasiun setelah Wonokroma.

Saya tertarik dengan gaya komunikasi anak Punk di kereta Api saat itu. Ketertarikan saya bukan pada komunitasnya yang sering tampil eksklusif dari penampilan orang kebanyakan. Laki-laki “Punk ” itu seperti sebuah anugrah di tengah kesumpekan karena penumpang yang begitu sesak. Sebuah rokok keretek masih sempat dia sedu di tengah kondisi penumpang yang padat. Dari penampilannya laki-laki ini seperti orang lain pada umumnya. Tak ada satu ciri yang menggambarkan dia anak Punk

Dengan bangga Laki-laki di samping saya memberitahukan identitas dirinya sebagai anak Punk. Pengakuan diri sebagai anak Punk terlontar saat dia mengobrol dengan salah satu ibu yang juga penumpang kereta. Dia tidak sendiri. Ada beberapa teman-nya yang lain, temannya berjumlah sekitar lima orang, empat orang laki-laki dan seorang lagi perempuan. Dari lima orang anak Punk tersebut yang memiliki panggilan (Suhdi) paling aktif dari teman-temannya yang lain. Keberadaan anak Punk di atas kereta Api seperti pelawak yang tak berbayar. Laki-laki dengan rambut warna kecoklatan kribo terlihat sangat perhatian pada temannya.

Kalau di Genk tertentu laki-laki dengan panggilan Suhdi ini pantas menjadi pemimpin di kelopaknya. Namun hal yang demikian barangkali tak berlaku bagi komunitas Punk . Konon di kelompok Punk tak ada kepemimpinan baku dan terstruktur. Anak Punk dikenal dengan kehidupan atau ideologi anti kemapanan. Ciri yang melekat pada anak Punk adalah penampilannya yang aut-aut-an dan kumuh.

Pernak-pernik hiasan memenuhi tubuh anak Punk , hal itu bisa dilihat dari komunitas anak jalanan ini. Tak sedikit yang jijik dengan penampilan anak Punk yang seperti itu. Namun tak begitu dengan apa yang saya lihat di kereta kemarin. Anak Punk ini seperti pahlawan, yang hadir membawa kebahagiaan. Gelak tawa penumpang menandakan bahwa keberadaan anak Punk benar-benar menghilangkan segala keluh karena sesak dengan penumpang.

“Oyi-oyi'.... oyi' mana mati ta.......” lelaki itu memanggil-manggil teman wanitanya yang juga anak Punk . Setelah dia melihat orang yang dipanggil Ia pun terdiam. “Ini cewek hebat dia akan mengikuti kontes tato di Bali”, ujarnya kepada penumpang yang lain. “dia terlihat kecapean sekali” kata seorang ibu yang tepat berada di hadapan wanita dengan penuh tato tersebut.

Wanita Punk ini terlihat pulas tidur dengan posisi duduk. Di sekujur tubuhnya penuh dengan tato. Hanya wajah saja yang tak terlihat ada tato. Pakaiyan yang dikenakan wanita Punk ini terlihat longgar. Tonjolan tubuhnya jelas terlihat. Pahanya terlihat besar melebar, walau anak Punk namun dia termasuk wanita subur. Dengan celana pendek sekitar satu jengkal tangan. Tato di sekujur tubuhnya mudah terlihat , apa lagi dia memakai baju transparan.

Beberapa saat kemudian wanita itu terlihat menggerak-gerakkan badannya. Barangkali kesemutan, melihat temannya sedang bergerak lelaki yang dari tadi aktif dan menghibur cepat mengalihkan tema obrolannya. “ooooyyyy ..iii''' enak yaaa.. tidur” wanita itu terlihat mengernyitkan dahi sambil mencoba berdiri. Keadaan penumpang Kereta yang sesak membuat wanita itu harus berusaha dengan ekstra untuk sekedar bisa berdiri.

Setelah beberapa saat berjuang akhirnya wanita yang dipanggil Oyi' ini pun bisa berdiri. Kembali lelaki itu memanggil sambil menawarkan minuman. Tapi si oyi' ini menolak. Tak berhenti di situ saja, laki-laki itu masih menawarkan sebuah minuman lagi “apa mau minum minuman setan” sembari tersenyum sambil menyebutkan kondisi yang terjadi sebelumnya pada teman wanita-nya. Dia sering teler.

Saya tak mengerti apa yang dimaksud dengan minuman setan itu. Barangkali sebuah alkohol itu hanya perkiraan saya. Seorang ibu dengan sangat santun menyapa wanita yang di sekujur tubuhnya penuhi tato. “Adik cepek ya.....” dengan nada lembut ibu itu menyapa. Dari beberapa obrolan saya menangkap sebuah keprihatinan seorang ibu pada seorang anak. Kultur kejawaan dan kodrat kewanitaan menjadi berlangsung dalam obrolan singkat mereka. Saya tak perlu membahas apa obrolan itu, yang pasti obrolan itu membahas masalah kepantasan dan tradisi kewanitaan jawa pada umumnya.

Biasannya wanita yang menganggap dirinya sebagai orang mapan enggan bergaul atau bersentuhan dengan anak Punk yang secara kultur bertolak belakang “anti kemapanan”. Jangankan berdekatan apalagi mengajaknya ngobrol. Ibu ini berbeda dengan kewanita pada umumnya risih melihat orang-orang Punk. Ibu ini justru ngomong dengan wanita penuh tato ini dari hati kehati, bagai seorang ibu yang mengajak ngobrol anak-nya sendiri.

Dengan seksama saya perhatikan tato-tato di sekujur tubunya. Saya tak melihat satu keindahan apa pun. Barangkali karena saya bukan seorang seni. Kemudian wanita itu menyanggahi obrolan seorang ibu tadi, dia banyak bercerita lebar tentang dirinya. Kemudian ia juga menceritakan bahwa nanti akan ikut kontes tato internasional di Bali.

Sarabaya-Malang 2011
Baca Selengkapnya di sini..

Senin, 11 Juli 2011

UM : LEGENDA KULINER NUSANTARA (Refleksi pada even kuliner di UM Malang)

Kuliner. Apa yang terbersit di memori kita saat mendengar kata kuliner, pasti bayangan kita tertuju pada beberapa sajian makanan yang telah terhidang di atas Meja makan. Etsss ...tahan dulu jangan sampai pandangan dan memori otak kita, mengundang liur. Tulisan bukan untuk menyajikan makanan, atau membuat resep makanan. Tulisan ini saya buat sebagai kesan sekaligus laporan pribadi saat menjadi panitia kuliner Nusantara di kampus UM Malang.

Sabtu tanggal 09/07/2011, salah satu produk kecap kenamaan menghelat sebuah pagelaran Nusantara dengan tema “Legenda Kuliner Nusantara”. Bagi anda yang hobi dan senang memanjakan lidah, tentu tidak melewatkan moment spisial, bermanja ria dengan aneka masakan dan hidangan, acara ini disponsori oleh kecap sebuah produk kenamaan Unilever tbk.

Jam 07.00 panitia harus ada di tempat, begitulah intruksi dari panitia penyelanggara. Ini merupakan pengalaman pertama saya jadi panitia even besar. Jam 07.00 masih masih belum banyak orang terlihat, sebagian panitia yang keleler juga belum hadir. Sementara panitia bagian tata tempat dan dekorasi sudah sibuk dengan aktifitas.

Sebuah panggung dengan ukuran 5 x 8 telah berdiri dari jumat sore kemarin. Pagi menjelang pagelaran hanya menata tata lampu. Son syistem dengan ukuran besar berada di samping kanan dan kiri. Tempat dengan model liter U, memudahkan pengunjung bersantai menyantap hidangan sambil menikmati hiburan yang disajiankan.

Bagi yang sudah berkunjung dan menikmati hidangan spisial kesukaan-nya pada ke acara tersebut sudah tentu merasakan sensasi berbagai hidangan tersebut. Bagi yang hobi makan tapi kebetulan belum sempat hadir, maka saya akan bercerita bagaimana keadaan riuh dan antusiasme pengunjung saat itu. Pada pukul 11.00, acara Lengenda Kuliner Nusantara dinyatakan resmi dibuka.

Sementara para pengunjung sudah berdatangan. Diantara sekian pengunjung banyak bertanya bagaimana cara mendapatkan kupon atau membeli makanan pada acara kuliner saat itu. Barangkali mereka belum sempat baca atau melihat koran, karena beberapa hari sebelumnya acara ini mengunakan media publikasi koran, khususnya Koran Daerah Malang. Atau mereka yang datang enggan melihat papan pengumuman (papan ini memberikan informasi dan tata cara bagaimana pengunjung bisa memperoleh kupon) setelah masuk pintu gerbang.

Selain itu ada stan Informasi yang memang bertugas melayani setiap pertanyaan pengunjung. Di pusat informasi ini juga dilengkapi peta atau skema “stan” para pedang. Jadi bagi pengunjung yang cerdas tak akan kebingungan. Namun ternyata masih banyak juga yang bingung. Maklum negara kita memang negara pemalas, pemalu, lebih suka kebingungan dari pada teliti terhadap berbagai informasi yang tersedia.

Pengunjung adalah raja, stedmen semacam itu sudah umum diketahui oleh banyak orang, namun sedikit yang bisa mengimplementasikan-nya. Selogan semacam itu seperti tak berlaku bagi pedang kelas bawah. Karena sesuai pengalaman masih banyak pedang kecil yang berlaga sok, umumnya kurang menghargai pembeli. Pembeli pun tidak betah dengan cara-cara seperti itu. Maka perlahan dan terus nasip pedang semacam itu akan kehilangan pelanggan.

Berbeda ketika kita berkunjung ke Mall atau Swalayan, umum-nya pelayan di sana sangat menjaga etika, sopan santun terhadap pengunjung atau calon pembeli. Pembeli atau calon pembeli pun merasa senang dan betah dengan keadaan tersebut. Tidak hanya itu Mall atau Swalayan juga terkenal dengan kerapian dan besihnya. Ruangan full Aci, pelayanan yang diberikan sangat memuaskan para pengunjung. Pertumbuhan Mall atau Swalayan saat ini terus subur.

Baiklah, itu adalah fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar kita sehari-hari. Namun jujur kita memang lebih berbetah-betah di Mall dari pada pasar yang kumuh dan pelayanan pun sering mengecewakan. Stedmen ini bukan bermaksud mendiskriditkan keberadaan pedangang kecil atau tradisional. Akan tetapi mereka juga harus melihat kenyataan dan persaingan bisnis yang semakin ketat. Jika pedang kecil “tradisonal” tetap tidak melakukan sebuah inisiatif dan perubahan strategi maka mereka kan tergilas dan ditinggal oleh pengunjung atau pembeli.

Kita tinggal dulu kebiasaan buruk dari pedagang tradisonal, kita berdoa dan mendorong mereka untuk segera berbenah, supaya bisa bersaing secara kompetetif. Kembali pada acara Legenda Kuliner Nusantara. Walau acara atau transaksi baru bisa dilaksanakan padu pukul 11.00, para pengunjung sudah banyak hadir ke tempat acara. Pengunjung mulai bermunculan semenjak pukul 08.35, mereka rela mengantri, duduk di kursi tempat meja makan di depan stan para penjual. Kursi tempat meja makan hampir penuh sebelum acara di buka. Sementara yang lain terlihat berjalan-jalan sambil mengamati para pedagang menata tempat dan bahan jualan yang akan dihidangkan.

Dari sekian penjual yang menyediakan makanan ada dua pedagang yang manarik perhatian saya. Pertama penjual yang berada di tempat dekat pintu gerbang di depan informasi, Warung Pak Kahar. Warung Pak Kahar ini menyediakan soto. Yang menarik perhatian bukan sotonya tapi sebuah foto pemilik warung dengan artis nasional kelahiran Malang yaitu Yunisara. Ada tiga Foto yang di pampang pertama foto Yuni saat menikmati makanan sambil didampingi oleh pemilik warung. Kedua foto di samping bawah foto yang permata nampak pemilik warung sedang berpose dengan pemilik warung. Sementara di beground bagian belakang nampak Yuni sedang mencoba memasak sambil didampingi pemilik.

Sementara penjual kedua yang juga manarik perhatian adalah media tempat ulek “cobek” dengan ukuran besar. Untuk membawa cobek ini dibutuhkan beberapa tenaga paling tidak empat sampai enam orang. Bentuk dari cobek ini layaknya cobek lainnya cuma ukuran cobek yang menurut saya tak lazim, barangkali kal ada even nasional cobek ini masuk dalam kata gori raksasa dan bisa menyabet penghargaan Muri. Cobek ini memiliki luas 1m lebih.

Dari apa yang saya amati ternyata dua penjual tersebut, jualannya habis sebelum acara selesai. Misal warung pak Kahar ini, sekitar jam 4.30 sudah ludes oleh pengunjung. Sementara penjual dengan media cobek besar ini juga sangat ramai dikerumuni pengunjung dan habis sebelum cara selesai.

Ciri pengusaha yang cerdik adalah mereka yang mampu menyita perhatian pengunjung. Kalau saya nilai media yang dipakai oleh dua penjual di atas berperan manarik perhatian pengunjung kemudian mereka berebut membeli apa yang dijual oleh pedagang tersebut. Terlepas dari keberuntungan yang membawahi nasip masing-masing penjual media semacam itu sangat efektif dalam maraih simpati atau perhatian pembeli.
Baca Selengkapnya di sini..

Minggu, 10 Juli 2011

MENINGGALKAN SURABAYA

”Setiap ada pertemuan, akan ada perpisahan”

Kata tersebut menjadi justifikasi di kehidupan ini, bahwa kehidupan harus terus terus berjalan. Hidup tidak boleh statis. Kebersamaan tak akan pernah abadi, ketidak abadian ini lah yang membuat kehidupan ini dinamis. Kejutan-demi-kejutan datang bermunculan. Berbagai farian senantiasa menghiasi hidup, kadang bahagia, sedih, terluka dan lainya, semua itu akan senantiasa dilewati oleh yang nama hidup.

Hidup kita telah ada yang mendesain yaitu “Tuhan sang pencipta”. Maka dalam hidup senantiasa ada keseimbangan. Ibarat waktu ada siang ada malam. Ada mata hari ada renbulan. Langit beserta bintang-nya. Kita yang dikaruniai hidup mestinya mampu menangkap “merenung” moment di kehidupan ini. Dari perenungan terhadap karunia hidup ini, diharapkan kesadaran diri meningkat, rasa syukur pada yang mengatur hidup harus lah senantiasa terpelihara.

Hidup akan terus berputar, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Dalam hidup ada siklus. Setiap siklus ada dan memiliki cerita yang unik. Namun tak semua yang unik mendatangkan kesenangan. Ada kala ke-unikan memasung pilu di dada. Bahkan yang unik seringkali membuat kita terheran-heran.

Pertemuan dengan teman lama di surabaya saya nilai sebagai satu yang unik dan menarik. Keunikan itu hadir dari sebuah proses “menuju mimpi” pengakumulasian hidup. Hidup di kehidupan ini tak boleh sekedar diam, harus ada satu tekad dan keberanian. Kegagalan tak harus dibayangkan sebelum ada satu tindakan. Andai kita gagal dalam satu proses itu bukan berarti tidak berhasil. Justru kegagalan itu merupakan satu keberhasilan dalam sekala kecil, yaitu kita telah berhasil mencoba tapi masih belum sempurna.

Menariknya, pertemuan pertemuan dengan teman lama seperti menjadi titik pijakan hidup. Saya mendapat cermin kehidupan. Saya memperoleh sebuah teladan dan perjuangan. Perjuangan dari seorang teman dalam menapaki kehidupan di tengah persaingan dan modernisasi. “Hidup di kota tak boleh loyo, apa lagi banyak mengeluh dan malas. Keberhasilan tidak untuk orang loyo, banyak mengelus dan malas” ungkap teman.

Keberhasilan tidak hadir secara Cuma-Cuma. Proses demi proses mesti dilalui dan lampauwi dulu. Berhasil bukan titik akhir dari hidup, dan perjuangan. Berhasil hanya sebuah persinggahan menuju terminal keberhasilan selanjut-nya. Tak ada pemberhentian yang haqi-qi, begitu pun dengan keberhasilan itu sendiri. Maka nilai berhasil itu tidak ada pada tataran praktis yang ada hanya simbolis sesaat.

Sesaat saya menilai perjalanan saya di Surabaya yang kurang dari satu minggu kemarin, merupakan keberhasilan. Keberhasilan itu saya lihat dari beberapa aspek. Pertama aspek perjuangan, kedua kometmen, ketiga keuletan, keempat kegigihan, kelima nilai spritual. Aspek itu saya bacai dan teliti dari perjuangan teman-teman yang ada di surabaya kemarin.

Nilai spritula dan syukur adalah satu pondasi yang yang mesti dijaga dan senantiasa dipelihara. Kota dan segala glamornya tak harus menjadikan teman-teman di Surabaya inklud dan terbuai. Benteng keimanan yang mengkristal menjadikan mereka bijak dan bijaksana dalam memandang dan memaknai kehidupan.

Banyak cerita yang sempat saya rekam. Dari sekian cerita yang terrekam memiliki dimensi berbeda satu dengan yang lain. Cerita dan pengalaman seperti ini tak akan di dapat dalam sekolah atau bangku kuliah yang kaku. Tapi alam dan realitas sosial senantiasa memberikan nilai pelajaran bagi mereka yang pandai menggambil hikmah. Maka sesungguhnya segala ketentuan Tuhan itu tak ada yang sia-sia.

Maka barang siapa yang anti sosial sesungguhnya mereka telah menutup diri dari nikmat dan karunia Tuhan. Tak ada satu peristiwa tanpa peran Tuhan. Pertemuan saya dengan teman di Surabaya juga lantaran kehendak dan takdir-Nya. Sehingga nilai pelajaran yang saya dapat bukan sekedar sebuah fantasi atau ilusi apalagi teori. Saya mendapat pengalaman hidup dan pelajaran penting. Terima kasih Tuhan, Engkau mengirimku pada tempat dan orang-orang yang senantisa mengagungkanmu setiap waktu.

Kawan sepertinya saya mesti belajar banyak dari kalian. Terima kasih banyak atas kesediaan dan keluangan waktu, pelayanan yang diberikan. Lebih-lebih nasihat dan cerita perjuangan hidup kalian yang penuh optimisme. Semoga saya bisa mengambil pelajaran baik ini. “tak ada hidup sulit, semua pasti bisa dilalui” kalimat itu menjadi sebuah pamungkas dari perjamuan ini.

Maksud hati ingin memeluk gunung namun apadaya tangan tak sampai. Saya ingin selalu bersama kalian namun itu tak mungkin sebab kita memiliki tujuan dan keinginan yang beda satu dengan yang lain. Perbedaan ini bukan satu yang bersifat mainstrim tapi prinsip. Maka aku cukup mengambil pelajaran dari pengalaman kalian. Dan kesaksian-kesaksian yang saya dapat akan senantiasa menjadi bekal dalam menempuh hidup.

Seperti yang dikatakan di atas pada awal tulisan, bahwa hidup harus terus berputar, maka kita tak mungkin melawan hal itu. Kita harus berpisah. Namun perpisahan ini bukan satu akhir. Kita hanya dipisahkan oleh medan juang yang beda. Semangat dan patriotisme tetap lah sama.

Satu pantun klasik :
Bila ada tumbuh berdiri sumur di ladang boleh kita mandi
Bila Tuhan memberi umur panjang boleh kita bertemu lagi

Salam perjuangan untuk semua pemuda/i Indonesia
Salam .............. Merdeka !!!!
Baca Selengkapnya di sini..

Sabtu, 09 Juli 2011

PELATIHAN TALENPRENEURSIP

Rangkaian perjalanan ke Surabaya kali ini banyak memberi kesan pada saya. Cuaca Kota yang panas, tidak mengurangi kebahagiaan, saya sangat menikmati dan merasa senang. Pertemuan dengan Puguh Irianto pada pelatihan kewirausahaan Agroenergi mengantarkan saya pada beberapa kenangan masa lalu, yang tak kalah penting saya bisa mendapat hikmah dari pengalaman-pengalan kakak kelas sauadara Khotib dan adik kelas Antoso.

Keberangkatan saya ke Surabaya ini untuk menghadiri dan ikut pelatihan Talen Prenuesip di (kantor GAPEKSINDO) Jalan Gayung Sari Timur no 21 Blogs MEG. Beruntung di Surabaya saya ada teman seperti yang saya sebut di atas. Kebetulan teman saya dekat dengan kantor tempat pelatihan. Sebenarnya pelatihan ini masih tahap seleksi. Walau begitu saya senang setidaknya saya bisa bertemu dengan teman lama sekaligus teman-teman baru yang tak kalah membuat saya salut.

Bersyukur saya bisa ikut serta dalam seleksi pelatihan Talen Prenuersip. Setidaknya melalui pelatihan ini saya bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang yang memiliki mimpi besar terhadap diri dan bangsa ini. Seandainya semua cita-mimpi para peserta pelatihan dikabulkan oleh Allah, pengangguran tak akan separah seperti ini.

Jika semua penduduk di negeri ini memiliki mimpi dan kometmen seperti teman-teman di pelatihan ini sudah barang tentu Negara tak perlu mengekspor TKI. Dan kita tak perlu mendengar kabar penyiksaan atau kematian karena kekejaman para majikan. Kita patut apreasiasi terhadap program pemerintah jatim “mencetak satu juta interprenuersip muda”. Semoga program semacam itu benar-benar terimplementasi secara baik dan tidak sekedar menghambur-hamburkan uang rakyat secara sia-sia.

Pelatihan Talen Prenuersip ini, merupakan program Alumni ITB di Jawatimur bekerjasama dengan Pelindo III. Pelatihan talen prenuersip sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah propensi Jawa timur yang bercita-cita mencetak satu juta interprenuersip muda.

Walau acara pelatihan Talen Prenuersip ini gratis, namun tak mengurangi esinsi dari pelaksanaan. ”Tidak ada pungutan biaya apa pun, bukan berarti tak berkualitas” ungkap Instruktur di depan pada peserta. Peserta yang ikut pelatihan datang dari berbagai golongan mahasiswa dan umum. Sebagian dari peserta sudah memiliki usaha. Sebagian lagi merupakan pengusaha ritel kontruksi dan lainnya.

Sebagaimana pelatihan-pelatihan pada umumnya peserta dipersilahkan untuk memperkenalkan diri kepada masing-masing peserta lain. “silahkan saling memperkenalkan diri, supaya terjadi network yang baik” ungkap instruktur pelatih. Perkenalan itu di mulai dari samping kiri secara bergilir. Setelah selesai perkenalan instruktur meminta pada semua peserta untuk mengingat sepuluh nama yang telah saling bekenalan tadi. Dari sekian peserta hanya satu orang yang bisa menyebutkan. Sementara peserta yang lain hanya diam sambil garuk-garuk kepala dan sambil tertawa kecil.

Instruktur itu pun menyayangkan ketidak pekaan peserta dalam mengingat nama satu dengan yang lain. Karena dalam relasi bisnis atau seorang pengusaha dituntut untuk bisa memiliki relasi yang banyak. Salah satu bentuk kecil mengingat orang-orang yang pernah dikenal kemudian diajak berpatner yang nantinya bisa saling menguntungkan satu dengan yang lain.

Pengantar singkat dari Instruktur pelatih cukup memberikan kesan yang sangat dalam bagi setiap peserta. Satu pelajaran yang menurut saya penting dijadikan pegangan untuk kita dan bangsa ini ”gali lah kelebihan yang ada pada diri ”anak” kita dan kembangkan, asah kelebihan itu secara kontinu dan konsisten”.

Namun realitas lingkungan kita selama ini masih terpaku pada nilai kultur, dimana kita sering terjebak pada kelemahan dan sering melupakan kelebihan. Mengetahui dan menjadikan kelemahan sebagai koreksi itu penting. Akan tetapi yang tak kalah penting adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan kelebihan yang ada pada diri kita.

Ada sebuah pertanyaan yang menarik untuk kita bahas dan pertanyaan ini bersifat umum sering dilontarkan di publik. Bagaimana kita bisa mengetahui potensi pada ”anak” kita. Pada pelatihan itu instruktur menanayakan hal serupa ”apa kelebihan anda, coba sebutkan” semua diam tak ada jawab. Tak ada satu peserta yang bisa menjawab secara spontan. Padahal sebelumnya mereka yakin bahwa setiap individu memiliki potensi dan kelebihan. Potensi dan kelebihan telah dan sengaja Allah anugrahkan pada ummat manusia. Lalu mengapa kita tidak dapat tahu terhadap potensi diri kita....?

Mengetahui potensi diri bukan suatu pekerjaan yang sulit. Setiap orang bisa melakukan dan menganalisa. Mengetahui potensi dan kelebihan yang ada pada diri sendiri adalah ”wajib” penting karena akan menentukan langkah dan rencana kedepan nanti. Orang-orang sukses di dunia, lantaran mereka telah mengetahui kelebihan pada dirinya : semisal Pemilik Perusahaan Microsoff Billgets, pemain sepak bola dunia Ronaldo, musicus Achmat Dani, pemain bulu tangkis Taufik Hidayat dan beberapa orang sukses lainnya.

Orang-orang yang saya sebutkan di atas mulai sejak dini telah mengetahui talen ”potensi diri mereka” yang ada pada dirinya dan terus mengasah setiap saat. Semisal para orang-orang sukses di atas beralih profesi apa mungkin akan sehebat seperti sekarang. Misal Achmad Dani salah satu Musicus tanah air beralih jadi da'i, entah akan seperti apa masa depannya. Atau Al-marhum K.H Zainudin, Mz, dari pendakwa jadi penyanyi roc, akan kacau masa depannya.

Artinya kita harus fokus pada kelebihan yang ada pada diri kita, bukan sebaliknya yang kerap terjadi kita sering fokus pada kelemahan. Apa yang akan terjadi pada orang yang selalu fokus pada kelemahan..? mereka akan selama-nya mengantung dan tak akan pernah menjadi orang hebat di bidangnya. Dan kelebihan orang yang fokus pada kelebihan yang ada pada dirinya mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi orang top di bidangnya.

Akhir akhir ulasan ini saya berharap kita adalah orang-orang yang fokus pada kelebihan dan bukan termasuk orang yang sibuk mencari kelemahan, apalagi sampai mencari kelemahan orang lain. Maka mulai saat ini kenali diri dan kemampuan ”kelebihan” kita. Tak ada kata terlambat, lebih baik dinilai terlambat dari pada menjadi orang yang tak pernah berbuat apa pun. Jangan takut pada kegagalan, gagal bukan berarti tak ada kesempatan. Pepatah lama mengatakan ”di mana ada tanjakan, di sana pula akan ada jalan lapang”. Bila diri anda sukses jangan egois, jadilah orang yang bermanfaat bagi ummat yang lain. Keberhasilan yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu mengangkat kehidupan orang di sekeliling kita menjadi lebih baik.

Daya itu obor
Harapan peta
Doa kompas-nya

Surabaya 2011
Baca Selengkapnya di sini..