"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Kamis, 30 Juni 2011

KEWAJIBAN MENCARI ILMU

Hidup adalah proses. Proses menuju nilai hidup universal yaitu nilai ke-Tuhan-an. Kegelisahan hidup manusia dalam pencarian jati diri, menunjukan bahwa manusia sebagai hamba Tuhan yang senantiasa ingin tahu. Manusia adalah representasi Tuhan. Saya katakan manusia sebagai representasi Tuhan karena manusia pada hakekatnya memiliki sifat yang sama (kasih sayang, pengasih, dll). Namun kesamaan sifat yang dimaksud di sini bukan berarti manusia sama persis seperti Tuhan.

Manusia sebagai representasi Tuhan sebatas pada upaya-nya dalam menyerap dan mengaplikasikan nilai-nilai ke-Tuhanan. Sedangkan pada tataran praktisnya manusia tak dapat menyamai sifat lantaran terganjal oleh sifat keterbatasan yang ada pada diri-nya. Jika Tuhan tak memiliki sifat keterbatasan maka lain dengan ciptaan-Nya “manusia” yang terbatas, di sinilah letak perbedaan praksis manusia dengan Tuhan sebagai yang kuasa.

Manusia dan Jin berkedudukan sebagai “ciptaan” hamba Tuhan. Karena manusia dan Jin berkedudukan sebagai hamba yang diciptakan, maka ada konsekwensi logis yang mesti dijalankan. Konsekwensi itu berupa rincian atau tata kelola hidup yang mesti dijalankan sesuai kaidah atau wahyu (seperti ritual keagamaan : solat, puasa, dan beberapa ibadah sosial lainnya). Rumusan sosial keagamaan telah ada di dalam wahyu masing-masing agama.

Dalam hal ini saya akan mencoba membahas Islam dalam memandang kehidupan sosial agama. Tinjuawan ini kami upaya secara universal sesuai islam sebagai agama Rahmat lil-alamin. Agar pemahaman lebih terarah maka bahasan ini hanya kami lakukan pada konteks “kewajiban mencari/menuntut ilmu”

Tinjauwan Islam Dalam Sosial Agama
Seperti saya singgung di atas bahwa manusia diciptakan sebagai hamba yang taat menjalankan perintah Allah, Tuhan semesta alam. Ketaatan manusia kepada Tuhan dapat dilihat dan diperaktikkan dalam kemampuannya beramal dan melaksanakan Ibadah. Selain melaksanakan perintah beramal dan ibadah manusia harus mampu menjauhi apa yang dilarang Tuhan. Tujuan dari menjauhi larangan beramal dan beribadah pada Tuhan tak lain untuk mengharapkan ridho-Nya.

Agar pelaksanaan ibadah “beramal” sesuai dengan kaidah yang benar dan ketentuan agama diperlukan pemahaman keilmuan yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadist. Untuk memahami dua kitab Al-Qur'an dan Al-Hadist diperlukan perhatian khusus yaitu dengan terus mempelajari dan mendalami isi kandungan dari kedua kitab tersebut. Oleh sebab itu sangat penting untuk memahami kedua kitab tersebut sebagai pedoman ritual agama juga konteks sosial dan keagamaan.

Di dalam Hadist disebutkan, ada tiga hal penting yang wajib dicari “didalami” oleh seorang muslim, sedang selain menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur'an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil).

Di dalam Hadist dijelaskan sebagai berikut :
Dari Abu Huroiroh berkata : Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wa Sallam : “Sesungguh-nya Allah murka pada tiap-tiap orang yang kasar, sombong, lagi banyak ramainya di dalam pasar. (Mereka) yang seperti bangkai di malam hari (tidak pernah sholat malam dan memperbanyak tidur) dan seperti himar di siang hari (ramai-ramai di siang hari). Pintar masalah duniawi dan bodoh masalah akhirot (Ilmu Quran Hadits)” (HR Baihaqi) (dikutip dari kumpulan hadist onlen 10/062011)

Dari Hadist beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran pertama bahwa Allah sangat benci terhadap orang yang kasar dan sombong. Secara iplisit Hadist diatas menyinggung kebiasaan ummat manusia dalam menjalankan rutinitasnya dalam transaksi di pasar. Kedua Allah sangat benci pada orang yang tidak bersykur pada nikmat yang ada padanya (rakus-kikir dll). Tiga Allah benci pada orang yang mementingkan duniawi dari pada kepentingan ukrowi “akhirat”.

Di Hadist lain disebutkan :
Dari Mu'awiyah berkata : “Aku mendengar Rosulullah Shollallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “Wahai manusia ! Sesungguhnya (untuk mendapatkan) ilmu adalah dengan belajar, dan (untuk mendapatkan) kepahaman adalah dengan berusaha untuk paham. Dan barangsiapa yang Allah menghendaki baik kepadanya, maka Allah akan menjadikannya paham dalam masalah agama. Dan sesungguhnya yang bisa takut kepada Allah, dari (semua golongan) hamba-Nya adalah para ulama'” (HR Thobroni)

“Ilmu adalah kehidupannya Islam dan tiangnya keimanan. Dan barangsiapa mengajarkan ilmu, maka Allah akan menyempurnakan pahalanya, dan barangsiapa yang belajar, lantas mengamalkan(nya), maka Allah akan mengajarkan kepadanya apa-apa yang tidak ia ketahui” (HR Abu Syaikh) (dikutip dari kumpulan hadist onlen 10/062011)

Dua Hadist di atas mengambarkan bahwa ilmu merupakan satu yang urgen dalam hidup, untuk itu upaya yang dapat dilakukan kita saat ini adalah belajar sebagaimana dihimbau dalam Hadist diatas. Karena keutamaan seorang yang belajar melebihi orang yang mati dalam perang badar. Karena ditangan pelajar “berilmu pengetahuan”-lah perkembangan kehidupan ini berada.

Dilihat dari konteks sosial agama maka jelas bahwa islam memiliki relasi satu ajaran yang sangat universal. Keuniversalan itu terletak pada pengakomodasian dua nilai penting yaitu dunia-akhirat. Kedua kehidupan yang berbeda itu dapat dilalui secara baik dan berkah melalui pemahaman Ilmu kita. Maka mengkaji dan mendalami dua kitab Al-Quran-Al-Hadist merupakan satu kewajiban bagi ummat.

Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra. Berkata kepada Kumail , “wahai Kumai ilmu itu lebih baik dari pada harta. Jika engkau memiliki ilmu, maka ia akan menjagamu. Namun jika engkau punya harta, maka engkau lah yang menjaganya”. (dikutip dari ringkasan Ihya' Ulumuddin : Imam A Gazali. Hal : 12)
Baca Selengkapnya di sini..

MENGAMBIL HIKMAH : MASA LALU

Tak satu pun diantara teman-teman SD satu angkatan, yang meneruskan pendidikan kecuali saya. Taka ada obrolan tentang sekolah dan masa depan, barangkali sekedar berkeinginan untuk melanjutkan Sekolah pun tak ada. Sebagian dari mereka lebih asyik bermain atau membantu orang tua bertani di kebun atau sawah. Maklum di kampung masyarakat tak begitu mementingkan pendidikan. Bagi masyarakat pendidikan itu cukup dengan mengaji kitab (tasawuf, fiqih, ahlak, al-quran & hadits) di sebuah padepokan sudah cukup. Sementara pendidikan formal dianggab kurang penting.

Masyarakat kampung sangat fanatik dalam hal pendidikan, terutama masalah agama. Menyekolahkan anak pada pendidikan formal hanya akan menimbulkan spikulasi di masyarakat. Kalangan masyarakat berpandangan menempuh pendidikan formal merupakan satu hal bersifat keduniwian (mencari pekerjaan, pangkat dan jabatan) saja.

Pada perkembangan zaman seperti sekarang anggapan semacam itu masih ada, namun tak separah waktu saya masih kecil. Kefanatikan masyarakat di kampung terhadap pendidikan agama tidak lepas dari peran ulama' dan tokoh masyarakat saat itu. Para ulamak' hanya menekankan pendidikan non formal. Pendidikan formal dianggap kurang penting.

Al-hamdulillah saat ini sudah tak seperti waktu saya kecil dulu. Anak-anak sekarang bisa bebas memilih jenjang pendidikan tanpa ada pendikotomian satu dengan yang lain. Kemajuan dan perkembangan informasi sedikit telah merubah para dikma yang mengakar di masyarakat. Masyarakat yang dulu kolot dan fanatik kini mulai terbuka.

Setiap sejarah selalu memiliki dampak dan membekas dalam kehidupan ini. Saya merupakan korban dari kefanatikan saat itu. Bagi masyarakat ilmu agama adalah segala-nya, hingga siapa yang bertolak dari itu dianggap sebagai pembangkangan tradisi. Semua itu ini menjadi kisah pilu yang berdiri sendiri dalam hidup ini. Memerlukan satu ketabahan tersendiri untuk sekedar mengenang yang telah berlalu itu.

Sikap fanatik yang berlebih akan menimbulkan sebuah luka dan ketidaknyamanan pada yang lain. Itulah yang saya alami. Kehidupan saya seperti bukan milik sendiri tapi masyarakat yang menentukan. Kebebasan sebagai dasar hidup tertelikung oleh kultur. Melawan arus mungkin dan telah saya lakukan. Namun efek dari sebuah perlawanan tetap menyisakan luka pedih.

Kefanatikan masyarakat terhadap pendidikan agama berdampak pada psikologis yang dalam bagi perjalanan pendidikan saya, bagaimana tidak, saya harus dan terus melawan arus. Tujuan saya yang tulus menuntut ilmu untuk menghilangkan kebodohan dituding hanya untuk mengejar (pekerjaan, pangkat dan jabatan) keduniwian saja. Saya pun mesti tabah mengalami bebrapa deraan dan fitnah.

Bila saya ingat masa kanak saya dulu sungguh sangat mengecewakan. Namun menyesal pun tak ada guna, penyesalan tidak mungkin mengembalikan keadaan. Saya pun hanya bisa menghela nafas seraya maraih-raih hikmah dari setiap perjalanan hidup yang kulalui.

Andai saja dulu saya tahu jenjang pendidikan mungkin tak akan seperti sekarang. Maklum pada masa kanak saya untuk mengakses informasi masih sangat sulit. Masa kanak saya tidak seperti masa kanak-kanak sekarang, kalau sekarang anak-anak sudah dapat melihat TV dan mengikuti perkembangan informasi hal semacam ini tidak ada pada masa saya. Pada masa saya jangankan ada TV radio saja jarang orang punya.

Saya yang ketika itu tidak paham akan jenjang pendidikan meminta kepada orang tua untuk tetap sekolah. Orang tua pun tak menghalagi niat baik saya. Mereka pun mennganjurkan saya sekolah di salah satu pesantren terdekat 50 km dari rumah saya. Orang tua yang tidak tahu akan jenjang pendidikan mengantarkan saya pada salah satu lembaga dengan sistem dan tradisi (diserahkan sama pengasuh) yang masih banyak dipakai sampai saat ini. Saya pun mengiyakan saja. Sementara teman-teman satu angkatan di SD berhenti “menikah”.

Ada satu kesalahan yang tersengaja pada masa kanak saya dulu. Selesai sekolah SD saya diminta masuk pada lembaga Sekolah yang berbasis Islam “pesantren”. Padahal saat itu saya ada ketertarikan untuk masuk pendidikan pesantren. Demi tidak mengecewakan orang tua saya meneruti apa yang diminta-nya. di sini saya pun tidak hendak menyalahkan orang tua, karena guru di SD pun tak pernah menyinggung atau memberi satu opsi untuk sekolah di mana. Akhirnya saya pun ikut apa yang disarankan orang tua.

Pendidikan yang berbasis pesantren mengubur separuh mimpiku. Kenyataan pahit itu harus saya alami, lantaran satu alasan paham ilmu keagamaan. Saya diharuskan mengulang pelajaran dari bawah (kelas dua) padahal pelajaran-pelajaran kelas dua telah saya selesaikan, pihak lembaga beralasan SD tidak mengajarkan pelajaran agama secara kaffah. Memang di SD tidak ada pelajaran bahasa Arab, atau Nahwu dan kajian kitab klasik sebagaimana di pesantren.

Bila saya ingat masa-masa itu sungguh saya marah, sebal dan....., tapi semua telah berlalu, semua kini jadi kenangan. Ketidak tahuan orang tua dalam mekanisme pendidikan, dan kurang paham-nya orang di lembaga pesantren akan jenjang pendidikan telah merenggut sebagian mimpiku. Penyesalan timbul setelah saya sedikit mengenal dan paham alur jenjang pendidikan.

Kata orang “setiap kejadian selalu ada hikmah”. Semoga saja hikmah itu menjadi sebuah pintu dan jalan menuju kemuliaan dalam hidup ini. Setidaknya nanti anak-anak saya tidak boleh bernasip sama seperti apa yang pernah saya jalani. Saya pun tidak ingin generasi mengalami pengalaman pahit seperti yang dialami saya.

Pendidikan itu penting. Kata itu tak jelas siapa yang pertama kali mengucapkan. Kata yang tak saya pahami saat itu mendorong saya untuk sebisa mungkin tetap sekolah. Dengan segala risiko akhirnya saya pun berhasil melewati bapak dasar dari sebuah peroses (sekolah SD-MAN) panjang dan melelahkan. Namun masih belum meregug manis.

Berbekal semangat untuk terus sekolah mengantarkan saya pada dunia baru saat ini. Yaitu dunia akademis, dunia kampus. Ada banyak lika-liku yang harus saya tempuh dalam hidp ini. Syukur saya bisa menikmati pendidikan hingga perguruan tinggi seperti sekarang, semua itu karena karunia Tuhan. Bila saya menoleh pada teman-teman di kampung sungguh saya tak pernah bisa menyangka akan seperti ini, bisa kuliah dengan segala pahit-manis yang menyertai. Sementara teman-teman di SD kini rata-rata sudah punyak anak.
Baca Selengkapnya di sini..

Rabu, 29 Juni 2011

SEJARAH : PENTINGNYA RE-GENERASI ORGANISASI

Sejarah itu penting karena dari sejarah kita banyak belajar arti penting kehidupan “organisasi”. Sejarah juga telah mengajarkan kita untuk lebih baik, namun sebagai pelaku sejarah kita tentu tidak ingin hidup ini setatis dan berjalan mundur. Bung Karno dalam semboyan JAS MERAH, mengisyaratkan bagi generasi muda supaya tetap pada tatanan nilai dan etika. Tapi etika yang dimaksud bukan pada formalitas saja. Masing-masing individu memiliki nilai dan etika sendiri-sendiri. Jadi etika dan nilai hari ini tidaklah harus disamakan dengan esok. Konsistensi sejarah mengajarkan bagaimana berperilaku dan menyikapi prilaku itu sendiri. Dalam tataran praktisnya nilai beretika tidaklah harus klop “asal bapak senang”.

Dalam perjalanan hidup “sejarah” ada dua sisi positif dan nigatif “baik-buruk”, kedua nilai tersebut akan sangat mungkin dan pasti terjadi. Sebagai pelaku sejarah kita hendak melakukan yang mana? Baik atau sebaliknya. Jika sebagian orang mengatakan jangan kita terpaku pada hal yang baik atau yang buruk dalam melakukan sesuatu. Langkah itu tidak dapat disalahkan namun garis hidup telah terang dan terkonsepsikan secara detail lewat sejarah itu sendiri sehingga dengan sendirinya baik-buruk tidak sebatas dikatakan namun lebih kepada dampak pada diri dan bangsa ini kedepan.

Apabila kita tetap pada ke-kukuh-an sikap dan mengatakan …..“kita tidak perlu mengikuti konsep---aturan hidup, bukankah konsep tersebut yang membuat manusia, mengapa kita tidak membuat konsep sendiri?” apakah kita telah benar-benar paham siapa kita, siapakah yang membentuk pikiran dan pola pandang kita apakah yang keluar dari pikiran itu benar-benar murni dari kita sendiri atau kita belajar dari hidup dan sikap orang lain. Dan sudahkah anda mengetahui siapa yang anda ikuti dan dijadikan patokan nilai dalam hidup anda , tentunya dia juga manusia seperti anda dan kita semua!!! apakah dia nabi yang langsung dapat wahyu dari langit.

Maka dari itu sejarah harus dilihat secara okjektif dan arif. Nabi sekalipun tidak akan melakukan hal yang tidak bisa dilakukan dan ditiru oleh hambanya. Sebagai manusia Nabi adalah bluprin maka kita pun harus meneladi perjalanan yang telah dilakukan-nya. Namun jangan kita terjebab pada fenomena yang pragmatis. Beristri satu-emmpat poligami kemudian mengatakan diri mengikuti sunnah-nya, sebegitu mudah kita melakukan poligami dan pembenaran terhadap poligami itu sendiri. Apakah benar poligami dilakukan atas dasar sunnah atau hanya sebatas pemuas sex “nafsu” belaka.

Fenomena kehidupan di atas tersebut merupakan hal yang nyata yang kerap dijumapai dalam setiap kesempatan hidup kita. Namun jarang kita melakukan membacaan apalagi pemetaan terhadap kasus yang sangat buming di masyarakat. Sekarang kita konsepsikan dengan logika dan kebenaran subtansif. Secara umum prilaku poligami dilakukan dengan cara diam-diam oleh pihak laki-laki. Apakah hal tersebut sejalan dengan yang nabi lakukan.

Maka dalam melihat dan menilai prilaku manusia harus tetap pada proporsinya. Hidup ini terus berdinamika, maka kita dituntut untuk mampu mengelola dinamika tersebut sebagai satu instrumen kebaikan. Jangan sampai kita terperdaya oleh keni'matan sesaat. Hari ini harus lebih baik dan hari kemarin, masa depan harus lebih baik dari yang lalu, tentu dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang dominan dimasa lalu, kemudian dilakukan konfrontasi dan akuisisi terhadap hal yang akan kita lakukan di masa depan.

Kita kembali pada masalah organisasi. Sekarang kita lihat bagaimana laju keorganisasian saat ini, sudahkah ada perubahan ke arah yang lebih baik. Atau malah justru terpuruk. Kenapa kita kerap mengagung-agungkan masalalu. Ingat masa lalu itu tidak lebih baik karena masa lalu tidak akan dapat kembali, ia hanya potret sekaligus cermin untuk melihat hari ini. Sebagai cermin maka ia tidak mampu dijadikan tolok ukur karena tidak bisa dinamis sementara kehidupan kita saat ini adalah kehidupan yang dinamis.

Masa lalu tidak bisa dijadikan patokan dalam keorganisasian. Maka dari itu sebuah organisasi harus mampu membenahi tata kelola serta perbaikan manajemen disegala aspek. Peningkatan SDM dengan melakukan sebuah studi banding itu perlu dilakukan agar tidak merasa besar sendiri “seperti kodok dalam tempurung”. Kita lihat geliat organisasi yang profisional, jika pada sebuah organisasi mampu malakukan langkah-langkah baik maka tidak perlu lagi membesar-besar nama karena dengan sendirinya orang akan melihat hasil yang keluarannya.

Kalau selama ini ada anggaban kita adalah terdepan, mungkin hal itu perlu disampaiakan pada para pendatang baru. Tapi di intern sendiri harus terus dilakukan perombakan dengan meningkatkan SDM yang ada. Jangan kita membanding-bandingkan kemampuan ditingkatan senioritas ke dalam tubuh organisasi. Perilaku semacam itu sangat tidak baik, karena hal itu akan berdampak secara skilogis. Sepirit dan motifasi terhadap semua anggota merupakan langkah yang harus dibina, agar tumbuh rasa percaya diri. Seperti dikatakan di atas tata kelola serta pola komonikasi amat diperlukan.

“oraginasasi ini dari dulu hanya dijalankan tiga-empat orang tetap berjalan dan menghasilkan karya yang dapat dibanggakan” katakan seperti itu, sekarang kita koreksi kenapa hanya dilakukan empat orang apakah tidak ada anggota? Kalau dijawab banyak yang kabur, pertanyaannya sekarang mengapa mereka kabur ? bila pertanyaan itu dijawab, karena mereka tidak bisa melakukan tugas dan fungsinya secara baik. La lantas kenapa tidak bisa melakukan tugas dan fungsinya secara baik.

Pengelolaan organisasi yang minim SDM bukanlah oraganisasi yang baik. Oraganisasi yang baik ketika ia bisa melakukan regenerasi, organisasi yang dikelola empat orang, patut dipertayakan. Dan dapat dikatakan gagal dalam mengelola organisasi. Mungkin secara tugas bisa dilakukan akan tetapi tidak akan maksimal. Anggapan organisasi banyak orang hanya menambah beban itu amat keliru. Kalau takut terhadap banyaknya anggota jangan berorganisasi.

Matangkan lah SDM di intern. Kembangkan lah potensi. Lakukan regenerasi secara baik. Karena kalian bukan pengurus seumur hidup. Jadikan proses sebagai pendewasaan dengan tetap mempertimbangkan positif nigatifnya. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan di dunia ini. Jangan ada ungkapan dulu organisasi ini disegani dan dapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Tapi lakukan lah sekarang oleh kalian sendiri jadikan organisasi ini sebagai organisasi yang diperhitungkan.
Baca Selengkapnya di sini..

MENGELOLA ORGANISASI DENGAN KETELADANAN

Suara gagap gembita dalam kebersamaan, selamanya akan menjadi sebuah ihwal yang indah dan tidak akan terlupakan. Namun rotasi waktu juga harus bergulir, maka ia pun harus tetap pada porsinya al-insaniah. Sebagai insan yang memiliki kemampuan “nalar” berfikir---menganalisa. Nalar itu penting agar kita tidak akan terjebak dengan ritual mekanistik. Kedewasaan harus terus diasah dan dibangun sebagai wujud keteladanan. Secara fisik kita tidak lagi bersama dan bisa bercinta atau saling memaki seperti dulu, anggaplah itu kenangan.

Aku tidak perlu membela diri atas segala kelalaian. Tapi aku juga tidak ingin berdiam diri terpuruk dalam kepekatan, jika satu kecaman menyatu hati dan melukai tentu akal masih bisa bernalar, namun jangan sampai kita jatuh pada klaim-mengklaim yang sumir, tidak bersama bukan berarti dia tiada. Tidak menyumbang bukan berarti tidak dermawan. Tidak mengawal bukan berarti pembangkang. Lihatlah semua itu sebagai pendewasaan yang harus dilampauwi.

Jangan mengklaim diri kita paling berpegang pada prinsip nurani sebelum kita tahu prinsip dan subtansinya, tentu kita tidak perlu beradu argumentasi mencari makna apa itu nurani dan tidak harus mencari referensi dan relevansi di buku atau rak sejarah kita berdiri. Bukankah apa yang tertulis di buku sejarah --- sesuatu yang dikonsepsikan telah kehilangan subtansinya sebelum matahari tenggelam. Nurani itu bukan untuk diperdebatkan.

Dulu kita sering ber-argumentasi dan saling klaim-mengklaim diri dan apa yang kita lakukan paling benar. Bahkan kita menjadi manusia yang unik di kalangan komonitas yang digeluti. Tidak jarang pandangan dan pertanyaan-pertanyan tertelan ditenggorokan antar teman, kok seperti itu. Namun kita menikmati dan menjadikan hal itu semua sebagai sebuah idealitas yang harus dipertahankan. Kita tidak pernah terpaku pada konsep apa pun, bahkan kita sengaja mendobrak benteng kultur, walau kita juga sering terjebab dalam kultur itu sendiri.

Tapi perlu kita ingat kebesaran Organisasi bukan pada nama---orang-orang yang di dalamnya, tapi pada apa dan karya yang ia persembahkan pada pablik. Kepiawayan mengelola organisasi tidak terletak pada keharusan dia dapat memanfaatkan banyak-nya anggaran, hingga kita mengmar'ab data dengan segala cara. Keutuhan dan kebersamaan dan keterbukaan (transparansi) adalah keharusan yang musti dipegang teguh. Stedment kita tidak perlu popularitas anggaplah hal itu sikap dan idealitas yang ideal bagi kita. Tapi jangan menutup mata, popularatis yang elegan dan berwawasan juga sangat diperlukan dan kalau perlu populer itu bahkan wajib.

Jangan kita menjadi pahlawan kesiangan di tengah banyaknya kasus yang tidak mampu kita baca. Jangan pula kita terpaku pada kekeritisan yang tidak bertaring hingga kita buta dan menafikan fakta. Kenapa kita sering lalai menggali fakta ??? dan tidak jarang kita memanipulasi diri demi eksistensi. Kelalaian dalam berorganisasi itu dapat dilihat dari beberapa indikator, pertama putusnya regenaresi, kedua kurangnya pembinaan di intern, ketiga pragmatisme kepeminpinan.

Ketiga persoalan harus dipecahkan dan segera dicairkan. Ungkapan “tidak butuh banyak orang” harus dibuang di keranjang sampah. Ingat roda organisasi harus berjalan terus. Maka regenerasi perlu dan wajib hukumnya. Bagaimana supaya regenerasi itu berjalan baik, pertama pendampingan dan pola komonikasi harus dibagun dengan baik. Jadikan organisasi sebagai kebersamaan “dengan tetap mempertahankan mutu dan idealismenya”.

Kedua pembinaan yang harus ditingkatkan di dalam intern itu sendiri. Bagaimana supaya pembinaan dapat berjalan baik dan menghasilkan kualitas seperti yang diinginkan. Kalau di dalam mekanisme pendidikan kita mengenal Rancangan Program Pembelajaran (RPP) maka di dalam organisasi harus ada rancangan, yang selanjutnya disebut Rancangan Progam Organisasi (RPO), setelah itu lakukan evaluasi sejauh mana program telah berjalan dan mampu diserap oleh anggota. Di sinilah evaluasi perlu dan wajib dilakukan, selanjutnya lakukan Evaluasi Progran Berkala (EPB) satu minggu sekali, atau bisa satu bulan sekali.

Ktiga Kepemimpinan, seorang pemimpin yang baik adalah ketika ia mampu memberikan sebuah ketenangan di dalam organisasi, menciptakan pola integrasi yang baik, komonikasi dan menjauhkan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan umum organisasi khususnya. Percayakan tugas pada setiap komponen, jangan sok mengatur. Maka dalam hal ini pola komonikasi merupakan kunci dalam menjaga dan melestarikan keutuhan organisasi.

Maaf-maaf jika sok menggurui tapi demi kebaikan dan utuhnya organisasi kukira hal itu penting dibagun dan dilaksanakan. Kita tidak harus selalu berdampingan dan berpelukan mesra dalam membangun organisasi. Pada saat tertentu kita harus melakukan pendewasaan dan bagun di atas kaki kita sendiri tanpa ada yang mengomandoi. Tapi bukan maksud untuk bebas tanpa batas, karena kebutuhan hidup satu hal yang tidak dapat kita nafikan maka kita harus memilih.

Jangan kita menilai etika dan kepantasan orang di luar kita, pertanyaannya apakah kita sudah beretika pada orang tersebut. Jangan-jangan kita tidak lagi memegang etika dan acuh terhadap kepantasan “etika”, untuk apa menuntut orang untuk beretika. Etika itu seperti apa sih ? anggap seseorang itu tidak beretika kemudian ia harus dibuang dari ceruk terdalam, apakah yang dapat kita peroleh dari sikap dan penilaian tersebut.
Baca Selengkapnya di sini..

PENGAKUAN AGEN, EKONOM PERUSAK : John Perkins

Judul Buku : Confessions of An Economic Hit Man
Penulis : John Perkins
Hamalan : 278

Buku karya John Perkins yang berjudul Confessions of An Economic Hit Man sangat menarik untuk dinikmati oleh kalangan ekonom atau mereka yang memiliki ketertarikan pada masalah pertumbuhan ekonomi saat ini. Buku ini merupakan pengakuan atas dosa yang dilakukan oleh penulis sendiri selama bertugas menangani ketergantungan ekonomi di negara-negara berkembang, melalui pinjaman lunak oleh negara adikuasa.

Menariknya buku ini tidak seperti buku-buku ekonomi yang dikemas secara kaku penuh rumus dan teori. Buku Confessions of An Economic Hit Man disusun seperti novel. Membaca buku ini serasa terbawa dan seperti menjadi pemeran langsung. Kita pun terbawa oleh suasana dan emosi. Buku yang banyak mengungkapkan sisi pengalaman pribadi penulisnya ini sangat memukau, provokatif, dan penuh dengan ketegangan.

Buku ini diawali dengan menceritakan pengalaman pribadinya sebagai ekonom perusak. Penyajian ceritanya pun sangat blak-blakkan. Mengenai pengangkatan sebagai seorang agen terselubung hasil rekuitmen National Security Agency (NSA), sebuah organisasi spionase Amerika yang paling sedikit diketahui tapi terbesar. Beberapa negara yang telah ia jelajah seperti Indonesia, Panama, Ekuador, Kolombia, Arab Saudi, Iran, dan negeri strategis lainnya semua diceritakan dengan detail, penuh inspiratif.

Perkin sendiri bertugas sebagai hit man (EHM), yang aktif dalam penerapan kebijakan dan promosi kepentingan corporatocracy (koalisi bisnis dan politik antara pemerintah, perbankan, dan korporasi) Amirika dengan alasan untuk memerangi dan mengurangi derajat kemiskinan di negara berkembang yang melimpah Sumber Daya Alamnya (SDA)

Perkins tidak sendiri di didukung oleh beberapa temannya yang juga sebagai agen terselubung. Dengan dibantu temannya Parkins membuat pemetaan ekonomi terhadap negara klien (semisal di indonesia pada proyek elektrifikasi Pulau Jawa sejak 1970-an). Melalui sekema ekonometrik ini kucuran dana jutaan dolar digelontorkan.

Cara-cara terselubung seperti investasi dan lainnya dituturkan oleh Perkins dalam buku ini. Campurtangan Amirika dalam mengontrol ekonomi sangat kuat mencengkram negara berkembang. Bahkan dengan segala interfensinya Amirika dapat melakukan keritik bahkan menyatakan perang seperti terjadi di Libya dan beberapa negara di timur tengah yang kini terus bergejolak. Bila negara lain menguntungkan bagi Amirika maka Amirika terkesan lamban dan tak begitu banyak respon semisal Mesir yang kasusnya alot.

Agen terselubung hasil rekuitmen National Security Agency (NSA) adalah para agen economic hit man yang profesional dengan gaji yang sangat tinggi. Tugas mereka hanya mengecoh pemerintah suatu negara dengan trik bantuan triliunan dolar. Dana itu di salurkan dari Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan organisasi bantuan lainnya menjadi dana korporasi raksasa.

Cara kerja dari para agen rahasia antara lain dengan membuat laporan keuangan yang palsu dan menyesatkan, praktek penyuapan, bahkan dengan memakai wanita (wanita dan sek), pemerasan, tidak hanya itu cara keji seperti pembunuhan terencana pun menjadi cara kerja agen ini. Para agen hit man (EHM) sebagaimana Parkins memainkan peran yang telah ditentukan cara-cara keji tersebut sangat dan banyak dilakukan demi tujuan dan kelanggengan sang adikuasa.

Agen hit man (EHM) biasanya bekerja sesuai pesanan seponsor dari negara-negara yang memiliki ketertarikan untuk mewujudkan sebuah imprium global, dengan melakukan penyelewengan skema ekonomitrik, hal itu dilakukan supaya hasil frorecat-nya memenuhi syarat untuk memperoleh bantuan yang lebih menyerupai utang yang menjerat negara penerima. Agen hit man (EHM) bertugas menggelontorkan kucuran dana untuk negara penerima. Melalui utang ini-lah negara akan terus berada dalam cengkarman sang pemberi bantuan.

kemudian negara yang penerima utang dijadikan target yang lunak ketika kriditor membutuhkan sesuatu yang diinginkan, pembukaan pangkalan militer, akses mudah dalam mendapatkan jatah pengelolaan dan eksplorasi sumber daya alam (minyak bumi, gas, dan emas) yang dimiliki negara penerima utang, seperti yang kini terjadi di indonesia.

Menurut pengakuan Perkins dana bantuan biasanya dikucurkan lewat Chas. T. Main, Inc. (MAIN), salah satu perusahaan konsultan multinasional, perusahaan ini bertangungjawab atas kajian apakah Bang Dunia mesti meggelontorkan bantuan pinjaman pada satu negara tersebut. selain itu bantuan ini bisanya disalurkan melalui dana korporasi global seperti perusahaan Amirika yang kerjanya melakukan perekayasaan dan konstruksi. perusahaan yang di sebut Perkins di antaranya perusahaan multinasional Bechtel, Halliburton, dan Stone & Webster.

Negara-negara yang bertolak belakang dengan apa yang ditawarkan oleh agen ini biasanya bernasip tragis, negara-negara tersebut menurut Perkins Mereka adalah Presiden Panama (Omar Torrijos) dan Presiden Ekuador (Jaime Roldos). Layaknya dalam dunia mafioso, para pembangkang seperti ini, yang tidak menurut kepentingan corporatocracy, harus dieksekusi mati secara tragis pula. Keduanya tewas dalam suatu kecelakaan pesawat terbang (yang diledakkan dengan bom) dan tabrakan yang mengerikan. dua negara ini bernasip tragis karena dengan tegas menolak “kongkalikong gelap” bisnis dan politik dengan EHM.

kejujuran Perkins dalam menyajikan cerita membuat kita sadar bahwa apa yang diperkirakan yang terjadi pada pemimpin tidak seperti itu adanya. lihat saya pengakuan Perkins yang mengatakan bahwa kematian mereka bukan kecelakaan biasa atau karena HUMAN ERROR , tapi ada tangan terselubung dan sangat rahasia yang semua dikendaikan oleh CIA. setiap yang menentang akan dihabisi, para pemimpin corporatocracy, pemerintah negara adikuasa, dan perbankan yang berkehendak membentuk imperium global.

Buku Perkins Confessions of an Economic Hit Man ini juga menyajikan kesannya waktu bertugas di indonesia, sebuah negara Asia Tenggara yang disebutnya “di timur eksotik” (halaman 22-56). Perkins menceritakan beberapa pengalamannya di indonesia dengan masyarakat yang termaginalkan, yang hidup di kawasan kumuh berumah kardus seperti di Bandung dan Jakarta.

Perkins bertugas di indonesia (siktar 1970-an), dia bertugas membuat rencana strategi energi (to create a master energy plan) di Pulau Jawa. Sebagai ekonomi EHM, Perkins ditugasi untuk menghasilkan model ekonometrik bagi Indonesia. pada saat itu-lah para agen EHM melakukan manipulasi data statistik untuk sebuah hasil asumsi ekonomi untuk memperkuat kesimpulan padahal semua itu adalah rekayasa oleh para analisis demi kepentingan corporatocracy.

Buku ini setidak bisa menjadi sebuah pintu kesadaran penguasa bahwa kebaikan satu negara yang datang dari sang adikuasa selalu memiliki muatan politis yang akan berdampak sistemis seperti yang terjadi di Indonesia.
Baca Selengkapnya di sini..

Selasa, 28 Juni 2011

MAU PILIH PARTAI ATAU ORANG YANG MEMILKI INTEGRITAS ?

Sebagai warga negara saya memiliki hak : hak bertanya atas ketidak beresan dan carut-marut yang terjadi di negara tercinta “Indonesia”, hak untuk mendapatkan pelayanan publik yang baik, hak untuk menolak dan menentukan kepemimpinan di masa yang akan datang. Hak itu kemudian disebut sebagai hak berpendapat, menentukan tindakan dan pilihan.

Hak dasar itu yang kemudian disebut sebagai satu proses dinamika sosial masyarakat di negara yang menganut demokrasi seperti Indonesia. berpendapat, menentukan pilihan dan tindakan dijamin secara UU dan konstitusi.  Tentu kita bersyukur hidup di era demokrasi seperti seperti sekarang. Tidak seperti dulu saat pemerintahan Soeharto, yang segala dilarang dan dikontrol. Dengan sistem demokrasi saat ini kita leluasa menilai dan melontarkan keritik. Seandainya kita tidak hidup dan ada di negara yang menganut demokrasi “Indonesia” tentu kita tidak bisa leluasa  mengkritik dan mengevaluasi penguasa. Maka oleh sebab itu kita patut berysukur.

Namun sistem demokrasi yang kita jalan saat ini masih labil. Pada kondisi demokrasi labil seperti di indonesia saat ini kita butuh sosok yang mampu memberikan pencerahan. Sosok ini diharapkan akan bisa memberikan harapan dan mewujudkan mimpi masyarakat indonesia. Siapakah tokoh ini... biarlah publik yang menentukan.

Diakui atau tidak sistem demokrasi kita saat ini masih didominasi oleh kepentingan elit dan pengusaha. Hak dasar warga negara  untuk mendapatkan pelayanan yang baik sebatas wacana belum bisa terrealisasi secara baik. Parahnya lagi, sistem politik pragmatis dengan segala kepentingan yang menyelubungi semakin memperparah terjadinya kecurangan dan korupsi.

Kalau kita perhatikan perjalanan pemeritahan SBY yang sudah lebih dari satu pereode ternyata masih belum bisa bekerja maksimal. Politik saling sandera terlihat sangat dominan. Yang ada hanya bagi-bagi kekuasaan. Harapan rakyat mengenai pemerintahan yang baik dan bersih hanya menjadi mimpi “bagai punggung merindukan rembulan”.

Pemerintah memang pandai mengemas program. Sudah berapa banyak program yang dicanangkan oleh pemerintah, eneg juga untuk merinci program yang tak pernah bisa direalisasikan. Program-program yang disebut pro rakyat hanya manis dalam tataran kertas nihil dalam implementasi. Pembrantasan korupsi masih terkesan jalan di tempat.
Penegakan hukum terkesan tebang pilih. Sementara dominasi politik cenderung lebih kuat ketimbang proses hukum itu sendiri. Lihat saja bagaimana kasus Century. Kasus Bibit dan Candra, dan beberapa kasus lainnya.

Para wakil rakyat hanya pandai ngomong dan berpura-pura. Maka wajar bila sebagian masyarakat menilai para wakil rakyat itu pinter ngelis “pembohong”. Sungguh naif jika wakil rakyat hanya pandai berpura-pura dan bermain manuver atas lawan politiknya. Sementara tugas pokok sebagai pelayan rakyat hanya menjadi pemoles publik.

Saya kira para wakil rakyat itu tidak mau dibilang pelayan, coba aja anda panggil mereka dengan sebutan itu pasti anda akan berurusan dengan hukum. Yang ada, justru para wakil rakyat itu yang terus menagih pelayanan pada rakyat. Ketika hendak akan maju dalam pemilihan mereka dekat dengan rakyat, namun saat jadi jangankan dekat disapa saat berpapasan mereka enggan menoleh.

Pola konstriksi di lembaga terhormat DPR justru mencerminkan pola sebaliknya, tindakan mereka para wakil rakyat justru sering bertentangan dengan kehendak rakyat. Tentu kita tak akan membiarkan teradisi bobrok pada anak dan generasi kelak. Kita harus tetap bangkit dan melakukan satu perubahan.

Sekarang kita butuh pemimpin yang memiliki kometment dan visi misi yang jelas. Tapi bukan sekedar visi misi di atas kertas, kita butuh langkah konkrit dan realisasi bukan sekedar visi misi seperti pemerintah sekarang. Lalu siapakah pemimpin tersebut ?

Saya tidak akan menggiring publik untuk mengarah pada tokoh tertentu. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian saya akan memberikan beberapa gambaran sosok pemimpin tersebut. Apakah saudara setuju atau malah menolak itu adalah hak anda. Seperti saya sebutkan di awal tulisan ini biarlah publik yang akan menentukan.

Ada dua sosok yang dianggab ideal memimpin bangsa ini kedepan siapakah dia. Kedua sosok ini tidak memilki kendaraan politik. Namun peran dan sumbangannya pada bangsa ini telah banyak dirasakan oleh rakyat. Dua tokoh itu adalah Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan Sri Mulyani Indrawai mantan Menteri keuangan.

Dua tokoh tersebut sangat layak dam memiliki kemampuan untuk membawa indonesia ke arah yang lebih baik. Sekarang tinggal kemauan masyarakat “rakyat” apakah mereka menginginkan perubahan dan perbaikan atas kerisis bangsa ini jawabannya ada di tangan rakyat. Jika rakyat bila iya maka tentu dua sosok tersebut berkewajiban mengawal kepercayaan yang lahir dari hati nurani rakyat.

Mahfud MD selama menjadi ketua Mahkamah Konstitusi banyak memberikan gebrakan dan reformasi, sementara Sri Mulyani Indarawati selama bergabung dengan kabinet indonesia-menjadi menteri keuangan telah banyak berkontrimbusi dalam menaikkan pendapatan negara dan menerapkan good governance.

Paratai-parti besar yang kita harapkan mampu memberikan satu perubahan dan memberikan kesejahteraan ternyata mereka cnderung mengedepankan kepentingan kekuasaan dan bisnis. Maka wajar bila dalam tataran kerja dan implimentasi terkesan bagi-bagi kue proyek. Sekarang terserah rakyat apakah mereka akan memilih partai besar yang jelas menipu atau kita memilih sosok yang memiliki kometemen terhadap feformasi.

Maka rakyat harus menentukan sikap sejak sekarang.

SALAM INDONESSIA
Baca Selengkapnya di sini..

ISRO' MI'RAJ

Pada tanggal 26/06/2011 suasana Pondok Pesantren Mahasiswa Al-hijroh terlihat ramai. Beberapa Ibu rumah tangga sibuk manata alat-alat meja dan tempat makan, di ruang TV tempat biasa santri berkumpul, para ibu saling bercanda memecah kebuntuan fikir. Sambil memasukkan kue ke tempat yang telah tersedia, canda itu terus mengalir. Suasana ramai. Gelak tawa mengiringi kegiatan para ibu-ibu tersebut, santri pun ikut membantu.

Keberadaan para ibu rumah tangga tersebut merupak bentuk partisipasi dalam rangka memperingati Isro' Mi'roj (Perjalan suci). Seperti yang pernah saya sampaikan pada tulisan sebelum ini, bahwa nanti malam akan diadakan pengajian yang diisi oleh Prof. Dr. Imam Suprayogo Rektor Uin Maulana Malik Ibrahim Malang. Namun karena satu tugas dinas Pak Imam Suprayogo tidak jadi hadir dan mengisi acara tersebut.

Ketidak hadir-an Prof. Dr. Imam Suprayogo pada acara mempringati Perjalanan suci membuat sebagian warga kecewa, sebut saja bapak penjual di depan pondok. Pagi sebelum selesai acara pelepasan JJS (Jalan-jaan Sehat) dalam rangka memperingati ulang tahun UIN ke-7, saya balik lagi ke pondok karena akan menghadiri acara lain.

Saat saya membeli sebatang roko' di toko di depan pondok bapak pemilik toko sedikit heran melihat saya sudah ada di pondok, kemudian bilang pada saya “lo.. dak ikut teman-teman ...”. saya pun katakan pada bapak tersebut bahwa saya sengaja balik lebih dulu, untuk menghadiri undangan pendeklarasian SMI-Keadilan (mengenai SMI-keadian telah saya tulis sebelumnya) ungkap saya pada bapak pemilik toko.

Dengan nada penuh harapan bapak pemilik toko menggungkapkan ke-kagum-an-nya pada sosok orang nomor satu yaitu Rektor UIN Malang. “nanti malam ada acara yaa..., yang ngisi bapak itu ..... yang mimpin UIN....” bapak pemilik toko mencoba memaksakan diri mengingat nama  Prof. Dr, Imam Suprayogo. “ooo Bapak Imam Suprayogo” sambung saya memutus kelupaan-nya.

Kemudian bapak dari suami Ibu Siti ini pun bercerita panjang lebar soal pak Imam. Suami dari Ibu Siti  ini mengaku pernah mengikuti ceramah dari pak Imam Suprayogo, di kampung sebelah tepatnya di masjid sebelah barat belekang pondok. Menurutnya ceramah pak Imam Suprayogo itu dan mudah dipahami “enak ceramah-nya mas, saya senang kemarin bisa ikut pengajian di kampung sebelah” ungkapnya pada saya.

Saya yang sebelumnya sudah tahu bahwa bapak Prof. Dr Imam Suprayogo, tidak bisa hadir hadir dan mengisi acara  hanya manggut-manggut, tanpa bisa menegaskan apa pun. Ketidak hadir-an Bapak Imam Saya ketahui dari Fb, beliaunya meninggalakan pesan pada statsu di FB “Tolong disampaikan pada teman-temannya, saya besok ke Jarkarta. Dengan begitu tidak bisa hadir di Al-hijroh” pesan Pak Imam pada Status saya di FB.

Kelihatannya Pak Siti ini benar-benar pengagum Pak Imam suprayogo. Agar bapak pemilik toko ini kecewa saya pun sedikit menghibur. “tadi pak Imam ada saat pelepasan jalan sehat di UIN, kal masalah acara nanti malam insyaallah beliaunya akan hadir” tegas saya pada bapak yang sering melayani saya saat membeli eceran rokok.

Saya yang terburu-buru tak dapat begitu saja pergi dari hadapan suami Ibu Siti. Jika pada waktu itu saya ceritakan bahwa pak Imam berhalangan hadir pada acara nanti malam, tentu beliaunya akan kecewa. Kalau bapak tahu pak Imam berhalangan hadir, nanti bisa melebar sebagain masyarakat jadi tahu acara bisa tidak ramai.

Kemudian ada informasi bahwa pak Imam telah menugaskan asistenya pak Sutaman sebagai penggantinya. Acara dimulai sekitar pukul 19.13 m. Para acara diisi hiburan solawat hadrah dari teman-teman santri sendiri. Walau pak Imam tidak jadi mengisi antusias warga lumayan, partisipasi mereka cukup luarbiasa dalam menyambut acara Is'ro' Mi'roj.

Pukul 20.00 pak Sutaman membuka cemarah-nya. Dia sedikit bercerita atas kehadirannya di masjid A-hijroh, dia pun menyampaikan salam pak Imam yang tidak bisa hadir lantaran tugas dina. Menurut pak Sutaman “pada malam ini pak Imam ada pertemuan khusus dengan Mentri pendidikan bapak M. Nuh” ungkapnya tanpa penjelasan apa kepentingan tersebut.

Letupan humor mengalir menjadikan suasana isi masjid dipenuhi tawa. “saya sering menghadiri acara Is'ro' Mi'roj semacam ini, tapi baru pertama ini jadi pembicara”, tegas Sutaman pada jemaah yang hadir.

Kemudian sutaman mengutip sebuah ayat Al-quran yang menceritakan perihal perjalanan suci Nabi Muhammad s.a.w, yaitu Isro' Mi'roj.  Isro' Mi'roj merupakan perjalanan suci dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso-ke-Sitrtul Muntahe. Isro' Mi'roj adalah perjalanan “sprituil” yang relatif singkat yaitu dalam waktu tempuh separuh malam. Bagi ummat islam kejadian Isro' adalah satu karunia besar yang khusus diberikan pada ummat pilihan yaitu Nabi Muhammad s.a.w. bukan pada Nabi-nabi yang lain.

Meyakini atau mepercayai kejadian “Isro' Mi'roj” yang langka tersebut wajib hukum-nya bagi ummat Islam. Maka bagi ummat Islam yang masih meragukan kejadian Isro' Mi'roj dianggab ke-iman-an-nya kurang sempurna. Apa lagi kalau kita telusuri perjalanan “Isro' Mi'roj” merupakan sekanario dari Allah untuk menghibur Nabi yang saat itu diberi ujian paling berat “kehilangan orang-orang yang paling berjasa dalam perjuangan Islam” (Istri dan Pamannya meninggal). Perjalanan Isro' Mi'roj  sekaligus untuk menerima perintah kewajiban solat kepada Nabi Muhammad agar disampaikan kepada ummat-nya.

Dalam ceramah yang disampaikan oleh Sutaman saya mencatatan beberapa poin diantara sifat yang melekat pada diri Rasulullah s.a.w yaitu Kejujuran. Perjaan Isro' Mi'roj merupakan perjalanan suci yang diperuntukkan pada orang suci yaitu Nabi Muhammad s.a.w, maka sebelum Rasulullah di-Isro'-kan hati beliau terlebih dulu dibedah. Poin yang tak kalah penting dari sekian uraian ceramahnya adalah agar ummat senantiasa menjaga solat. Meramaikan Masjid dengan solat berjamaah.

Menurut sebagian keterangan ulama' solat merupakan cara Isro' seorang hamba. Dengan ibadah solat manusia dapat berhadapan langsung dengan sang pencipta Allah S.w.t. Atau kalau tidak seorang ummat dapat merasakan kehadiran sang pencipta (Allah S.w.t) pada saat melaksanakan solat.

Sebenarnya banyak hal yang dapat dipetik pelajaran dari perjalanan Isro' Mi'roj, dari Isro' Mi'roj ita bisa melihat dan belajar kepimpinan Nabi Muhammad s.a.w yang begitu peduli pada ummat. Kepedulian itu dapat diketahui saat terjadi dialog Nabi Muhammad dengan Nabi Musa a.s, ketika menerima perintah ibadah solat.  Dan masih banyak yang lain yang dapat diceritakan .... notes ini hanya satu bagian yang kecil dari selain pelajaran Isro' Mi'roj.

Baca Selengkapnya di sini..

Senin, 27 Juni 2011

AL-IN'AM DAN PELUANG PASAR

Setelah dinyatakan lulus ujian MTs Al-In'am pada tahun 2004 saya dengan ke-tiga teman : Agus Prahedi, Yusman dan Abd Rachem melanjutkan sekolah, ke Sekolah MAN Sumenep. Sekolah MAN berkedudukan di kota Kabupaten. Jarak tempuh ke Sekolah berkisar atau hampir satu jam (35-45 menit).

Saya akan mencoba sedikit berbagi cerita pengalaman selama berada di lembaga Pesantren Al-in'am. Kurang lebih saya enam tahun menimba Ilmu di lembaga Pesantren Al-in'am. Enam tahun bukan lah waktu yang singkat rentetan kisah dan peristiwa terjadi silih berganti seiring siklus kehidupan. Ada kenangan manis ada juga pengalaman pahit. Bagi saya kenangan masa lalu merupakan mata pisau yang sewaktu-waktu bisa membedah masa depan.

Namun dalam hal ini saya tidak akan merinci pristiwa yang saya alami selama di Pesantren Al-In'am. Di sini saya akan mencoba melihat prospek lembaga/yayasan Pesantren Al-In'am bentukan K.H Mas'ud Qosim dari beberapa aspek. Perkembangan zaman menuntut adanya sebuah perubahan dalam segala bidang kehidupan termasuk di dalam mengelola sebuah lembaga pesantren itu sendiri. Di sini saya melehat banyak aspek yang bisa dikembangkan guna kemajuan Al-In'am. Sebelumnya saya mohon maaf, saya bukan seorang pengamat apa lagi peramal masa depan. Rasanya terlalu lancang bila saya menempakan diri sebagai seorang pengamat. Apa lagi sebuah yayasan atau pesantren.

Namun di sini saya akan coba berbagi pengalaman yang pernah saya alami atau temui pada beberapa lembaga di kota-kota besar. Pesantren di kota besar dalam sistem pendidikan dan pengelolaan Yayasan selalu disesuaikan dengan konteks kebutuhan masyarakat-nya. Hal yang tak kalah penting adalah strategi pemasaran. Biasanya pemasaran sebuah lembaga pendidikan dilakukan dengan pemasangan iklan atau pamflet di tempat-tempat strategis.

Saya mencoba masuk dan melihat Yayasan Pesantren Al-In'am ini dari segi letak giografis. Yayasan Pesantren Al-in'am yang mewadaihi tiga ke lembagaan sekaligus (TK, MI, MTs dan SMA) secara letak giografis memiliki potensi besar untuk berkembang dan bersaing di era modern saat. Bila Lemaba / Yayasan dikelola secara tepat bisa menjadi lembaga termaju dan banyak peminat.

Mengapa saya katakan Yayasan Pesantren Al-in'am memiliki potensi, dilihat dari letak-nya pesantren ini tepat berada pada sisi kanan dan kiri jalan raya sehingga akses jangkau-nya pun mudah ditempuh oleh masyarakat. Letak dan akses jalan bisa menjadi salah satu setrategi dalam maraih pangsa pasar. Dan pesantren Al-in'am memiliki semua prospek itu. Lembaga Al-in'an sebisa mungkin dapat memanfaatkan akses jalan raya sebagai media publikasi “pemasaran”. Potensial pemasaran harus dioptimalkan dengan sebaik mungkin. Lembaga Al-in'am dapat memasang sebuah poster “iklan” besar. Di dalam poster tersebut bisa berisi ilustrasi prestasi atau capaiyan lembaga selama ini.

Kemudian yang tak kalah penting adalah pemaparan visi dan misi dari lembaga. Visi dan misi pada sebuah sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat dengan begitu tras pada lembaga akan semakin meningkat. Pempublikasian visi-misi atau prestasi supaya masyarakat paham bahwa lembaga ini memiliki baru meter dan tujuan yang jelas. Visi Misi bisanya disesuaikan dengan karakter pada masing-masing lembaga di sekolah. Setiap sekolah pasti memiliki visi dan misi yang beda sesuai karakter dan kelebihan dari lembaga tersebut.

Visi-misi adalah kunci “roh” dari lembaga atau sekolah. Bisanya dalam sambutan penerimaan siswa baru kepala sekolah menyampaikan visi-misi pada siswa baru. Dari penyampaian itu siswa juga guru di lembaga tahu apa fungsi dan tanggungjawabnya dalam memajukan lembaga yang menaunginya.

Guru, murid dan semua stakholder berkewajiban menjujung visi dan misi sekolah. Ada-nya visi-misi pada sekolah menunjukkan bahwa lembaga atau sekolah memiliki tolok ukur dan tujuan jelas atas penyelenggaraan pendidikan. Di kota-kota besar visi-misi lembaga sangat berpengaruh terhadap ekspektasi pasar atau calon siswa baru. Orang tua yang jeli melihat peluang dan prospek pendidikan akan melihat dari pemaparan visi-msi dari sekolah.

Orang tua yang baik tidak akan menempatkan anaknya pada lembaga pendidikan “sekolah” yang tidak memiliki arah tujuan yang jelas dalam penyelenggaraan pendidikan. Orang tua yang cerdas akan menempatkan anak-nya pada lembaga yang kridibel dan bisa dipercaya.

Untuk saat ini barang kali orang tua di sekitar lembaga Al-in'am tidak mempersoalkan apa visi-misi lembaga. Yang terpenting bagi orang di kampung anak sekolah selesai urusan. Namun untuk kebelang nanti paradigma itu akan berubah. Kemajuan dan tuntutan zaman menuntut setiap individu untuk proaktif dalam merespon segala bentuk perubahan termasuk dalam mengelola dan memberikan pendidikan yang baik pada anak “masyarakat”.

Untuk menata perubahan yang terarah dan terukur lembaga harus melakukan pemetaan tujuan yang bersekala. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang, semua itu harus terumuskan dalam agenda kerja (program kerja). Maka sekolah atau lembaga harus memiliki beberapa staf khusus yang membidangi manajemen pendidikan dan kelembagaan, tata usaha, konseling, publikasi dan pemasaran, peningkatan SDM, kerjasama dengan instansi.

Uraian singkat ini bukan bermaksud untuk menggurui siapa pun, penulis sendiri belum pernah mengelola lembaga pendidikan. Namun tuhan memberi saya waktu luang untuk membaca buku atau sekedar silaturrahim dengan beberapa orang yang pernah pengelola pesantren atau lembaga sekolah. Apa yang tersaji pada tulisan ini adalah sebuah keterpaduan fikir dengan konteks perkembangan saat ini.

Bila ada satu hal yang keliru dan kurang berkenan maka dengan senang hati dan penuh keterbukaan saya mau mendengar kritik dan saran dari pembaca. Kebenaran hanya milik Allah dan kesalahan itu adalah sifat yang melekat pada setiap ciptaan-Nya (manusia)

Wallahhu a'lam bissowef
Baca Selengkapnya di sini..

KE-CINTA-AN “Pendukung” SRI MULYANI INDRAWATI PADA BANGSA INDONESIA

MINGGU YANG PADAT
Beberapa terakhir ini kepercayaan diri seperti meningkat, ide mengalir dan tumbuh. Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan, sekian ide yang mengalir di otak, saya susun menjadi kalimat. Kalimat itu pun menjadi satu kesatuan baris kata yang tak sempurna. Ya saya terus menulis dan menulis. Dari sekian banyak ide yang muncul di kepala terkadang membuat saya bingung dari mana harus memulai menulis.

Apa yang saya tulis semua itu lahir dari ide dan peristiwa ke-kini-an atau beberapa story hidup di masa lalu. Terkadang saya menulis tema-tema kegiatan yang pernah saya ikuti sebelumnya, seperti pelatihan, kegiatan seminar dan beberapa kasus yang mengemuka dan menarik perhatian. Tak semua peristiwa sempat saya rekam atau tulis. Banyak peristiwa yang saya biarkan mengendap di kepala dengan harapan kelak dapat saya rekonstruksi ulang.

Minggu 26/062011, sebagai Minggu yang padat dengan kegiatan. Pada hari itu saya mengikuti tiga kegiatan sekaligus. Pagi sekitar pukul 06.30, saya sempat hadir pada pembukaan jalan sehat diulang tahun UIN Maulana Malik Ibrahim yang ke-7. Pada pukul 08.30-12.15 saya menghadiri deklarasi Solidaritas Masyarakat Indonesia Untuk Keadilan (SMI-Keadilan) di sebuah Rumah Makan Rungin Jl Brobudur Soekarno Hatta di Malang. Sementara pada pukul 19.30 saya mengikuti pengajian umum dalam memperingati Isro' Mi'roj Nabi Muhammad s.a.w di Masjid Al-hijro.
Dalam tiga kegiatan itu diantaranya telah saya tulis. Sisanya masih mengendap di kepala.

SMI-KEADILAN
Baiklah saya coba mengulas kegiatan yang saya anggap langka, dan barangkali ini sebuah bentuk kepedulian saya pada bangsa kedepan nanti. SMI-Keadilan yaitu Organisasi bercita-cita menjadi partai politik. Mengapa saya bilang masa depan bangsa, karena sebagaimana saya ketahui berdirinya SMI-Keadilan merupakan sebuah bentuk protes sekaligus pengejawantahan terhadap dinamika perpolitikan kartel di Indonesia. Maka kelompok SMI-Keadilan mengusung satu tema dan gagasan baru untuk bangsa yaitu politik yang mengedepankan Kebijakan Publik dan Etika Publik, sebagaimana disampaikan ibu Sri Mulyani Indrawati pada kuliah umum di sebuah hotel jakarta, sebelum berbalik ke Amirika.

Pukul 09.15 saya tiba di tempat pendeklarasian. Ada tiga wanita berparas menarik sebagai penerima tamu, satu diantara Ibu rumah tangga dan dua yang lain masih terlihat mahasiswi yang cantik dan seksi. Saya pun langsung mengisi buku tamu yang disodorkan oleh tiga wanita cantik tersebut. Setelah menyertakan nomor Hp dan tanda tangan, petugas penerima tamu itu meminta saya untuk mengisi dari utusan atau lembaga mana, kepala saya sedikit berkernyit, saya bilang saya masih mahasiswa.

Selesai mengisi buku tamu saya duduk di kursi paling belakang. Saya yang datang sendiri sedikit agak kaku, apa lagi saat melihat beberapa undangan dengan gaya dan pakaian yang necis. Saya menyalami bapak-bapak yang juga duduk di kursi belakang. Di depan terlihat gambar Sri Mulyani dengan senyum-nya yang khas, di samping ada sebuah tulisan “Indonesia Yang Bermutu Memerlukan Pemerintahan Yang Teguh Dan Bersih” . sedang tema yang diangkat dalam pendeklarasian SMI-Keadilan di Malang ini adalah "MENUJU INDONESIA DENGAN PRESPEKTIF BARU".

Oya ada beberapa yang mungkin dijelaskan, awal saya mengetahui adanya SMI-Keadilan melalui jejaring sosial FB. Pertama saya bergabung diundang oleh Uyung. Uyung membuat Group SMI Jawa Timur, waktu itu diundang bergabung. Melalui jejaring sosial FB (Group SMI Jawa Timur), kemudian saya sedikit paham dan mengerti tujuan dari didirikannya Group. Saya yang sangat mengagumi Sri Mulyani menerima ajakan untuk bergabung di gruop tersebut.

Melalui group ini pula beberapa informasi tentang Sri Mulyani disebarluaskan. Kometmen pada pemerintahan yang bersih, dan kekonsistenannya dalam melakukan reformasi birokrasi lengkap diberitakan. Cara kerja dari Sri Mulyani yang bersih tenyata tak sehaluan dengan korporat dan para elit yang korup, akhirnya Dia memilih mengundurkan diri. Praktek elit politik yang kotor membuat panggung sendiri “pansus Century” di sini lah sebuah kekejaman politik berlangsung, Sri Mulyani diadili tanpa proses hukum. Media sebagai tangan panjang juga menjadi bagian dari permainan tersebut.

Sosok Sri Mulyani yang sederhana dan bersahaja pada awalnya tetap mengikuti pareda politik gelap di pansus Century, karena tak tahan dengan sistem kepura-puraan Sri Mulyani memilih mundur dan berkarir di Bank dunia. “Jangan pernah berhenti Mencintai indonesia” kata-kata itu mengalir pada saat prosesi sambutan pelepasan dan penyerahan jabatan sebagai menteri keuangan kepada Agus Martowardoyo sebagai pengganti dirinya.

Detik-detik terakhir menjadi mumentum bagi Sri Mulyani untuk menunjukkan bahwa diri benar-benar konsis dalam menjelankan setiap tugas negara, kemudian dia pun membantah beberapa isu yang mempertanyakan posisi dan kemunduran diri-nya, Apakah Sri Mulyani kalah ? Apakah Sri Mulyani lari?

Dan saya yakin banyak orang yang menyesalkan keputusan saya. Banyak orang yang mengganggab itu adalah suatu lost atau kehilangan. Saya ingin mengatakan, kepada kalian semua bahwa saya menang. Saya berhasil. Kemenangan dan keberhasilan saya difinisikan menurut saya karena saya tidak didikte oleh siapa pun, termasuk mereka yang menginginkan saya tidak ada di sini. (dikutip dari pidato Srimulyani Kebijakan Publik dan Etika Publik)

Sri Mulyani menyebutkan tiga hal kemenangan dan keberhasilan dirinya, pertama tidak menghianati kebenaran, kedua tidak mengingkari hati nurani, ketiga masih bisa menjaga martabat dan harga dirinya. Kemunduran Sri Mulyani tidak lepas dari manufer politik dalam hal ini Golkar yang diisukan memiliki bayak kepentingan terutama dalam kasus perpajakan. Pendukung Sri Mulyani pun kecewa terhadap manufer politik Golkar, semisal Goenawan Muhammad Tokoh Intlektula, secara tegas menyesalkan manuver poltik Golkar, sebagai protes Goenawan Muhammad mengembalikan penghargaan Bakri Award senilai + 100 juta beserta buga-bunganya sekaligus.

Ada hal yang bisa kita pelajari dari kisah rumit dan kepergian Sri Mulyani ke Bang Dunia. Ternyata ada anak bangsa yang masih benar-benar peduli dan kosnsisten dalam menerapkan dan menjalankan kebijakan seperti Sri Mulyani. Selain itu orang yang terdhalimi (Sri Mulyani) ini tetap menjadikan diri sebagai orang yang memiliki kecintaan pada bangsa Indonesia hal itu dapat kita simak melalui pesan sebulum keberangkatannya k- Bank Dunia “Jangan pernah berhenti Mencintai indonesia”.

Terakhir saya menyampaikan terima kasih pada Uyung selaku koordinator SMI-Keadilan Jawa Timur. Tetap semangat. Seperti saya katakan dalam obrolan yang mengalir singkatan itu bahwa Bila Sri Mulyani bisa bersanding dengan Mahfud MD dan sebaliknya Mahfud MD bersanding dengan Sri Mulyani saya yakin 100% tak akan ada tokoh yang bisa menyaingi keduanya pada pilpres 2014.

Akhirnya mari kita tetap ada pada satu kesatuan yang kokoh, menjujung tinggi nilai dan etika bangsa. Reformasi belum selesai, tak ada kata menyerah dalam perjuangan menata bangsa agar lebih baik. Dengan satu-kesatuan kometment kita akan berhasil membawa indonesia ke gerbang kajayaan. Oleh sebab itu tanggungjawab kita saat ini adalah mengimplementasikan apa yang sudah dirumus oleh pendidiri bangsa yaitu Pancasila sebagai ideologo bagsa Indonesia.

Salam INDONESIA
Baca Selengkapnya di sini..

Minggu, 26 Juni 2011

ULANG TAHUN UIN YANG KE-7

Minggu 26/06/2009 Uin Maulana Malik Ibrahim Malang, merayakan ulang tahun-nya yang ke-7. Bagi orang disekitar kampus tentu akan bertanya dan heran kampus yang beralamat di Jl Gajayana Nomor 50 Malang masih memperingati kelahiran “ulang tahun” yang ke-7. Padahal kampus yang tepat berada sebelah barat sisi jalan ini diperkirakan berusia + 50 tahun. Aneh. Barangkali keanehan itu yang tampak pada kampus UIN yang kini bangunannya megah. Lima tahun belakangan ini kampus mengalami perubahan besar-besaran baik secara fisik dan sistem kultur-nya, barangkali itu keanehan tapi kata aneh itu terlalu distruktif yang tepat perkembangan yang pesat.

Sejarah sering mengajarkan kita pada satu yang aneh “instan” dan nyeleneh. Contoh sistem politik di negeri kita saat ini. Sebuah hasil survi mengungkapkan bahwa masyarakat lebih nyaman dengan pemerintahan Suharto ditimbang kondisi pemerintahan saat ini, bukankah hal itu hal yang aneh (dihujat dan dirindu). Namun saya tak akan membahas soal politik yang bikin kepala kita tambah pening. Keanehan (perkembangan dan perubahan pesat) yang terjadi di UIN saat ini bukan satu hal yang buruk atau bersifat mistis. Keanehan itu adalah bentuk kerja dan perjuangan seorang leder, seorang yang fisioner yaitu rektor kita Prof. Dr. Imam Suprayogo.

Di ulang tahun UIN yang ke-7 ini UIN kembali menggelar jalan sehat bersama (Mahasiswa, karyawan juga Dosen). Jalan sehat ini merupakan kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun. dalam jalan sehat ini pula mahasiswa dari berbagai tingkatan smester berbaur, juga dengan karyawan dan para dosen. Di dalam acara jalan sehat ada makna siturrahim. Ada stimutus (beberapa bingkisan hadiah). Hal yang terpenting dalam jalan sehat ini adalah kebersamaan. Di dalam akumulasi massa (jalan sehat) itu ada nilai kebugaran “hidup sehat”.

Sebagian orang mengira bahwa sehat itu mahal. Saya kira anggapan itu tidak sepenuhnya benar.  Untuk menjadi sehat sebenarnya tidak sulit dan tak perlu biaya mahal. Cukup anda meluangkan sedikit waktu untuk joging atau lari-lari di tempat setiap hari secara rutin, maka kebiasaan positif tersebut akan menjadikan fisik-jiwa anda bugar. Atau bila dimungkinkan ada bisa jalan-jalan di pekarangan Rumah, hal itu adalah cara murah mendapatkan sehat. Kebiasaan jalan sehat akan memberi dampak positif bagi hidup dan lebih-lebih kesehatan anda. Maka jalan sehat yang digagas Uin adalah sebuah inisiatif baik seperti saya singgung di atas.

Kalau dilihat dari sejarah berdiri kampus yang dulu bernama IAIN Ampel ini memiliki fase berbeda. Sejak kampus berdiri bernama IAIN maka kampus telah berusia berkisar 50 th. lima puluh tahun tentu bukan fase yang pendek, kalau diibaratkan seseorang kampus ini sudah tua. Orang yang tua memiliki banyak pengalaman bijak, begitu pun dengan kampus yang sekarang diberi nama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Menurut Rektor Uin kampus yang kini resmi bernama UIN Maulana Malik Ibrahim memiliki tiga fase usia dengan fareasi waktu yang beda. Dilihat sejak berubah menjadi IAIN kampus ini berusia sekitar 15 th, Usia yang masih produktif. Sebelum menjadi UIN Kampus ini mengalami beberapa kali perubahan nama (IAIN, STAIN, UIS dan sekarang Uin).  Dilihat dari perubahan STAIN ke UIS maka kampus ini berusia sekitar 9 th. Dari UIS berubah ke UIN seperti sekarang berusia 7 th. Usia 9-7 merupakan satu usia  perkembangan.

Pada tahun 2009 Presiden RI ke 6, Prof.Dr Susilo Bambang Yudoyono meresmikan dan menetapkan nama Uin Ulul Al-bab menjadi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sebenarnya apa karakter dan kelebihan dari kampus ini, ko' dari tahun ke tahun selalu berganti nama. Apakah nanti akan berubah nama lagi. Pertanyaan semacam itu sering saya dengar dari kawan di organisasi atau saat ngobrol dengan mahasiswa di luar kampus Uin.

Saya pun sedikit terpojok dan sejurus kemudian mengatakan bahwa “kelebihan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dari kampus lain adalah pertama dilihat lingkungannya, lingkungan akademik UIN yang memadukan konsep pesantren dengan pendidikan modern saat ini. Kedua kampus ini berkometmen dengan bilinggual Universitinya. Setiap mahasiswa baru kemampuan bahasa Arab dan Ingrisnya akan digembleng selama II smester”. Ketiga kampus yang memadukan saint dan agama ini berkometmen menjadi pelopor perguruan tinggi yang mengedepankan nilai agama “Al-quran-Hadist” pada setiap kajian penelitian-nya.

Saya tidak akan terlalu berpanjang lebar membahas masalah di UIN saya akan mencoba bercerita tentang jalan sehat yang digelar Minggu 26/06/2009. Kalau saya lihat dari desain panggung kelihatannya acara jalan sehat kali ini lebih ramai dibanding dari tahun-tahun sebelumnya. Barang kali hal itu bisa dilihat sebagai bagian upaya UIN untuk terus mengembang diri hingga sampai saat ini.

Saya bersyukur dapat hadir dalam acara jalan sehat oleh Kampus. Namun sayang saya tak dapat mengikuti jalan, sebagaimana teman-teman yang lain, lantaran mengikuti deklarasi SMI di salah satu kedai di malang. Namun kesempatan saya hadir di jalan sehat ini mengingatkan pada beberapa tahun lalu tepatnya 2009 pada acara yang sama saya mendapat hadiah satu buah hp, dilihat dari harga-nya memang tak seberapa paling perkiraan Rp. 300.000,-an, namun lumayan, dari pada tidak mendapat sama sekali.

Saya patut bersyukur masih bisa mendengar sambutan dari orang nomor satu di UIN Malang Prof. Dr Imam Suprayogo. Sekaligus nimbrung doa bersama K.H Zamzawi mantan di Rektor Mahad Sunan Ampel Al-ali Malang. Bukankah persentuhan orang yang baik akan membawa satu dampak “positif” yang baik pula, pepatah mengatakan “kalau kamu berteman dengan penjual minyak maka kau akan merasakan harum atau kecipratan minyak itu, namun bila kamu berteman dengan seorang tukang las listrik maka kamu akan kecipratan apinya”.


Melihat antusiasme peserta yang ikut jalan sehat saya seperti melihat satu paradigma baru. Yaitu sportivitas dan kebanggaan pada lembaga-nya. Rektor Uin di sela-sela sambutan pelepasan peserta jalan sehat menyampaikan “dengan jalan sehat ini, mari kita tunjukkan sportivitas kita pada masyarakat”. “Jalan sehat ini adalah demo yang resmi yang bermanfaat terhadap kesehatan kita semua” Ungkap Rektor di sela-sela sambutannya. Para peserta bertepuk tangan menyambut seruan dari pak Imam.

"Selamat Ulang Tahun Yang ke-7, Untuk UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, semoga semakin terdepan dalam berprestasi, maju terusss!!!!"
Baca Selengkapnya di sini..

Sabtu, 25 Juni 2011

MERAYAKAN MAULID BERSAMA “Prof. Dr Imam Suprayogo” WARGA JOYO TAMBAKSARI

Selesai acara pelatihan Kewirausahaan di kediaman bapak Prof. Dr Imam Suprayogo (Imam Sumprayogo) para santri Al-hijroh berkesempatan berpamitan langsung kepada Bapak Imam Suprayogo Rektor Uin Malang. Pada kesempatan yang jarang itu santri pun menyampaikan rencana untuk menyambut peringatan kelahiran baginda Nabi Muhammad s.a.w.

Mumentum  maulid Nabi Muhammad s.a.w diharapkan bisa dijadikan kesempatan mengaji langsung pada orang nomor satu di Uin Malang ini.  Santri pun menyampaikan harapannya agar Bapak Imam Suprayogo bisa hadir mengisi cara Maulid Nabi Muhammad s.a.w. disambut baik oleh bapak Imam Sumprayogo, pendiri sekaligus pemilik Pesantren.

Setelah rencana peringatan Maulid Nabi Muhammad disambut positif oleh bapak Imam Suprayogo santri berkerja sama dengan tim takmir Mesjid Al-hijroh menyampaikan pada warga sekitar bahwa pada tanggal 26 hari Minggu malam Senin akan diadakan pengajian umum dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad s.a.w dengan penceramah Bapak Prof. Dr Imam Suprayogo Rektor Uin Maulana Malik Ibrahim Malang. Setelah pemberitahuan akan ada acara Maulid pada warga pun tak kalah rensponsif, bahkan warga masyarakat sekitar RT I-RT. III Joyo Tambaksari secara suka rela memberikan bantuan seadanya.

Sosok Bapak Imam Suprayogo bagi warga dan lingkungan pesantren sudah tidak asing lagi. Karena sebelum pindah ke rumahnya yang baru sekarang, Rumah  Bapak Imam tepat 10 m belakang Masjid Al-hijroh di Jl Joyo Tambaksari no 16 Malang.

Bahkan setiap bulan puasa bapak Imam Suprayogo ada jadwal sendiri di Masjid Al-hijroh. Biasanya setiap bulan puasa Bapak Imam Suprayogo menjadi imam tarawih sekaligus ceramah pada warga. Wawasan dan pengalaman Bapak Imam Suprayogo yang luas menjadikan isi ceramah terasa renyah, pemberian motifasi yang dipadukan dengan pengalaman kehidup impris-nya seperti memberi magnet tersendiri bagi pendengar jamaah Tarawih setiap bulan suci Ramadan "Puasa".

Maka pada kesempatan yang langka ini santri pun berkenan menghadirkan sosok berpengaruh di Uin Malang. Kehadiran bapak Imam Suprayogo tidak hanya diharapkan oleh santri tapi seluruh warga di lingkungan pesantren. Pesan dan nasehat dari Rektor Uin ini diharpakan dapat memberikan titik cerah di tengah kondisi bangsa yang ditubi-tubi masalah.
Melalui peringatan maulid Nabi Muhammad s.a.w santri dan seluruh warga ingin belajar sekaligus menimba ilmu prihal sosok Nabi Muhammad ditinjau dari sudut pandang Prof Dr. Imam Suprayogo. Melaui penyampaian cerah santri, jemaah masjid Al-hijroh dan warga masyarakat sekitar RT I-RT. III Joyo Tambaksari bisa meneladai hidup Rasulullah  dan mengembangkan kecintaan pada baginda Nabi Muhammad s.a.w.

“Aku diutus untuk menyempurnakan Ahlak” (Al-hadist)

Mengulas sisi dan peran Nabi Muhammad s.a.w memang tak akan pernah usah. Selalu ada sisi menarik yang bisa dijadikan teladan. Sebagai tokoh pembaru pada jamannya Muhammad s.a.w mampu melepaskan belenggu gelap menuju dtinul ismlam. Dari sikap dan prilaku Muhammad adalah tokoh yang sabar, karena sikap kesabarannya orang-orang yang membencinya menjadi kagum dan masuk memeluk Islam.

Nabi Muhammad adalah sosok yang sederhana sekaligus dermawan, di riwayatkan dalam hadist sokhi, Anas berkata “Rasulullah saw. Adalah manusia paling dermawan”. Masih dari Anas yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani, “Rasulullah tidak pernah menyimpan satu dinar pun atau satu dirham pun, jika terdapat kelebihan sesuatu dan ia tidak menemukan seseorang yang disedekahi, maka ia tidak pulang sebelum memberi sedekah kepada orang lain.” (dikutip dari ringkasan Ihya' Ulumuddin : Imam A Gazali. Hal : 178-179)

Sikap yang dicontohkan dalam riwayat Anas di atas tak banyak ummat yang menjalankan padahal janji Allah sudah jelas bahwa “barang siapa yang menyedahakan harta sebesar satu bulir pada Ahllah akan melimpahan dengan tujuh puluh bulir kelipatan”. Sikap ummat yang kian prgmatis hanya menjadikan diri-nya terlena dalam menimbunharta tanpa menoleh keadaan disekitar lingkungan-nya.

Jika saja ummat memiliki kepedulian pada sesama maka keterpurukan dan kemiskinan-kelaparan  tak mungkin terjadi. Ditegaskan dalam Al-quran “sekali-kali janganlah orang-orang kikir harta dari Allah itu mengira bahwa kekikiran itu baik bagi mereka. Sebenarnya kekikiran itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka kikirkan akan dikalungkan kelak di lehernya di harta kiamat” (QS Ali Imran 180). Perinagatan dari Allah kepada kita selaku ummat islam seperti tak mendapat respon yang baik, banyak diantara ummat yang beralaku kikir dan sombong atas harta yang dimiliki.   

Padahal di dalam aAl-quran Allah tegas mengatakan “hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melupakan dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi” (QS. Al Munafiqun 9).

Melalui mumentunm dan ceramah dari Bapak Imam Suprayogo Rektor Uin Malang pada peringatan Maulid Nabi Muhammad s.a.w, peran dan ketokohan Muhammda sebagai pembawa islam yang damai islam yang rahmatan lil alamin akan dibahas lebih mendalam. Pembahasan yang disampaikan pak Imam Suprayogo akan membuka cakrawa pikir kita sehingga kita yang selama ini lalai sadar dan melakukan perbaikan.


Santri Al-Hijroh dan seluhuruh warga masyarakat sekitar RT I-RT. III Joyo Tambaksari berharap pada Bapak Imam Suprayogo dapat meluangkan waktu hadir pada cara Maulid Nabi Muhammad s.a.w di Pesantren Mahasiswa Al-hijroh yang bertempat di Masjid Al-hijroh. Semoga Allah senantiasa memberi barokah dan perlindungan pada bapak dan seluruh keluarga sehingga bapak bisa hadir. Kehadiran dan pennyampaian tausiah dari Bapak Imam Suprayogo tentu akan sangat bermanfaat bagi santri juga seluruh warga masyarakat sekitar RT I-RT. III Joyo Tambaksari dan ummat islam pada umumnya.
Baca Selengkapnya di sini..

Jumat, 24 Juni 2011

MENANAMKAN PENDIDKAN KARAKTER (IDEALIS-NASIONALIS)

Siswa harus belajar sungguh-sungguh. Karena perjuangan utama seorang pelajar yaitu belajar itu sendiri. Siswa harus melawan kemalasan dengan menumbuhkan kemauan belajar yang kuat. Belajar bukan lantaran  (di) ke-ter-paksaan namun atas dasar kesadaran, bila keinginan belajar sudah tumbuh atas dasar kesadaran maka kesadaran itu akan melahirkan sikap yang bertanggungjawab. Selain itu siswa harus membiasakan diri disiplin, memiliki sikap tenggang rasa dan menghormati perbedaan (pendapat, ideologi, kultur-budaya, dan keyakinan).

Satu hal yang terpenting dan wajib dikembangkan di kalangan pelajar adalah sikap optimisme. Melalui sikap optimis ini lah akan lahir generasi masa depan yang cemerlang. Seorang pelajar harus mampu menumbuhkan tekad yang bulat dalam mengejar dan meraih apa yang dicita-citakan.  Bagaimana cara menumbuhkan sikap optimis, pertama kita harus fokus dan memiliki orentasi hidup yang jelas (berfokus terhadap cita-cita dan harapan), kedua senantiasa menjujung nilai (nilai lokal) dan moral. ketiga menjung-jung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI).

Mungkin sebagian orang bertanya apa hubungan belajar dengan nilai persatuan NKRI “nasionalisme”, saya katakan nilai nasionalisme sangat penting dan memiliki hubungan urgen dengan belajar itu sendiri. Keterhubungan nilai nasionalis dengan belajar adalah berdasar pada keterhubungan sejarah berdirinya NKRI itu sendiri. Seandainya kita tidak merdeka seperti sekarang tidak mungkin kita bisa bebas menikmati pendidikan seperti saat ini. Oleh sebab itu nasionalisme penting untuk dimiliki dan ditumbuhkan kembang pada kalangan pelajar, sebagai wujud terimakasih pada para pahlawan bangsa ini.

Didirikannya Rebuplik Indonesia ini bukan atas dasar kecanggihan tegnologi seperti sekarang namun atas dasar keinginan tinggi “optimisme” dari bapak bangsa kita dahulu. Tugas kita saat ini tidak seberat seperti saat penjajahan. Tugas kita adalah mengisi kemerdekaan ini dengan berpedoman terhadap apa yang telah dirumuskan oleh pendahulu bangsa kita dulu seperti, Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa dan UUD 1945 sebagai instrumen pelaksanaan ketatanegaraan kita.

Kalau kita membaca sejarah bagaimana keadaan bangsa kita sebelum merdeka tentu kita merasa terenyuh. Harga diri kita selalu diinjak-injak oleh penjajah. Hak sebagai warga selalu diabaikan dan tak pernah diperhatikan. Kita menjadi pekerja paksa tanpa upah, keadaan seperti itu sungguh membuat keadaan rakyat tak berdaya. Berkat tekat dan keinginan yang kuat dari perjuangan untuk bebas dan merdeka maka lahirlah indonesia seperti yang kita nikmati saat ini.
Seperti diceritakan diberbagai buku sejarah bahwa para pejuang kita hanya menggunakan senjata sederhana (tombak/bambu runcing) para pejuang berhasil merebut alih kekuasaan dari para penjajah. Berdirinya bangsa ini bukan atas kekuatan bedil atau bom seperti perang modern saat ini. Berdirinya bangsa ini atas dasar kemauan dan optimisme yang tinggi diri para pejuang kala itu.

Dengan berbekal semangat dan keinginan yang kuat untuk merdeka para pejuang berhasil keluar dari ketertindasan menuju kedaulatan dan kemerdekaan. Keberhasilan para pejuang saat itu bukan terletak pada ketersediaan SDM yang mempuni namun lantaran kemauan “optimisme” yang tinggi. Keberhasilan penggagas bangsa dalam menanamkan rasa optimis membuahkan hasil yang luarbiasa (bangsa yang berdaulat dan merdeka) seperti yang kita nikmati sekarang.

Keberhasilan para pejuang dalam merebut kemerdekaan dalam keadaan keterbatasan saat itu setidaknya dapat menginspirasi kita untuk senantiasa optimis dalam menata bangsa kerah yang lebih baik. Kalau tidak kita dan para pelajar yang merawat dan memelihara kemerdekaan ini siapa lagi. Jangan sekali-kali ita memandang remeh dalam usaha mengisi kemerdekaan ini, tantangan dan ujian akan selalu ada, tantangan terberat saat ini adalah melawan kemalasan, korupsi dan berbagai carut-marut di negeri ini

Di era kemerdekaan dan modern saat ini, kita tak perlu memikul senjata atau membawa tombak, seperti dilakukan oleh para pejuang bangsa dalam mengawal kemerdekaan tempo dulu. Tugas kita adalah merawat dan memelihara kemerdekaan ini dengan satu ketulasan. Tugas kita mensolidkan satu kesatuan bangsa dari Sabang-Meroeke. Jangan biarkan bangsa ini diobok-obok oleh oknom atau kelompok tertentu. Kita harus satu kata “jalankan pemerintah dengan prinsip prikemanusiaan dan berkeadila, kuatkan satu kesatuan, jalankan konstitusi sesuai dengan perundang-undangan yang ada.

Sikap nasionalisme merupakan sebuah keharusan bagi pelajar. Seperti yang diutarakan sebelumnya bahwa pelajar merupakan bagian dari NKRI, maka pelajar harus memiliki sikap nasionalisme, Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, taat pada ketentuan hukum dan UU 1945.

Maraknya radikalisme akhir-akhir ini lantaran ketidak mampuan kita “guru/siswa” dalam mengimplementasikan poin penting yaitu nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Siswa harus bangkit dari keterpurukan, belajar yang rajin, dan berpengang teguh-lah pada NKRI, jadilah panglima dalam mengawal tegaknya nilai Pancasila.

Kita mesti yakin bahwa bangsa ini akan bisa keluar dari keterpurukan bila kita benar-benar memiliki tekat dan kesatuan aksi yaitu memajukan indonesia. Bagaimana cara melakukan stimulus tersebut, untuk itu kita mesti paham sejarah. Sejarah telah mengajarkan pada kita bagaimana bangsa ini dibagun dan dikelola. Maka dari sejarah tersebut kita bisa melakukan sebuah refleksi dan langkah strategis dalam mewujudkan indonesia yang unggul.

Semua elemen bangsa harus bersatu dalam kasatuan aksi yaitu mewujudkan Indonsia yang bermartabat  dan berkeadilan. Oleh sebab itu para pakar seperti : ketatanegaraan, hukum, penegak hukum, aliansi masyarakat (LSM) harus bersatu untuk mengawal dan mewujudkan bangsa ini lebih maju. Sikap buruk yang selama ini terjadi harus diubah, kita harus hijroh dan berpikir jangka panjang.

Oleh sebab itu para pemimpin di negeri ini harus memberikan teladan yang baik bagi generasi bangsa (anak cucu kita kelak). Kalau kita tetap kisruh malah hukum, korupsi, politik kapan indonesia akan maju.

SALAM INDONESIA

Baca Selengkapnya di sini..

Kamis, 23 Juni 2011

POTRET KE-TIDAK-ADIL-AN

Dari sosok dan penampilannya pemuda tampan itu terlihat pendiam. Awalnya tak banyak kenal. Namun bagi kalangan Demokrat pasca kemenangan Anas Urbaningrum “menjadi ketua Umum PD (Partai Demokrat) pemuda ditunjuk menjadi bagian strategis di PD. Pemuda itu diangkat menjadi bendahara umum di partai bentukan Susilo Bambang Yudoyono. Sejak diangkat sebagai bendahara umum pemuda itu menjadi perbincangan dan perhatian se-kolega-nya di intern partai. Pemuda itu Nazarudin.


Terkuaknya bisnis gelap di kementrian pemuda dan olah raga melebar pada Nazar bendahara umum Demokrat. Berawal dari kasus ini Nazar menjadi terkenal seluruh awak media menyorotnya. Nazar sempat nampang di depan publik dan memberikan keterangan terhadap kasus yang ditimpakan padanya. Diapun mengelak segala tuduhan yang mengarah padanya. Namun tidak selang beberapa lama Nazar kabur, konon berobat ke Singapura.

Kepergian Nazar ke Singapura berselang sehari sebelum pencekalan yang dikeluarkan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Kepergian Nazar ke Singapura tak urung menjadi perbincangan dan sepikulasi oleh pengamat di media. Nazar dipandang sebagai pengecut lari dari tanggungjawab. Dilain pihak beberapa kalangan menuntut KPK dan SBY selaku penasehat umum Demokrat menjemput Nazar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Namun hingga detik ini upaya memulangkan Nazar urung dilakukan. Para petinggi Demokrat beralibi tidak bisa memulangkan Nazar karena bukan kewenangannya. Tim yang dikirim oleh Demokrat Sendiri pun menolak memberikan keterangan terkait kepastian kepulangan bendahara umum Demokrat tersebut. Sementara Anas Urbaningrum terus tak mau memberikan komentar terhadap keberadaan bendahara umum PD tersebut.

Seluruh publik tahu dibentuknya PD merupakan langkah untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih dari praktik kotor “korupsi”, kenyataan itu kini berbalik. Publik tentu bertanya kometment awal para petinggi Demokrat dalam pemberantasan korupsi. Bagaimana tidak kini orang nomor tiga di partai bentukan Presiden itu ternyata tersandung masalah hukum “korupsi”. Hem alibi apa lagi yang akan kita dengar dari para politik busuk di negeri ini. Nazar sakit sekarang sedang pergi berobat ke Singapura “pepesan kosong”.

Apa sih kecanggihan Negeri singa tersebut. Sehingga para pencuri uang rakyat selalu pergi ke Singapura alasan-ya pun sangat klasik berobat. Apakah di negara sendiri tak ada dokter yang bisa menyembuhkan penyakit. Atau memang Singapura jadi obat sekaligus pelipur lara para koruptor dari Indonesia. Kayak alasan ini sangat masuk akal, mengingat sudah banyak orang Indonesia terlibat hukum kemudian lari ke singapura dengan alasan berobat.

Di negeri ini tak ada yang betul-betul komet terhadap pemberantasan korupsi, semua partai sama saja. Sama busuknya. Lihat saja Nunun Nurbaiti yang sampai saat ini mangkir dari panggilan KPK bahkan resmi menjadi buron Inpterpol, kita tahu Nunun itu istri Anang Darodjatun merupakan orang PKS. Konon PKS merupakan partai dengan misi islam, ternyata hanya pepesan kosong.

PDI-P yang dari dulu menjadi opo-sisi pemerintah, sama saja. Kini banyak banyak kader PDI-P yang duduk di kursi pesakitan di pengadilan TIPIKOR. Ya walau para petinggi partai selalu mengelak atas pelanggaran kadernya, hal itu menunjukkan lemahnya partai dalam melakukan strilisasi dari transsaksi kotor “korupsi”. Para petinggi partai selalu mengatakan penyimpangan yang dilakukan kadernya tidak berhubungan dengan partai, itu kan cuma alasan yang dibuat-buat. Rakyat tahu kok semua partai dan para tokoh politik di negri ini samua sama “mata duitan”, wajar bila ada kekuasaan hanya bagi-bagi kue proyek. Lihat mentri kelautan yang kini kasusnya juga jadi sorotan publik.

Kembali pada partai penguasa saat ini “demokrat” ternyata di balik sosok Nazar masih ada bidadari yang juga ikut bermain dalam akrobat proyek gelap Istri al-marhum Aji Marsaid Aggelina Sondak, Andi Nurpati juru bicara demokrat tersangkut kasus pemalsuan surat keputasan MK. Selain itu siapa lagi ya?

Rakyat benar-benar dibuat pusing oleh kalangan elit politik di negeri ini. Dan mereka menikmati menjadikan sebagai sensasi narsisme di TV. Kemunculan wajah mereka di TV seakan menambah kerunyaman negeri ini. Kapan ada perhelatan pertobatan politik di negeri ini. Kayaknya harapan rakyat untuk memiliki pemimpin yang bersih adil dan benar-benar memihak kepentingan rakyat bagai punggung merindukan rembulan.

Jujur kita bosan dengan wajah dan pemberitaan media yang setiap hari berkutat dengan masalah penyimpangan hukum “korupsi” oleh pejabat negara. Seandainya saya punya sihir tentu para korup itu saya sihir biar tidak lagi mencuri uang rakyat.

Sihir mungkin akan menjadi solusi yang bijak di tengah kondisi penegakan hukum yang carut-marut seperti sekarang ini. Para pencuri uang rakyat tak pernah diganjar setimpal. Mereka “pencuri duit rakyat” dengan berduit-nya masih bisa hidup enak dan bebas seperti orang tak berdosa, kalau pun kena sangsi “dihukum” Cuma beberapa bulan habis sebelum fonis dijatuhkan.

Bila fonis yang dikenakan tak ada efek jera, para pelanggar hukum tak akan pernah jera. Jadinya hukum menjadi sebuah persinggahan sementara, setelah itu mereka bebas melang-lang buana dengan segala limpahan materi. Kasus Bank Centuri sampai saat ini belum ketemu ujungn-pangkalya, rakyat pun dibuat bigung dengan derama pansus. Siapa yang salah dan bertanggungjawab atas dosa tersebut tak ada kejelasan, yang ada hanya karancuan.

Kita tentu ingat kasus pengungkapan korupsi oleh Hamka Yandu mantan politis PDI-P, kenyataannya Dia tetap dihukum lebih berat dari orang-orang lain yang terlibat. Padahal sebagian dari mereka sulit dimintai keterangan, anehnya hukuman lebih ringan dari orang yang disebut wish blower.

Potret politik di negara kita benar-benar berada dititik nadir. Kongkalikong antar aparat dan kelembagaan menjadi tradisi yang berantai dan sulit diberantas. Politik saling sandera masih terjadi antara lembaga negara. Kita masih ingat perang Cicak dan Buaya. Kita juga masih ingat bagaimana kajaksaan saling tarik menarik lahan kekuasan. Kali ini KPU menjadi sorotan setelah ketua MK Mahfud MD mengurai beberapa kecurangan “pemalsuan surat ketetapan dari MK”. MK sebagai lembaga negara yang independen seperti tak luput dari derama politik.

Apa yang tak bisa dijadikan bahan politik di negeri ini, semua pasti bisa. Lihat saja dampak dari ketidak beresan aparat, seorang pengungkap kecurangan UN Ibu Siami terusir dari kampungnya. Hem akan jadi apa negeri ini. Yang benar justru dipermasalahkan dan disalahkan dan yang salah mendapat pembelaan mati-matian.
Baca Selengkapnya di sini..

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN AGROENERGI : Optimalisasi Usaha Pertanian Dengan Teknologi Tepat Guna (Bagian II)

“Saya mengharapkan pelatihan semacam ini (kewirausahaan) bisa ditindaklanjuti secara reil” ungkap Prof. Dr. Imam Suprayogo di sela-sela sambutannya.

Suasana pagi nampak cerah. Udara dingin. Matahari di ufuk timur perlahan merangkak menyertai kehidupan di jagat raya. Keadaan cuaca yang dingin menjadikan para santri engan keluar dari kamar-nya masing-masing, padahal hari itu tanggal 19/06/2011 santri akan melanjutkan pelatihan kewirausahaan yang sebelumnya dilaksanakan di kompleks pesantren Al-Hijroh, tepat di Masjid Al-Hijroh.


Cuaca Kota Malang beberapa minggu belakang ini memang sangat dingin, mungkin ini merupakan dampak peralihan musim dari penghujan menuju kemarau. Kalau diamati setahun belakang ini kita sulit membedakan musim kemarau atau penghujan, karena hampir sepanjang paruh tahun 2010-2011 ini diliputi musim penghujan. Artinya sepanjang tahun lebih indonesia mengalami pergeseran musim yaitu penghujan.

Kondisi musim yang tak menentu ini menurut beberapa pengamat dan survi dari WALHI (Wahana Lingkungan Hidup) merupakan akibat dari penebangan hutan yang tak terkontrol. Buruknya cuaca berakibat pada beberapa produk pertanian rakyat, diantaranya petani Tembakau merugi, pertanian cabei gagal, kemudian bedampak pada peningkatan harga dan beberapa komoditi lain. Namun dalam hal saya tidak akan membahas malah ekosistem dan cuaca yang saat ini mengalami pergeseran “global warming”.

Dalam hal ini saya akan membahas pelatihan yang dilaksanakan di kediaman Prof. Dr Imam Suprayogo Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Sesuai rekomendasi pada pelatihan hari sebelum bahwa peserta diharap tiba di tempat 08.30, karena acara akan dilaksanakan sekitar pukul 09.00.

Pukul 08.30 para santri masih belum juga berangkat, sebagian masih baru mandi. Kendaraan yang akan membawa rombongan pun baru dicarikan. Memang mencari kendaraan “angkot” mudah namun dari gejala yang ada memperlihatkan ketidak siapan dan kurang serius. Pukul 08.45 anak-anak yang akan ikut pada berkumpul. Ada sekitar + 18 orang anak, sementara yang lain naik sepeda motor.  dari sekian yang berkumpul hanya dua orang yang membawa tas “artinya sebagian yang ikut pelatihan tak membawa “tas” cata-tan.

Sekitar pukul 09.15 rombangan sampai di kediaman Prof. Dr Imam Suprayogo. Angkot langsung memasuki pekarangan. Nampak beberapa mobil mewah mangkir di samping rumah pak Imam Suprayogo. Dari dalam angkot terlihat Pak Imam Suprayogo tengah ngobrol dengan Pak Puguh. Setelah melihat kedatangan rombongan santri Al-Hijroh turun dari angkot Pak Imam Suprayogo langsung menyapa dengan hangat “lo kok Cuma sedikit, katanya 30-an anak yang lain mana” tanya Pak Imam pada Santri yang sedang bersalaman. Para santri pun menjelaskan bahwa yang lain menyusul dengan kendaraan pribadi.

Selesai bersalaman pak Imam melanjutkan obrolan dengan Pak puguh. Sedikit pak Imam menceritakan kebiasaannya yaitu menulis setiap pagi usai solat subuh. Dia pun menyinggung kebiasaan santrinya yang tidur diwaktu pagi. “saya tadi lihat santri saya di bawah masih tidur” pak Imam Suprayogo menunjuk salah satu ruang bawah di belakang Masjid Al-hasan di kompleks kediamannya.

Pak imam terlihat antusias bercerita dan mendengarkan pemaparan dari kegunaan kotoran sapi “clottong”, sesekali dia mengangguk. Kemudian menanggapi paparan dari pak Puguh. Perbincangan pak dengan beberapa santri juga Pak Puguh berlangsung lama sekitar + satu jam. Pada saat pak Puguh menerangkan beberapa alat “alat penggilingan tahu” pak Imam Suprayogo langsung menayakan harganya dan bermaksud membelikan Santri di Al-Hijroh.

“mesin dan alat-alat ini kalau beli kira-kira harga berapa” tanya Pak Imam Suprayogo pada pak Puguh
“sekitar 10-12 juta, sudah lengkap” Jawab pak Puguh

“kan enak kalau santri di Al-hijroh dibelikan alat ini, kemudian membuat tahu menjual tahu sendiri. Jadi nanti ngak usah minta pada orang tua. Ngak apa-apa bawa sepeda ontel. Saya dulu pun berusaha bahkan saya mulai usaha semenjak semester II. Semester dua saya sudah bisa menghidupi sendiri” papar pak Imam Suprayogo pada santri yang berderat di samping dan belakangnya. Perbincangan itu sangat menarik untuk disimak, selingan dari pengalaman pak Imam Suprayogo menjadi magnet penyemangat hidup.

SESI PELATIHAN
Sekitar pukul + 10.51 Pak Puguh Iryanto membuka acara pelatihan kewirausahaan di Aula belakang Mesjid Al-Hasan tepatnya di kediaman Prof. Dr. Imam Suprayogo (Imam Suprayogo). Pelatihan ini dikemas dengan sederhana namun tak mengurangi esensi dan tUjuan pelatihan tersebut. Kadin jawa Timur merupakan sponsor tunggal dari acara pelatihan kewirausahaan ini. Turut hadir pada acara antara lain Puguh Iryanto (penggagas pelatihan), Budhi Wibowo Dosen Ciputra sekaligus sebagai pengampu strategi pemasaran, Imam Suprayogo Rektor Uin Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pada kesempatan itu Prof. Dr. Imam Suprayogo diminta untuk memberikan sambutan. Anak kedelapan dari enam belas bersaudara ini pun membagi pengalaman hidupnya pada semua peserta yang hadir saat itu. Imam Suprayogo mengawali sambutannya dengan menyampaikan sebuah harapan “Saya mengharap pelatihan semacam ini (kewirausahaan) bisa ditindak lanjuti secara reil” ungkap pada peserta yang hadir saat itu.

Kemudian pak Imam mencontohkan dirinya yang mandiri semenjak kuliah. “Semester II saya sudah bisa menghidupi diri sendiri” terang pak Imam. Menurutnya orang menysu itu hanya diperkenankan selama dua tahun. Kalau sudah usia dua puluh tahun itu haram meminta kepada orang tua. Pak Imam memberikan satu contoh hidup orang yang masih tergantung sama orang tua ibarat menyusu layaknya seorang balita.

Walau pak Imam Suprayogo kuliah sambil usaha saat itu tidak menurunkan prestasinya dalam belajar Ia tetap sering menjadi juara I, kal pun turun juara II dan pernah juara tiga sekali seumur hidup. Artinya pak Imam sering menjuari kelas pada urut pertama. Di sela-sela sambutanya pak Imam kembali menceritakan kebiasaannya penulis setiap pagi. Setiap pagi pak imam sering mengaplud tulisannya di wabset pribainya dan di FB, menurutnya ribuan orang membaca tulisan dan hal itu merupakan jalan dakwa yang ia tekuni di era modern saat ini.

Ia pun berbagi pengalaman selama menjadi pembarektor di UNMUH (Universitas Muhammadia Malang) sampai menjadi rektor UIN selama tiga Priode. Dari cerita yang disampaikan kita bisa belajar bagaimana menjalani kehidupan ini. Nilai sepritual dan kekonsistenan sangat menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin. Perjuangan pak Imam Suprayogo dalam membangun dan menjadikan UIN seperti sekarang merupakan sebuah contoh kongkrit dari kecerdasan dan kegigihan-nya dalam memimpin satu lembaga.

Selesai memberikan sambutan pak Imam Suprayogo tetap di dalam ruangan Ia pun mengikuti dengan cermat pemaparan konsep pemasaran yang disajikan oleh Bapak Budhi Bowo.

Baca Selengkapnya di sini..

Rabu, 22 Juni 2011

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN AGROENERGI : Optimalisasi Usaha Pertanian Dengan Teknologi Tepat Guna (Bagian I)

Pelatihan kewirausahaan pada hari pertama 18/06/2011 dilaksanakan di Masjid Al-hijroh. Sebelum peserta mendapat sajian materi, beberapa demonstarasi terlebih dulu diberikan. Bila pada pelatihan-pelatihan lain peserta terlebih dulu diberi materi, namun pada pelatihan kali ini terkesan berbeda dan sangat bermasyarakat.

Tiga orang instruktur sangat antusias memberikan contoh pelatihan pada peserta. Sementara pak Puguh menerangkan efektitas kerja dan pengelohan atau pemanfaatan kotoran sapi menjadi energi listrik atau pupuk organik. Pada sesi lain peserta berkesempatan melihat dan mencoba proses pembuatan produk tahu nir-limbah.

Pengolahan tahu nir-limbah ini terlihat sangat sederhana. Proses pembuatan tahu yang terbuat dari kedelai ini dimasukkan ke sebuah mesin produk Jepang. Mesin buatan Jepang berukuran mini, kira-kira sedikit lebih kecil dari galon aqua.  Pengoprasian mesin menggunakan tenaga listrik. Mesin pembutan tahu ini  ibarat penggiling padi yang dapat memisahkan beras dengan serbuk padi. Jadi mesin pengling tahu langsung membedakan antara ampas dan sari kedelai itu sendiri.

Karena pembuatan tahu ini termasuk nir-limbah maka tidak ada yang terbuang dari proses penggilingan kedelai tahu ini. Ampas kedelai dapat dijadikan tempe. Sedangkan sisa dari pengendapan sari kedelai dapat dimanfaatkan sebagai minuman. Jika pada pembuatan tahu kelasik menggunakan asam cuka sebagai pengendap, maka pembuatan tahu nir-limabh ini menggunakan pengendap Magnisium. Pengendapan sari kedelai menjadi tahu dilakukan dengan cara dipanaskan lewat kompor gas. Ada pun proses waktu yang dibutuhkan berkisar kurang lebih satu jam tergantung dari ukuran  pembuatan.

Peserta yang hadir secara leluasa dapat mengikuti setiap instrumen dari pembuatan tahu. Setelah selesai membuat tahu, tahu pun dimakan secara bersama-sama. Sedang sisa dari pengendapan dibuat minum, rasa memang tidak selezat minuman bermerek seperti terdapat di toko modern saat ini. “agar fitamin-nya tidak mengalami perubahan sebisa langsung dimunum” ungkap pak Puguh disela penjelasannya pada peserta.


Sebenarnya sisa sari kedelai atau pengendapan tahu ini bisa dicampur dengan es batu, gula atau pemanis lainnya. Namun campuran tersebut nantinya akan mengurangi fitamin yang terkandung dam sari kedelai tersebut.

Setelah selesai mengikuti dan mencoba “menikmati” pembuatan tahu nir-limbah peserta digiring menuju Masjid. Pada sesi ini adalah penjelasan yang akan disampaikan oleh beberapa materi, diantaranya Pak Bambang Triono, Hadi susilo dan bagian penegmbangan teknik bapak Braid.

Fokus dari pelatihan sesuai tema yang tercantum pada baleho berukuran 2x6 m ada sebagai berikut : “Pelatihan Kewirausahaan Adroenergi : Optimalisasi Usaha Pertanian Dengan Teknologi Tepat Guna”. Tepat di depan pintu masuk mesjid sebuah baleho berkuran 60 x 20 cm, baleho terdari beberapa gambar yang mengilustarsikan pembuatan atau pemanfaat kotoran sapi sebagai energi dan popuk organik.

Ada pun peserta yang hadir pada pelatihan kewirausahaan ini berkisar 40-50 orang. Peserta terbanyak didominasi oleh santri Al-hijroh. Maklum sesuai isu yang dihembuskan pada santri Al-hijroh akan dibentuk dan dilatih menjadi interprenuer muda muslim yang handal. Gagasan ini pertama kali muncul dari pertemuan Pak Bambamg Triono dengan Prof. Dr. Imam Suprayogo sebagai pemilik dan pembangun pesantren Al-hijroh. Peserta pelatihan datang dari berbagai kalangan (santri dan non santri) dan daerah, seperti Madura (Sumenep, Bangkalan, Pamekasan), Ponorongo, dan kalimantan.

Pak Bambang Triono yang menjadi pemateri pada pelatihan ini memberikan konsep dan cita-cita berkenaan dengan kewirausahaan yang bebasis pesantren. Cita-cita untuk mendirikan pesantren berbasis kewirausahaan “interprenuer” ASIA Tenggara disampaikan sejak awal pertemuan dengan para santri di Al-hijroh.

Setelah para peserta diberikan pemaparan panjang terhadap potensi dan keunggulan yang bisa dikembangkan serta konsep interprenuer ala pesantren dari pak Bambang peserta pun sedikit mengerti dan apresiatif. Takut dikira hanya menang pada tataran konsep dan teori Pak Bambang pun menceritakan beberapa usaha yang dirintis seperti : Ternak ikan lele, kecap, roti serta pakan lele yang dibuatnya murah namun tak kalah secara kualitas.

Pada sesi selanjutnya peserta diberikan bekal mengenai konsep mekanik “semacam pembuatan mesin listrik al-ternatif”.  Menuru Bapak Braid selaku pemateri mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak pontensi listrik yang dapat dikembangkan. Seperti mata hari, air, udara, koran hewan dan beberapa tenaga alternatif lainnya. Pada bagian ini peserta juga diberikan beberapa penemuan alat kincir dan tenaga al-ternatif lainnya.

Pak Hadisosilo menjadi pemateri yang trakhir dia menyampaikan konsep pengelohan kotoran sapi untuk dijadikan energi alternatif. Beberapa percobaan telah dilakukan seperti memasukkan energi kotoran sapi ketabung gas. Hasil dari memasukkan energi kotoran sapi ke tabung gas tidak maksimal hanya bisa dilakukan digunakan kurang lebih selama tiga jam. Namun kegagalan itu tidak menjadikan Ia surut dan akan terus melakukan inovasi terhadap pengolahan tegana alternatif tersebut.

Kelincahan Pak Susilo dalam menyampaikan materi membuat suasana makin hidup. Peserta yang terlihat ngantuk dan sedikit kurang semangat menjadi antusias dan semangatnya kembali bangkit. Penyampaian materi melalui semi melucu tak mengurangi esinsi dari materi yang disampaikan.

Setelah para pemateri usai penyampaian materinya, peserta diberkenankan istirahat sebentar. Sesi istirahat tidak berselang lama sekitar 10 menit, setelah itu peserta kembali berkumpul, pada sesi ini Pak Puguh meminta peserta untuk melakukan sebuah langkah semacam pembentukan formatur pada masing-masing walayah kota/kabupaten. Kemudian masing-masing formator merancang langkah atau usaha apa yang kiranya dapat dikembangkan. Tepat pukul 16.00. cara ditutup.

Keesokan harinya pelatihan dilaksanakan di kediaman Prof Imam Suprayogo.
Baca Selengkapnya di sini..